Liputan6.com, Jakarta - Nabi Nuh dan perahunya menjadi kisah yang tidak asing di telinga umat Muslim. Cerita melegenda tersebut menginspirasi KH Abdurrahman Massud untuk membangun sebuah masjid berbentuk perahu yang tersembunyi dari padatnya Ibu Kota.
Masjid yang diberi nama Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman ini terletak di antara gedung-gedung tinggi Jalan Casablanca, Jakarta Selatan. Lokasinya yang terletak di dalam lorong kecil membuat pelancong hanya bisa jalan kaki atau mengendarai sepeda motor.
Advertisement
Baca Juga
Ada dua jalan untuk menuju hidden gems ini, Anda bisa berhenti di depan gapura masjid yang terletak di Jalan Casablanca kemudian berjalan sekitar 100 meter. Jika ingin mengendarai motor, Anda bisa masuk melalui Jalan Menteng Pulo Atas, kemudian menyusuri gang-gang kecil.
Anda jangan khawatir, meskipun terletak di lokasi yang tertutup megahnya gedung, masjid tersebut memiliki area parkir yang luas. Kebanyakan yang datang adalah para pekerja kantoran yang berada di sekitar masjid.
Perahu yang menjadi ciri khas tersebut dibangun bersamaan dengan berdirinya masjid, yaitu pada 1963. Bentuk perahu merupakan ide KH Abdurrahman Massud yang terinspirasi dari kisah Nabi Nuh, yaitu cerita tentang selamatnya umat nabi saat banjir dengan menumpang perahu buatan Nabi Nuh itu.
Saat memasuki area masjid, angin sejuk akan menyambut Anda. Meskipun terletak di antara gedung megah, pohon rindang yang berada di sekitar masjid menjadi penghalang masuknya cahaya matahari. Jadi, meskipun cuaca sedang panas, Anda akan tetap merasa adem berada di lingkungan masjid.
Perahu yang menjadi ikon dari masjid ini digunakan sebagai tempat berwudu dan ada kamar mandi pula. Selain itu, di bagian atas perahu biasa dipakai untuk rapat para pengurus.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Alquran Raksasa dan Emas di Atap
Â
Jika biasanya orang salat di atas sajadah kain, masjid ini semakin menarik dengan adanya alas salat untuk imam yang terbuat dari batu. Pada bagian mimbar dan dekat pintu masuk pun dihiasi oleh batu. Menurut Mulyono, penjaga masjid tersebut, batu tersebut berjenis akik.
Ada yang lebih menarik lagi dari masjid perahu ini, yaitu terpampangnya Alquran berukuran 2x1 meter di teras belakang masjid. Alquran raksasa yang ditulis oleh H Amir Hamzah pun dikelilingi oleh akik yang berwarna-warni.
Dengan ukurannya yang besar, Alquran hanya berfungsi sebagai pajangan saja. Jika ada wisatawan yang berkunjung dan ingin melihatnya penjaga akan membuka Alquran tersebut. Meskipun tidak terlalu jelas waktu pembuatannya, Mulyono mengatakan Alquran tersebut ditulis tidak lama setelah dibangunnya masjid perahu ini.
Memasuki ruangan utama masjid di mana terdapat mimbar, Anda akan melihat tiang kayu besar sejumlah empat buah yang dihiasi oleh ukiran ayat-ayat Alquran. Salah satu dari tiang tersebut merupakan sumbangan dari Menteri Agama Indonesia yang pertama, yaitu Abdul Wahid Hasyim.
Masjid ini pun menyimpan emas sebesar satu kilogram yang terletak di atap masjid berbentuk kerucut tersebut. Sebagai barang berharga, emas tersebut ungkap Yono, panggilan Mulyono, dipercaya dapat memberikan kemakmuran bagi warga sekitar masjid.
Selain sebagai tempat untuk beribadah, masjid ini pun menjalankan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengembangan pengetahuan agama Islam, mulai dari TPA, pengajian, dan zikir bersama. (Tri Ayu Lutfiani)
Advertisement