Teknologi Terbaru Pakaian Anti-Bau, Buatan Lokal versus Internasional

Cuaca tropis di Indonesia memiliki tingkat kelembapan tinggi yang bisa memicu bau pada pakaian. Produsen pakaian pun berlomba-lomba menawarkan solusi.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Feb 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 15:30 WIB
Teknologi Terbaru Pakaian Antibau, Buatan Lokal versus Internasional
Jersey dari Snugg. (dok. Snugg)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang nyaman bila mengenakan pakaian berbau tak sedap? Berangkat dari masalah tersebut, sejumlah brand, baik lokal maupun internasional, meluncurkan inovasi yang menawarkan busana antibau.

Snugg salah satu yang mewakili label lokal. Produsen pakaian itu mengadopsi teknologi khusus agar tiap helai menjadi antibau, antibakteri, dan antiair. Label itu baru saja meluncurkan seri Jersey Tech, yakni jersey yang 100 persen terbuat dari katun.

"Kami sadar bahwa menciptakan sebuah produk fashion berkualitas premium tidak hanya membutuhkan desain apik, tapi juga pemahaman intensif terkait bisnis, produk, dan tentunya kanal teknologi yang akan membantu meningkatkan pemasaran," jelas Elisabeth Kurniawan, founder Snugg, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa hari lalu.

Inspirasi jersey tersebut datang dari kondisi cuaca di Indonesia yang memiliki tingkat kelembapan tinggi dan suhu udara rata-rata berkisar antara 26,5 derajat Celcius hingga 36 derajat Celcius. Kombinasi itu biasanya memicu tubuh menghasilkan lebih banyak keringat agar suhu tubuh tetap terjaga normal.

Keringat pada dasarnya tidak berbau. Tetapi, perpaduan keringat dan bakteri di kulit yang mudah berkembang pada kisaran suhu 4 derajat Celcius sampai 60 derajat Celcius, menyebabkan bau badan.

"Suhu udara di Indonesia cenderung tinggi, tetapi hujan yang turun tanpa henti juga membuat masyarakat membutuhkan pakaian hangat yang bisa membuat mereka merasa nyaman saat beraktivitas. Namun, kami paham bahwa pakaian hangat seringkali memicu keringat berlebih, yang ketika berpadu dengan bakteri pada kulit bisa menimbulkan bau badan," tutur dia.

Bahan jersey yang terbuat dari katun 100 persen dinilai mudah menyerap keringat dan cepat kering. Dengan begitu, pakaian menjadi antibau. Sementara, teknologi antiair mencegah percikan air menempel pada pakaian. Terakhir, antibakteri diklaim bisa mengurangi risiko penularan penyakit di masa pandemi.

"Kami berharap agar ketiga teknologi ini bisa membantu meningkatkan tingkat kenyamanan pemakai," imbuh Elisabeth.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bra Fungsi Ganda

Teknologi Terbaru Pakaian Antibau, Buatan Lokal versus Internasional
Bratop dari Uniqlo. (dok. Uniqlo)

Sementara itu, brand asal Jepang, Uniqlo, baru saja meluncurkan Bratop, yakni atasan yang dilengkapi cup bra. Koleksi tersebut memungkinkan Anda tak perlu mengenakan bra saat berkegiatan di rumah maupun di luar ruang.

Atasan itu kini menjadi salah satu item favorit dari lini LifesWear karena kepraktisan dan fungsi yang dinikmati. Dari luar terlihat seperti tank top biasa, tetapi di dalamnya cup bra dijahit dengan teknologi all-in-one. 

"Teknologi pada desain terbaru menghadirkan material dengan sensasi smooth touch dan tanpa jahitan yang tidak terdeteksi walau saat dipasangkan dengan kemeja sekalipun," demikian pernyataan dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Material yang digunakan untuk Bratop adalah AIRism yang bisa melepaskan panas dengan cepat sehingga tidak lembap. Ada pula teknologi pengontrol bau dan antibakterial diterapkan pada atasan tersebut.

Bratop tersedia dalam tiga model, yakni AIRism Bra Sleeveless, AIRism Bra Camisole, AIRism Seamless V-neck. Produsen mengklaim produk itu merupakan gebrakan untuk koleksi pakaian dalam sehingga bisa sekaligus menjadi atasan fungsional.

Pakai Masker Kain SNI

Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pakai Masker Kain SNI, Jangan Scuba dan Buff. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya