Liputan6.com, Jakarta - Kompetisi EF 360 tahun ini memasuki puncak. Setelah melewati babak seleksi dan serangkaian workshop yang digelar pada 9--11 Oktober 2019, kompetisi itu berhasil dimenangkan tim dari SMA Negeri 4 Bogor. Dalam babak presentasi, mereka memeragakan rancangan bisnis untuk menjawab tantangan pemerataan kemampuan berbahasa Inggris dengan menghadirkan 3 in 1 board game.
Kreasi mereka dinilai lebih menonjol lantaran board game tersebut memasukkan unsur budaya lokal di dalamnya. Tokoh pewayangan terkenal Gatot Kaca kebagian tampil di kartu permainan yang dibuat.
Advertisement
Baca Juga
"Tim dari SMAN 4 Bogor berhasil meraih kemenangan gemilang dengan ide yang kreatif dan presentasi produk berupa board game dengan unsur muatan lokal yang berhasil memukau perhatian dewan juri," jelas Elisabeth Maria, Regional Director EF English Center for Kids & Teens, dalam rilis kepada Liputan6.com, Selasa, 15 Oktober 2019.
Selain kreatif, board game itu dinilai berhasil memenuhi lima poin utama penilaian dari juri, yakni actionable, sustainable, measurable impact, feasibility, innovative, dan scalable. Tim yang beranggotakan tiga siswa dan seorang guru pendamping itu berhak jalan-jalan ke Shanghai, selain beasiswa dan paket kursus Bahasa Inggris.
"Inisialnya enggak akan eksekusi, hanya kompetisi untuk mengasah jiwa entrepreneurship. Tapi, sekarang enggak menutup kemungkinan. Board game bukan sesuatu yang mahal," ujar Erditya Arfah, Marketing Director EF English Centers for Kids & Teens saat ditemui pekan lalu.
Â
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
English Camp hingga Komik
SMA Negeri 4 mengalahkan ide bisnis dari empat finalis lainnya, yaitu SMK Wisudha Karya Kudus, SMAN 4 Denpasar, SMAN 34 Jakarta serta SMAN 1 Sidoarjo. Namun, ide lain yang dimunculkan tak kalah menarik lantaran mereka mengalahkan sekitar 100 proposal yang masuk.
Misalnya, SMK Wisudha Karya Kudus yang menampilkan inovasi berupa komik untuk belajar bahasa Inggris dalam presentasi pada sesi grand final. Sementara, SMAN 34 Jakarta mengusukan pembuatan aplikasi inovatif untuk mempelajari Bahasa Inggris.
Presentasi diakhiri oleh SMAN 4 Denpasar, yang mempersembahkan sebuah konsep bisnis untuk melatih bahasa Inggris siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata. Dalam diskusi, mereka berencana membuka kafe dengan konsep food truck agar bisa menjangkau beragam tempat.
"Lebih dari 100an yang mendaftar. Banyak peserta datang enggak dari kota besar. Jadi, justru enggak nyangka dengan antusiasmenya," ujar Erditya.
Advertisement