Perempuan Mantan Pekerja Migran Berdaya Lewat UKM Makanan, Tekstil, dan Kerajinan Tangan

Setidaknya ada dua pilar utama dalam program pemberdayaan kelompok UKM perempuan mantan pekerja migran.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Jun 2021, 17:38 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2021, 19:01 WIB
Pekerja Migran
Kelompok perempuan mantan pekerja migran di Wonosobo binaan Migrant CARE. (dok. Instagram @migrantcare/https://www.instagram.com/p/BobaXRTFYa4/)

Liputan6.com, Jakarta - Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) terus susul-menyusul diinisiasi banyak pihak di masa pandemi COVID-19. Menambah daftar panjangnya adalah dorongan aktif pada kelompok UKM perempuan mantan pekerja migran.

Menggandeng Tokopedia, organisasi non-profit, Migrant CARE, mengekspansi program Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) mereka dalam tajuk "Berkembang bersama Tokopedia - Recover Together, Empower for Better." Kolaborasi ini dinilai penting, mengingat digitalisasi berperan krusial dalam operasional bisnis, termasuk UKM, pada periode krisis kesehatan global.

"Ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen Tokopedia untuk memberdayakan perempuan," kata Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni, dalam jumpa pers virtual, Senin (19/4/2021).

Lebih lanjut Astri menjelaskan, terdapat dua pilar utama dalam kerja sama yang terjalin bersama Migrant CARE. Pertama, membangun pusat pengembangan fasilitas supaya daya saing kelompok UKM perempuan mantan pekerja migran bertambah kuat.

"Lalu, kedua, mendorong aktivitas produksi skala kecil menengah yang kali ini fokus ke (industri) makanan, tekstil, dan kerajinan tangan," tuturnya, sembari menambahkan bahwa setidaknya ada 237 perempuan purna migran yang akan ikut serta.

Mereka merupakan anggota program Desbumi yang tersebar di empat wilayah di Pulau Jawa, yakni Indramayu, Wonosobo, Jember, dan Banyuwangi.

Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo, menyambung bahwa pihaknya telah menggagas sederet inisasi demi menjaga nyala semangat pemberdayaan kelompok UKM perempuan purna migran. "Jangan sampai (karena tidak ada pemasukan), mereka nekat bekerja ke luar negeri tanpa legalitas dokumen," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kunci Berbisnis Selama Pandemi

Migrant CARE X Tokopedia
Migrant CARE bekerja sama dengan Tokopedia dalam program “Berkembang bersama Tokopedia - Recover Together, Empower for Better." (dok. tangkapan layar Zoom)

Di kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaka Kecil Menengah, Teten Masduki, mengaku mengapresiasi kerja sama yang dilakukan Tokopedia dan Migrant CARE. "Cepat beradaptasi dan mampu menguasai teknologi merupakan kunci berbisnis selama pandemi," Teten mengatakan.

Selain mengurangi biaya, dengan tidak adanya alokasi dana sewa tempat, sambung Teten, bergabung ke ekosistem digital juga bisa membuat pelaku UKM meningkatkan daya saing produk mereka dengan barang dari luar negeri.

Sejalan dengan semangat kolaborasi tersebut, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan bahwa pihaknya juga sudah memberi sederet stimulus untuk memberdayakan pelaku UKM di wilayahnya.

"Hari Belanja ke Pasar dan UMKM di bulan Mei, di mana akan berlangsung di tanggal cantik 5/5, akan fokus pada UMKM purna migran atau UMKM milik keluarga pekerja migran," ucapnya.

Nantinya, Ipuk mengklaim, pihaknya juga akan mengarahkan para pelaku UMKM untuk terjun ke ranah digital. "Jadi, bagaimana caranya UMKM bisa naik kelas," tandasnya.

Infografis Hari Belanja Online

Infografis Hari Belanja Online
Infografis Hari Belanja Online (Liputan6/desi)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya