Hong Kong Pertimbangkan Persingkat Karantina di Hotel untuk Wisatawan yang Divaksinasi Covid-19 Penuh

Hong Kong sampai saat ini memberlakukan kewajiban karantina di hotel selama 14--21 hari untuk setiap pendatang, baik yang sudah divaksinasi ataupun belum.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2021, 18:00 WIB
Perlindungan Ekstra Penumpang Cegah COVID-19 di Bandara Hong Kong
Penumpang mengenakan pakaian pelindung saat tiba di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong (19/3/2020). Covid-19 yang menginfeksi lebih dari 200.000 orang terus menimbulkan kekhawatiran. (AFP/Anthony Wallace)

Liputan6.com, Jakarta - Panel penasihat pemerintah Hong Kong menyarankan agar kota itu mempersingkat periode karantina di hotel untuk wisawatan yang telah divaksinasi penuh. Upaya itu akan menandai pelonggaran beberapa pembatasan ketat terkait pencegahan Covid-19 bagi para wisatawan.

Wisatawan yang telah disuntik dan dites negatif Covid-19 serta berasal dari negara-negara yang tidak diklasifikasikan sebagai "berisiko tinggi" harus memenuhi syarat untuk karantina hotel tujuh hari. Anggota komite ilmiah pemerintah, David Hui, mengatakan pada briefing Rabu malam, 9 Juni 2021, pengecualian diberlakukan kepada mereka yang hasil tes antibodinya positif setelah kedatangan di Hong Kong.

"Tujuan pemeriksaan antibodi adalah untuk menunjukkan bukti respons terhadap vaksinasi," kata anggota panel tersebut, dilansir dari Hindustan Times, Jumat (11/6/2021). "Jika hasil tes serologi negatif, maka pemendekan masa karantina tidak bisa dipertimbangkan."

Wisatawan masih akan diminta untuk memantau kondisi kesehatan secara mandiri selama seminggu ke depan setelah menjalani karantina tujuh hari di hotel yang ditunjuk. Hui juga menambahkan bahwa tes Covid-19 akan dilakukan lebih sering, yakni setiap dua sampai tiga hari sekali.

Panel tidak memberikan kerangka waktu kapan proposal semacam itu dapat disetujui. Mayoritas orang yang tiba di Hong Kong saat ini harus mengisolasi diri mereka di hotel selama 14 atau 21 hari setelah kedatangan. Hanya wisatawan yang negatif Covid-19 dan divaksinasi penuh yang datang dari negara-negara "berisiko rendah", termasuk Australia dan Selandia Baru, yang dapat memenuhi syarat untuk karantina hotel selama tujuh hari.

Wacana pemendekan periode karantinaini muncul di tengah penolakan komunitas besar ekspatriat dan penduduk Hong Kong yang melakukan perjalanan internasional. Pasalnya, mereka diharuskan membayar sendiri biaya karantina di hotel selama berminggu-minggu dan menjalani serangkaian tes untuk melakukan perjalanan ke dan dari Hong Kong, bahkan setelah mereka divaksinasi.

Wacana tersebut dinilai akan mengurangi tekanan pada hotel-hotel yang ditunjuk sebagai tempat karantina. Saat ini, hotel sedang ramai melayani tamu yang berlibur musim panas dan membuat warga yang perlu pulang untuk acara penting, tidak bisa kembali tepat waktu.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Permintaan dari 500 Perusahaan

Ilustrasi Hong Kong
Ilustrasi Hong Kong (Dok.Unsplash/ bantersnaps)

Otoritas kota itu bulan lalu mengatakan sejumlah eksekutif senior yang sudah divaksinasi dari sekitar 500 perusahaan diizinkan untuk bepergian masuk dan keluar Hong Kong tanpa melewati karantina di hotel. Langkah tersebut dikritik oleh penduduk setempat yang menganggap diskriminatif.

Sementara itu, upaya Hong Kong membuka kembali perbatasannya berjalan lambat. Pembukaan yang sedianya untuk memulihkan kondisi ekonomi kota pelabuhan itu diperlambat keraguan atas vaksin yang meluas. Keragu-raguan itu didorong oleh ketakutan akan efek samping yang langka dan ketidakpercayaan pada pemerintah yang didukung Beijing, Tiongkok.

Untuk mengatasi skeptisisme, pihak berwenang dan komunitas bisnis lokal berupaya memberi insentif. Upaya dari pemerintah adalah melonggarkan beberapa pembatasan jarak sosial yang ketat, sedangkan perusahaan menawarkan hadiah kepada orang-orang yang divaksinasi yang mencakup segala hal, mulai dari voucher belanja hingga emas batangan.

Tingkat vaksinasi di kota itu terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dengan sekitar 15,1% populasi Hong Kong divaksinasi penuh, menurut Pelacak Vaksin Bloomberg. Pemerintah juga akan membuka vaksinasi untuk anak-anak berusia 12 tahun ke atas dalam sebulan. Namun, persentasenya masih tertinggal di belakang kota kompetitor, seperti Singapura dan London.

 

 

 

Jenis Vaksin

Pesta Halloween di Disneyland Hong Kong
Pesta Halloween di Disneyland Hong Kong (Liputan6.com/Dinny Muttiah)

Panel mengatakan wisatawan yang dipertimbangkan untuk karantina lebih pendek merupakan yang mendapat vaksin Covid-19 buatan BioNTech SE dan Sinovac Biotech Ltd. China, yang digunakan di Hong Kong. Inokulasi yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau Administrasi Produk Medis Nasional China juga akan diterima, dan disarankan agar Sputnik V Rusia juga dipertimbangkan.

Sementara, melansir Discover Hong Kong, masyarakat Hong Kong wajib untuk menjaga jarak sosial, pertemuan kelompok di tempat umum lebih dari empat orang dilarang. Mengenakan masker diwajibkan di sebagian besar tempat umum termasuk transportasi umum, kecuali tempat umum di luar ruangan di taman pedesaan.

Tempat wisata yang dibuka mulai 18 Februari lalu, di antaranya Ocean Park Hong Kong, Hong Kong Observation Wheel, Hong Kong Wetland Park, Noah's Ark Hong Kong, sky100 Hong Kong Observation Deck, dan MONOPOLY DREAMS™️. Pada 19 Februari, Hong Kong Disneyland, beberapa museum di bawah Leisure and Cultural Services Department (LCSD) dan beberapa tempat di bawah Antiquities and Monuments Office juga dibuka. Wisata lainnya termasuk Peak Tram dan kereta gantung Ngong Ping 360 telah disesuaikan operasinya.  (Jihan Karina Lasena)

Gejolak Panjang Hong Kong

Infografis Gejolak Panjang di Hong Kong
Infografis Gejolak Panjang di Hong Kong. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya