Berkraf Sambut Baik Hadirnya Pusat Akselerator Makanan Accelerice

Keberadaan Accelerice siap untuk mendorong food startup di Indonesia.

oleh Komarudin diperbarui 25 Mar 2019, 22:15 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 22:15 WIB
Triawan Munaf
Triawan Munaf saat membuka Accelerice di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dengan populasi 278 juta jiwa memiliki pangsa pasar kuliner terbesar di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga punya lebih 50 ribu bumbu dan rempah, di mana beberapa hidangan Indonesia diakui sebagai hidangan terbaik di dunia seperti rendang dan nasi goreng.

Badan Ekonomi Kreatif (Berkraf) menyatakan bahwa sektor kuliner memberikan kontribusi yang signifikan dengan menyumbangkan 30 persen dari total pendapatan dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Oleh karena itu, sektor industri kuliner memiliki peluang besar untuk investasi dan inovasi.

"Kami menyambut baik kehadiran Accelerice yang menciptakan substusi-substitusi produk yang bisa berkembang di Indonesia," kata Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Berkraf) di Gedung Ariobimo Sentral, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (25/3 2019).

Accelerice merupakan akselerator makanan (food accelerator) yang berbasis di Indonesia yang secara resmi meluncurkan (pusat pengetahuan dan inovasi makanan (food innovation and knowledge hub). Kehadiran Accelerice diharapkan dapat menginspirasi dan mendorong food startup, serta membangun dukungan yang kuat terhadap industri kuliner melalui fasilitas lengkap miliknya.

Accelerice food innovation and knowledge hub mencakup gedung empat lantai yang dilengkapi dengan fasilitas seperti dapur, fasilitas research and development, kafe untuk uji coba produk, area berkumpul, co-working space, space event. Accelerice juga menyediakan Toko Sebelah yang diperuntukan bagi food startup menjual produk-produk mereka.

"Kami mendukung pertumbuhan UMKM, khususnya food startup dengan menyediakan sarana dan edukasi bagi mereka agar dapat berkembang. Visi kami menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat inovasi dan teknologi pangan dengan menekankan bahwa produk yang dihasilkan harus dapat terjangkau, mudah didapat, dan bernutrisi," kata Chief Empowerment Officer (CEO) Accelerice Charlotte Kowara.

Sementara itu, Deputi Permodalan Berkraf Fajar Hutomo mengungkapkan hal yang perlu ditekankan adalah membuat standard. Mulai dari standard higien pengolahan bahan pakangan, keamanan makanannya.

"Jadi, kalau bicara safety itu bicara tentang standar global, bukan standard Indonesia. Apalagi, ketika bicara soal makanan," kata Fajar.

Fajar menambahkan keberadaan Accelerice sangat penting karena peluang kuliner Indonesia sangat besar ke depannya. Saat ini, masih banyak UKM di Indonesia yang butuh pendampingan, konsultasi, untuk mengakselerasi bisnisnya.

"Jadi, keberadaan Accelerice sangat dibutuhkan. Buat kami dari pemerintah, peran dari swasta sangat penting, terutama peran inklusif dari bisnis mereka," tegas Fajar.

Saksikan video pilihan di bawah:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya