Liputan6.com, Jakarta - Nepal mulai membuka diri untuk pendakian. Ini berarti para calon pendaki Gunung Everest juga bisa berharap untuk mencoba menaklukkan puncak tertinggi di dunia dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, semua kegiatan petualangan dan pendakian di Nepal dihentikan karena pandemi Covid-19. Sekarang aktivitas tersebut telah dibuka kembali untuk pertama kalinya sejak Maret 2020, seperti dilansir dari laman Times of India, Kamis, 12 November 2020.
Advertisement
Baca Juga
Meski Nepal berusaha untuk memulai kembali pendakian gunung, beberapa pembatasan masih diberlakukan sampai sekarang. Untuk saat ini, hanya turis yang datang dengan ambisi mendaki gunung tertinggi yang diizinkan.
Wisatawan harus memiliki visa terlebih dahulu dan juga laporan uji PCR COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 72 jam. Selain itu, wisatawan juga harus sudah memesan hotel yang memenuhi kriteria sebagai tempat karantina tujuh hari.
Jika Anda berencana bepergian ke Nepal untuk mencapai puncak Everest, Anda juga harus ingat bahwa Anda juga memerlukan asuransi senilai 5.000 dolar AS atau sekitar Rp71 juta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Aturan Berlaku Ketat
Pegunungan Nepal, termasuk Gunung Everest terbuka untuk pendakian pada musim gugur, yang berarti dari September hingga November. Pemerintah Nepal telah mulai mengeluarkan izin pendakian untuk Gunung Everest dan gunung lainnya pada Agustus 2020.
Ingatlah bahwa Himalaya tidak terbuka untuk semua pengunjung, tetapi hanya untuk pendaki gunung dan trekker. Itu berarti hanya mereka yang memiliki izin sebelumnya yang bisa mendaki.
Bersama dengan pendaki gunung dan trekker, pembantu, pemandu, kuli angkut, juru masak, atau siapa pun yang menemani mereka, harus mengikuti tes COVID-19. Selain itu, mereka perlu membuktikan bahwa mereka tidak pernah berada di daerah infeksi dalam dua minggu terakhir. Aturan ini harus diikuti dengan ketat untuk petualangan yang sukses.
Advertisement