Intip Penghasilan Bisnis Jual Beli Tas Bekas Bermerek

Pasar tas branded seken saat ini sangat besar di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2020, 03:56 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 01:08 WIB
Tas Mewah
Tas-tas mewah di butik Zeta Bags. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Tas adalah salah satu kebutuhan kaum hawa untuk menunjang penampilan. Tapi siapa sangka tas bermerek alias branded bekas harganya bisa terus meningkat bahkan mengalahkan logam mulia, deposito, saham hingga reksa dana.

Berikut cerita Nita, seorang penjual tas branded di Jakarta. Berawal dari iseng memesan tas branded dari Amerika Serikat (AS) dari sang paman, kini Nita sudah memiliki usaha menjual tas branded sendiri.

"Awal mula itu 2010, saya iseng titip tas ke om saya yang tinggal di luar negeri. Dia bilang kalau saya beli satu ongkos kirimnya sama aja, akhirnya saya ajak teman-teman saya terkumpul lah 6 orang dan 7 dengan saya," kata Nita kepada Liputan6.com belum lama ini.

Dia menceritakan setelah itu, teman-temannya mulai percaya dan selalu menggunakan jasa titip kepada Nita. Karena itu, tekad Nita untuk serius semakin bulat, akhirnya dia mulai membuat akun facebook untuk usaha tas branded ini dan mulai bergabung dengan komunitas pecinta tas branded. Menurut Nita, pasar tas branded seken saat ini sangat besar di Indonesia.

"Makin lama makin banyak yang pesan, akhirnya saya trip aja ke pabrik tas Eropa, sekalian beli untuk dijual lagi di sini. Saya juga sudah mulai merambah ke tas-tas branded second (bekas) untuk dijual lagi," ujar dia.

Menurut Nita, tas branded bekas banyak diminati kalangan wanita di Indonesia. Dia menceritakan, tas yang biasanya diburu kaum hawa ini yang memiliki model classic dengan merk Channel, Hermes dan Luis Vuitton.

"Tas Channel klasik ini saya beli 2011 harganya nggak sampai Rp40 juta, tapi sekarang pasarannya sudah Rp50 jutaan. Orang-orang bingung kan tas bekas kok harganya malah naik. Nah ini karena seri medium itu favorit, ada gold nya, kulitnya dari caviar," terangnya.

Nita mengatakan dalam menjual tas ini, sebagai perempuan ia merasa sangat senang. Pasalnya, ia bisa menggunakan tas itu setiap hari dan ketika bosan ia bisa menjual dan tetap mendapatkan untung. "Jadi pas beli saya senang karena bisa pakai untuk menunjang penampilan. Saat dijual juga senang karena dapat untung juga," ujarnya.

Menurut Nita, tas branded ini juga bisa digunakan sebagai alat investasi pengganti logam mulia. Pasalnya setiap tahun secara global harga tas bisa naik 12 persen hingga 14 persen."12 persen itu Channel, kalau Hermes lebih banyak 14 persen. Ini karena mereka nggak pernah kasih diskon, lalu modelnya harus yang klasik baru harganya terus naik," imbuh dia.

Dia menceritakan, tas-tas tersebut memang sulit untuk mendapatkannya. Karena produksi yang terbatas dan dibuat handmade, jadi bukan seperti buatan pabrik tas bandung.

Kalau Anda ingin menjadikan tas ini sebagai alat investasi, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan. Nita menjelaskan, harus rajin tergabung dalam komunitas pecinta tas branded, mulai dari sosial media seperti facebook, instagram dan datang ke bazaar seperti Irresistible Bazaar yang rutin digelar.

20170602-Tas Hermes Termahal, Terjual dengan Harga 5 Miliar-AFP
Model memperlihatkan tas Hermes Birkin Himalayan Crocodile di Christies Hong Kong, 4 Mei 2017. Tas Hermes Himalaya ini memecahkan rekor sebagai tas tangan termahal setelah terjual seharga US$380 ribu (sekitar Rp5 miliar) dalam lelang. (ISAAC LAWRENCE/AFP)

Dengan ikut komunitas maka bisa diketahui bagaimana selera pasar, tas mana saja yang harganya bertahan atau yang makin tinggi. "Intinya aktif untuk cari tahu, jangan sampai tertipu. Rajin aja ikut kayak Irresistible Bazaar ini, bisa lihat koleksi yang lain juga kan," ujarnya.

Kini Nita menjual tas branded mulai dari harga Rp2 juta hingga Rp100 jutaan. Selain ikut bazar, Nita juga menjual tas di rumahnya dan ia aktif tergabung dalam grup, instagram, akun Line Anita Julistika dan Situs Oscas.Co.Id.

"Sebenarnya kalau tas branded ini, ya sistemnya kepercayaan, dari mulut ke mulut aja jadi saya bisa dari rumah jualnya," ujarnya.

Nita menjelaskan, pelanggannya di sejumlah daerah juga tertarik untuk menjadi reseller nya. Hal ini membuat Nita senang karena ia turut membantu pelanggannya untuk mendapatkan income.

"Biasanya teman-teman saya beli baru di saya, kalau mereka bosan dijual lagi ke saya. Saya bilang receiptnya jangan sampai hilang ya, kelengkapan di dalam box nya juga harus lengkap," jelas dia.

Untuk mendapatkan stok tas, dalam setahun Nita bisa pergi 4 kali ke luar negeri. Menurut dia ini termasuk jarang, ada pedagang yang setiap bulan berburu tas di Eropa.

Nita juga membagi tips untuk perawatan tas brandednya. Jika tas berbahan kulit minimal satu minggu sekali harus diangin-anginkan agar tidak lembab. Selain itu, dimasukan silica gel untuk menjaga agar tetap kering. Kemudian supaya ukuran tas tetap baik sebaiknya dimasukkan kertas-kertas yang lembut dan bersih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya