Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak gemar menyantap mi ayam? Comfort food satu ini tentu sudah jadi favorit hampir semua kalangan masyarakat. Kendati penjajanya begitu mudah ditemui, bagi warga Jember, Mie Ayam Talangsari Bu Pon yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan tetap jadi primadona.
Tak hanya nikmat, harga seporsinya terbilang murah, yakni Rp4 ribu. Tak heran jika banyak yang mengantre untuk mencicipi kenikmatan mi ayam legendaris satu ini. Banyak warga Jember yang sudah lama berlangganan mi ayam buatan Bu Pon, termasuk food vlogger asal Surabaya yang kerap disapa Koko Buncit ini.
Advertisement
Baca Juga
Pria kelahiran Jember ini mengaku sudah berlangganan mi ayam tersebut sejak masih duduk di bangku SMP, tepatnya di tahun 2007. "Tahu mi ayam itu dari temanku yang rumahnya daerah sana. Dulu kan zaman sekolah di Jember nggak ada duit, belinya yang Rp2 ribu-an,” ceritanya pada Liputan6.com, Kamis (5/11/2020).
Dalam video yang diunggah ke YouTube, kedai mi ayam yang berlokasi di Jalan Sunan Giri (depan) nomor 33A, Jember ini terlihat ramai pelanggan dan tak jarang banyak yang mengantre. Ia mengatakan, mi ayam milik Bu Ponirah dulu sempat dihargai Rp1 ribu, naik jadi Rp2 ribu, hingga tahun ini bertahan di harga Rp4 ribu.
Menurut pemilik akun Instagram @kokobuncit itu, satu porsi mi ayam Bu Pon sudah setara dengan seporsi mi ayam di Surabaya yang harganya tiga kali lipat. Pelanggan yang kurang puas dengan porsinya juga dapat menambah dua hingga empat ribu rupiah lagi untuk memperbanyak porsi mi.
Pilihan menu mi basah dan mi kering juga dapat disesuaikan dengan keinginan dan selera para pelanggan. Tak hanya berjualan mi, mereka juga menjajakan berbagai jenis satai, seperti satai hati (ayam) dengan harga Rp500--Rp1 ribu. Biasanya satai disediakan dalam jumlah ratusan, tapi sering kali sudah ludes menjelang sore hari.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cita Rasa Tak Berubah
Belasan tahun berlangganan di kedai Mie Ayam Talangsari Bu Pon, food vlogger Surabaya ini mengatakan bahwa cita rasa mi langganannya itu tak berubah. "Nggak pernah (berubah). Dari dulu sampai sekarang rasanya mirip," imbuhnya.
Ia mengaku dapat menghabiskan dua porsi sekaligus saking enak rasanya, plus harga yang murah. Berbeda dengan mi ayam lain, tekstur mie yang ditawarkan lebih tebal, dipadukan dengan ayam suwir di atasnya.
Kedai ini buka setiap hari, mulai pukul 10.30 WIB, dan tutup pukul 22.00 WIB. Pemiliknya mengaku bahwa dagangannya sering sudah terlebih dahulu habis jauh sebelum pukul 10 malam. Saking ramai, setiap harinya mereka dapat menghabiskan 50 kilogram tepung untuk pembuatan mi.
Kedai mi ayam tersebut akan segera membuka cabang lainnya di Jalan Sabtuan, Jember. "Untuk mi ayam harga (Rp)empat ribu, rasanya itu sudah okay banget. Rasa adonan mi, tekstur, dan cita rasa mi ayamnya itu dapet banget. Jadi, menurutku perlu dicoba," ujar pemilik akun YouTube Koko Buncit tersebut. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement