Liputan6.com, Jakarta - Perubahan kontras tengah terjadi di industri lingerie mewah. Melansir laman South China Morning Post, Rabu (17/3/2021), para produsen dunia, bahkan di Prancis yang merupakan tempat lahir pakaian dalam wanita, mereka tidak lagi memperlakukannya sebagai "senjata rayuan."
Industri lingerie global mengalihkan fokus ke kenyamanan dan kepraktisan mode. Pergeseran ini sebenarnya telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir di negara-negara barat, terutama diukur dalam penurunan penjualan di Victoria's Secret.
Dilihat dari baliho dan jendela tokonya yang khas, Prancis bertahan lebih lama, tapi tidak dapat mengabaikan perubahan itu selamanya. "Prioritasnya bukan lagi rayuan, ini bukan lagi tentang menarik perhatian pria,” kata Pascale Renaud, yang menggarap film pendek untuk meluncurkan pameran Promincor-Lingerie tahun ini di Prancis.
Advertisement
Baca Juga
Tidak ada model yang tubuhnya disunting sedmikian rupa dan menonjolkan sensualitas dalam klip. Itu justru merayakan wanita dari segala ukuran dan usia yang berolahraga, menari, bermeditasi, mengendarai sepeda motor, serta melakukan kegiatan lain sebagai "orang yang nyata."
"Wanita memainkan sesuatu secara berbeda akhir-akhir ini. Kami melihatnya di semua publisitas," ucap Renaud. "Hal-hal yang dilihat sebagai kesalahan di masa lalu, seperti berat badan ekstra, stretch mark, dan bekas luka, hari ini adalah tanda individualitas."
Rangkaian produk yang ditampilkan di pameran itu merupakan tanda-tanda perubahan mood. Bra ukuran plus Empreinte dibuat sebagai "sesuatu yang dilupakan begitu dikenakan," sementara model lain dalam renda hitam diberi label gaya sporty dengan fokus utama pada membantu postur dan mendistribusikan berat badan.
Ada pula fitur tali yang bisa disilangkan di belakang yang dirancang khusus sebagai bantalan gerakan, seperti tinju dan berkuda. "Para wanita mengeluh bahwa mereka hanya dapat menemukan bra yang mengganggu mereka, atau tidak menawarkan penyangga. Butuh beberapa tahun untuk sampai ke sini, "kata Direktur Empreinte, Noemie Berthaux.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Merayakan Diri sebagai Wanita
Seperti banyak hal lainnya, pandemi COVID-19 juga telah mempercepat tren tersebut. Dengan banyaknya orang yang beralih ke yoga selama pembatasan mobilitas, kombinasi bra dan legging jadi sangat populer. Masalah etika, serta praktis, juga mendorong perubahan.
"Setelah MeToo, gambar wanita obyektif dengan payudara besar dan bokong ideal tidak lagi dapat diterima," kata Brigitte Chauchon, direktur komersial Lejaby. "Sekarang ada permintaan yang kuat untuk inklusivitas. Kami menjauh dari model wanita dengan ukuran sempurna ini."
Dengan kata lain, sekarang adalah era push-up bra yang mengutamakan bentuk praktis, bahan dari sumber ekologis, dan kenyamanan maksimal. Kata "mewah" dalam industri ini sedang didefinisikan ulang.
Corak warna kulit, yang dulu dianggap suram dan tidak menarik, "sekarang jauh lebih modis," kata Stephanie Perele, direktur merek keluarganya, Simone Perele. "Kami sekarang bersenang-senang bekerja dengan desain transparan, menambahkan sedikit detail."
"Pakaian dalam bisa jadi tidak terlihat, seperti kulit kedua, tapi tetap sangat canggih," tambah Chauchon. "Ini tentang wanita yang menyenangkan diri sendiri, nyaman dengan diri sendiri, yang memiliki kehidupan sendiri yang bebas dari tuntutan tradisional."
Advertisement