Liputan6.com, Jakarta - Machu Picchu salah satu destinasi wisata Peru yang paling populer. Benteng Inca Machu Picchu, mahkota situs wisata Peru itu telah meningkatkan batas pengunjung hariannya.
Peningkatan jumlah pengunjung itu sebesar 40 persen atau menjadi 1.116 pengunjung. Hal itu menurut Kementerian Kebudayaan Peru, seperti dilansir dari The Phnom Pen Post, Rabu, 9 Desember 2020.
Advertisement
Baca Juga
Machu Picchu dibuka kembali pada 1 November 2020. Pembukaan ini setelah penguncian hampir delapan bulan karena pandemi virus corona Covid-19.
Namun, untuk alasan keamanan, hanya 675 wisatawan yang diizinkan mengakses situs tersebut per hari. Jumlah tersebut hanya 30 persen dari jumlah pengunjung sebelum pandemi Covid-19.
Setelah tingkat infeksi Covid-19 di Peru mulai menurun, kementerian memutuskan untuk meningkatkan kapasitas pengunjung harian. Sebelum pandemi, antara 2.000 dan 3.000 orang per hari memasuki benteng, dan sebanyak 5.000 orang selama musim ramai.
Pada Maret 2020, pada hari terakhir kunjungan sebelum penutupan, 2.500 orang mengunjungi Machu Picchu. Kementerian mengatakan semua pengunjung harus mematuhi protokol kesehatan dan keselamatan untuk menghindari virus Covid-19, termasuk mengenakan masker.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sempat Ditutup pada 2010
Machu Picchu, yang berarti "gunung tua". Dalam bahasa asli Quechuan, adalah peninggalan paling abadi dari kerajaan Inca yang menguasai sebagian besar Amerika Selatan bagian barat selama 100 tahun sebelum penaklukan Spanyol pada abad ke-16.
Reruntuhan pemukiman Inca, yang ditinggalkan dan ditumbuhi oleh tumbuhan, ditemukan kembali pada 1911 oleh penjelajah AS Hiram Bingham. Pada 1983, UNESCO menyatakan Machu Picchu sebagai Situs Warisan Dunia.
Penutupan panjang destinasi wisata nomor satu di Peru akibat pandemi corona Covid-19 itu telah menghancurkan ekonomi lokal. Hal itu menandai kedua kalinya ditutup sejak dibuka untuk pariwisata pada 1948. Sebelumnya, Machu Picchu ditutup pada 2010 ketika hujan lebat dan berkepanjangan.
Advertisement