Benarkah Tahu dan Tempe Menghilang dari Warteg? Begini Kata Pemiliknya

Sejumlah pemilik warteg menanggapi kenaikan harga tahu dan tempe.

oleh Komarudin diperbarui 08 Jan 2021, 16:36 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2021, 18:03 WIB
Tempe
Ilustrasi tempe. (Wikimiedia/Creative Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Tingginya harga kedelai berimbas kepada kenaikan harga tahu dan tempe. Sejumlah warteg mengungkapkan mereka sementara tak menjual masakan berbahan tahu dan tempe karenanya. Apakah masih demikian?

"Saya kira soal tahu dan tempe hanya dibesar-besarkan saja. Kenaikan harga tahu dan tempe kan baru-baru ini aja, kemarin-kemarin kan biasa aja," ujar Sumarsih, pemilik warteg di kawasan Matraman, Jakarta Timur, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (4/1/2021).

Sumarsih menjelaskan soal hilangnya tahu dan tempe di pasaran terjadi pada 1--3 Januari 2021. Menurut Sumarsih, tanggal tersebut merupakan tanggal orang liburan Tahun Baru.

"Sekarang buktinya, tahu dan tempe sudah ada lagi. Harganya memang naik dari sebelumnya. Saya beli tempe harga per potong Rp5 ribu jadi Rp7 ribu, sementara tahu yang biasanya satu kantong Rp8 ribu jadi Rp10 ribu," kata Sumarsih.

Sumarsih tak mau dipusingkan dengan kenaikan harga tahu dan tempe. Meski harganya mengalami kenaikan, ia akan tetap membeli tahu dan tempe.

"Tahu dan tempe itu harus tetap ada di warung makan saya. Sekalipun mengalami kenaikan, saya akan tetap beli. Orang juga suka dengan tahu dan tempe. Bagi saya, tahu dan tempe itu mencerdaskan banyak orang karena terbuat dari kedelai," imbuh Sumarsih.

Meski begitu, ia berharap kenaikan harga tahu dan tempe tak terlalu tinggi agar roda usahanya tetap berjalan. Namun, Sumarsih tetap optimistis harga tahu dan tempe akan cepat stabil. "Saya yakin soal harga tahu dan tempe akan tetap stabil," tegas Sumarsih.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pembeli Tak Persoalkan

Ilustrasi tahu | Polina Tankilevitch dari Pexels
Ilustrasi tahu | Polina Tankilevitch dari Pexels

Dihubungi secara terpisah, pemilik warteg yang lain, Suparti mengatakan sebenarnya tak hanya harga tahu dan tempe yang mengalami kenaikan, tapi juga bahan pokok yang lain. Namun, karena kemarin pihak pembuat tahu dan tempe mogok produksi, maka jadi ramai.

"Kalau nggak mogok, mungkin masalah tahu dan tempe biasa-biasa aja. Nggak seperti sekarang," ujar Suparti, pemilik warteg di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, saat dihubungi Liputan6.com.

Suparti mengatakan biasa beli sepotonng tempe biasanya Rp5 ribu, sekarang menjadi Rp7 ribu. Sementara, harga tahu sekantong biasanya ia beli Rp4 ribu sekarang Rp6 ribu.

"Saya berharap agar harga kedelainya distabilkan. Kalau memang susah buat distabilkan, ya, saya akan per kecil tahu dan tempenya. Harganya saya naikin dari seribu jadi Rp1.500. Pembeli juga tahu, kok," ujar Suparti.

Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya