Ralph Lauren Terjun Bisnis Penyewaan Pakaian, Apa Alasannya?

Bisnis penyewaan pakaian jadi pilihan bagi banyak orang untuk berhemat.

oleh Komarudin diperbarui 07 Mar 2021, 12:31 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2021, 12:31 WIB
Ilustrasi pakaian
Ilustrasi pakaian (dok.unsplash/ Hannah Morgan)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan langkah berani, Ralph Lauren (RL) adalah merek fesyen mewah pertama yang terjun ke pasar penyewaan pakaian dengan menyediakan akses ke fesyennya tanpa komitmen kepemilikan. Disebut 'The Lauren Look', produk ini dibuat khusus untuk konsumen generasi penerus yang aspirasinya melebihi pendapatan mereka.

Namun, program ini juga menarik bagi pelanggan kaya yang mampu membayar harga pakaian secara penuh tetapi menginginkan kenyamanan menukar mode musim lalu dengan mode musim terkini, seperti melansir dari laman Forbes, Sabtu, 6 Maret 2021.

Untuk biaya langganan bulanan sebesar  125 dolar AS atau Rp1,7 juta, lebih mahal daripada Rent-The-Runway's, tetapi tanpa batas waktu kapan barang dikembalikan. Pihak RL akan mengirimkan empat pilihan mode dari lemari virtual yang dipilih sendiri oleh pelanggan dari barang-barang merek Lauren.

Ketika pelanggan siap untuk mendapatkan kotak baru, mereka dapat mengembalikan keempat item atau membeli yang ingin mereka simpan dengan harga diskon keanggotaan dan mengembalikan sisanya.

Saat ini, layanan langganan The Lauren Look hanya tersedia di Amerika Utara, tetapi perluasan lebih lanjut pasti tertera di kartu langganan jika program tersebut terbukti berhasil. Saat pakaian mencapai akhir masa sewa, pakaian tersebut akan disumbangkan ke lembaga nirlaba, Delivering Good, yang menyediakan pakaian baru dan bekas untuk mereka yang kurang mampu.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penurunan Pendapatan

Ilustrasi pakaian
Ilustrasi pakaian (dok.unsplash/ Laura Chouette)

Ralph Lauren patut dipuji karena telah mengambil langkah berani untuk menyesuaikan model bisnisnya dengan kebutuhan konsumen yang terus berkembang, daripada memaksa mereka untuk terus membeli lebih banyak pakaian dan mengisi lemari mereka dengan barang-barang yang tidak mereka pakai lagi. Model bisnis ini menunjukkan tanda-tanda sudah berjalan dengan sendirinya.

"Konsumen saat ini mengambil pendekatan berbeda untuk merasakan brand dan mengisi lemari pakaian mereka," kata presiden dan CEO Patrice Louvet dalam sebuah pernyataan. Lemari masa depan mereka akan mencakup perpaduan mode baru, pakaian unik, kumpulan pakaian dasar, di samping pakaian bekas, dan [akaian sewaan."

The Lauren Look disebut sebagai strategi Ralph Lauren setelah mengalami penurunan pendapatan sebesar 18 persen pada kuartal ketiga fiskal yang berakhir pada 28 Desember 2020 lalu. Sementara banyak perusahaan pesaing lainnya sedang dalam perjalanan menuju pemulihan dari pandemi.

Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker

Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya