Liputan6.com, Jakarta - Langit makin pekat, namun Jl. H. Agus Salim atau lebih dikenal sebagai kawasan Sabang, Jakarta Pusat, kian benderang dengan gemerlap lampu di bawah atap-atap sementara warung kaki lima. Berada di belakang jajarannya, di sebuah kedai sederhana, sajian nasi gandul khas Pati, Jawa Tengah, siap jadi salah satu kuliner penggoyang lidah Anda.
Tak seperti kebanyakan rentetan menu yang ditawarkan di tempat makan lain di sepanjang jalan, nama sajian satu ini mungkin membuat dahi Anda berkerut ketika mendengarnya. Apa itu nasi gandul?
Advertisement
Baca Juga
“Nasi gandul itu sebenarnya nasi pakai potongan daging sapi yang disiram kuah gulai,” jelas salah satu karyawan Nasi Gandul Khas Pati, Ahmad Arwani, ketika ditemui Liputan6.com di kedai tempatnya bekerja, Sabtu, 9 Maret 2019.
Ia menyebutkan, awalnya kedai nasi gandul ini merupakan warung penjual Soto Kudus. Ekspansi bisnis dari sang empunya membuat akhirnya salah satu menu andalan, yakni nasi gandul, tampil sebagai identitas lain. Sementara, warung soto berpindah ke tempat berjarak beberapa kios dari kedai yang dimaksud.
“Bos itu tetanga saya di kampung, awalnya karyawan salah satu warung soto di daerah Pondok Gede. Sampai akhirnya inisiatif buka bisnis sendiri. Di sini ini dan sekarang sudah berjalan 15 tahun,” cerita lelaki asal Pati, Jawa Tengah, tersebut.
Sementara kedai nasi gandul di Jakarta diurus tiga karyawan, termasuk Ahmad, dengan diawasi sang ponakan yang juga bertanggung jawab atas warung soto, pemiliknya merintis usaha makanan di Semarang, Jawa Tengah.
Nikmatnya Perpaduan Rasa Manis dan Gurih di Seporsi Nasi Gandul
Tak langsung diawasi pemilik, Ahmad mengklaim, rasa nasi gandul di kedai ini masih sama seperti pertama kali berjualan belasan tahun silam. Ketiga karyawan yang langsung terlibat dalam proses masak dikatakan sudah tahu benar rasa dan bagaimana mempersiapkan sajian khas tersebut.
Ia mengatakan, memang ada penyesuaian rasa dengan lidah orang Jakarta. “Pertama, banyak orang yang bilang rasanya terlalu asin. Padahal kalau khas Pati biasanya memang begitu. Jadi, yang punya (kedai) meracik rasa baru supaya lebih pas sama lidah orang Jakarta,” katanya.
Demi menambah cita rasa, Ahmad mengatakan, kuah nasi gandul yang disajikan di sini diberi gula merah. Jadi, tidak hanya gurih khas gulai, tapi juga punya tendangan rasa manis untuk menambah sensasi lain di mulut.
Tambahan bawang putih goreng pun tak semata memberi aroma, tapi juga cita rasa khas. Daging sapi dengan potongan siap santap dan tidak alot jadi nilai plus di penyajian seporsi nasi gandul.
Jika ingin, Anda juga bisa menyantapnya dengan sejumlah lauk tambahan seperti satai ati ampela, satai telur puyuh, tempe, perkedel, dan paruh. Ada pula kerupuk untuk melengkapi sensasi menyantap nasi gandul.
Selain nasi gandul, Soto Kudus juga jadi menu favorit lain untuk dinikmati di sini. Bukan suiran ayam kampung, Anda akan mendapati potongan daging sapi berpadu kuah soto nan gurih saat memesan menu satu ini.
Sebegitu menggoda, wajar saja kalau setiap harinya, kedai Nasi Gandul Khas Pati sanggup menyajikan ratusan porsi. “Paling ramai pasti Senin sampai Kamis. Karena orang yang makan di sini kebanyakan pekerja,” ujar Ahmad.
“Pelangganan kan pasti cari makanan yang enak, pelayanan baik, dan tempat yang bersih. Kami berusaha melakukan itu di sini,” tambahnya.
Buka setiap hari pukul 9.00-20.30 WIB, jangan sampai Anda melewatkan kesempatan mencoba seporsi nasi gandul ketika berada di kawasan Sabang, Jakarta Pusat.
Kelezatan kuliner khas Pati, Jawa Tengah, ini bisa dinikmati dengan harga relatif terjangkau, yakni hanya Rp 17 ribu per porsi. Tertarik mampir?
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement