Liputan6.com, Jakarta - Operasi bibir sumbing yang digelar untuk merayakan hari ulang tahun Kedokteran dan Kesehata Polisi Republik Indonesia (Dokkes Polri) ke-75 mencetak rekor MURI. Lebih dari 1.000 anak Indonesia mengikuti kegiatan bakti sosial yang diadakan secara gratis itu.
Kegiatan digelar di 38 RS Bhayangkara di berbagai daerah. Kegiatan memecahkan rekor MURI untuk kategori operasi bibir sumbing terbanyak selama pandemi.
"Mohon maaf saya sebetulnya dikatakan mendapat rekor MURI itu saya bangga, tetapi juga saya yakin bapak sama-sama dokter pasti sedih ya, berarti kan jumlah banyak sekali dan tidak habis-habis ini," kata Irene Sakura Rini, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia (Perapi), dalam jumpa pers virtual, Selasa, 15 Juni 2021.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut diamini Rusdianto, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri. Pihaknya mengaku prihatin akan tingginya kasus bibir sumbing di Indonesia. Data menunjukkan, ada 540 bayi di dunia yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing dan/atau celah langi-langit, setiap hari.
Kondisi tersebut terjadi lantaran ketidaksempurnaan proses penyatuan bibir dan langit-langit di masa perkembangan janin. Anak-anak dengan kondisi ini berpotensi mengalami komplikasi kesehatan, dan bahkan dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosial anak akibat stigma yang ada di masyarakat.
"Oleh sebab itu, Pusdokkes Polri untuk yang kedua kalinya mengadakan Bakti Sosial Operasi Gratis Bibir Sumbing serentak di seluruh Indonesia, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di masa adaptasi baru. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Smile Train Indonesia," ujar Rusdianto.
Jusuf Ngadri, DewaN MURI mengucapkan selamat atas rekor yang dicapai. "Kami mengapresiasi dedikasi mulia Smile Train Indonesia, Pusdokkes Polri, Polri, dan Perapi yang telah berupaya untuk membantu pasien sumbing di Indonesia, bahkan di masa yang menantang ini," ujar dia.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sempat Tertunda
Country Manager Smile Train Indonesia Deasy Larasati menjelaskan operasi bibir sumbing tersebut sempat tertunda akibat situasi pandemi. Maka, ia bersyukur operasi bibir sumbing gratis bisa berjalan kembali.
Layanan Operasi Gratis Bibir Sumbing dilakukan selama periode Juni 2021. Per 15 Juni 2021, sebanyak lebih dari 1.000 pasien terdaftar, dan sebanyak 752 operasi telah berhasil dilaksanakan di 38 RS Bhayangkara dari seluruh Indonesia.
Deasy menyebut animo masyarakat luar biasa di Indonesia. Untuk di Jakarta, terutama RS Bayangkara semuanya lebih dari 20. "Itu pun yang belum lolos skrining," jelasnya.
Sementara, RS Bayangkara seperti di Semarang ada 10 orang, Denpasar ada 12 orang, Mataram ada 15 orang, Bandung 14, dan Ambon 19 orang. Mereka bekerja secara serentak untuk melaksanakan operaasi bibir sumbing yang terjadi di Indonesia.
Â
Â
Advertisement
Syarat Skrining
Sederet syarat skrining ditetapkan untuk mengatur prosedur penangan tindakan operasi. Syaratnya, penderita bibir sumbing minimal usia tiga bulan dengan berat badan 5 kilogram dalam kondisi sehat setelah pemeriksaan kesehatan. Sementara itu, pasien celah langit-langit minimal usia bayi 10 bulan dengan berat badan 10 kilogram dan kondisi sehat boleh mengikuti operasi.
Bayi yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing berisiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan seperti kesulitan makan, berbicara, dan berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Maka itu, operasi bisa membantu mengatasi masalah tersebut.
Tanpa penanganan yang benar, hal itu akan memengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan anak dalam jangka panjang. Selain itu, membawa dampak besar terhadap kualitas dan kemajuan suatu negara. (Muhammad Thoifur)