Review 38 Pompa ASI untuk Ibu Menyusui Lainnya, Stefani Gabriela Catat Rekor MURI

Ibu satu anak Stefani Gabriela menorehkan Rekor MURI karena telah menjajal dan memberi ulasan terhadap 38 pompa ASI (Air Susu Ibu).

oleh Benedikta Desideria Diperbarui 09 Mar 2025, 10:29 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2025, 10:12 WIB
Stefani Gabriela menorehkan Rekor MURI karena telah menjajal dan memberi ulasan terhadap 38 pompa ASI (Air Susu Ibu).
Stefani Gabriela menorehkan Rekor MURI karena telah menjajal dan memberi ulasan terhadap 38 pompa ASI (Air Susu Ibu).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ibu satu anak Stefani Gabriela menorehkan Rekor MURI karena telah menjajal dan memberi ulasan terhadap 38 pompa ASI (Air Susu Ibu). Hasil review tersebut ia bagikan lewat media sosial pribadinya dengan niat membantu ibu menyusui lainnya menemukan pompa ASI sesuai kebutuhan masing-masing.

Selama dua bulan, tepatnya Januari hingga Februari 2025, Stef telah mengulas 38 merek alat pompa ASI nirgenggam (handsfree) dengan berbagai bentuk dan model.

"Pagi, siang, malam aku coba sih. Kadang kiri dan kanan itu beda merek ya," tutur Stef pada awak media di kawasan BSD, Tangerang, 8 Maret 2025.

Ia berupaya memberikan ulasan detil mulai dari corong, hisapan, hingga perintilan yang ada dalam pompa ASI yang diulas.  "Harus dipelajari tiap detil, tiap part-nya. Kalau ada yang mereview gadget, ini saya mereview pompa ASI yang benar-benar dicoba," katanya.

Demi objektivitas, content creator ini membeli sendiri pompa ASI tersebut. Mulai dari pompa ASI nirgenggam Rp200 ribuan hingga nyaris Rp2 juta.

"Saya dulu sempat bingung ya saat mau pilih pompa hands free kok enggak ada review yang lengkap. Nah, dari situ saya coba satu per satu sampai 38 pompa ASI. Harapannya, ada mama terbantu memilih pompa ASI yang baik," tutur Stef.

Atas dedikasinya, nama Stefani masuk dalam Rekor MURI untuk kategori ‘Ibu Menyusui dengan Ulasan Merek Pompa ASI Nirgenggam Terbanyak Melalui Media Sosial’. Rekor ini ditandatangani Jaya Suprana pada 6 Maret 2025.

"Rekor ini bukan cuma untuk saya tapi untuk semua mama yang berjuang untuk mengASIhi. Kita bisa saling sharing dan support mama mama yang lain," kata Stef.

Ia pun berharap makin banyak ibu yang terus berusaha memberikan ASI untuk buah hati. Bila memang sulit untuk direct breastfeeding, masih ada opsi lainnya yakni memompa ASI untuk memberikan makanan terbaik bagi bayi terutama di enam bulan pertama kehidupan.

 

Promosi 1

Berawal dari Gagal DBF

Stefani Gabriela alami alami tantangan  menyusui langsung. Namun ia paham ASI adalah makan terbaik untuk buah hati di enam bulan pertama kehidupan.
Stefani Gabriela alami alami tantangan menyusui langsung. Namun ia paham ASI adalah makan terbaik untuk buah hati di enam bulan pertama kehidupan. Maka ia mengupayakan dengan memerah ASI.... Selengkapnya

Sebagai ibu baru, Stefani seperti ibu-ibu lainnya yang juga sudah mempelajari teknik menyusui. Namun, dalam perjalanan memberikan ASI, teori tidak semudah praktik.

Ia mengalami kendala dalam memberikan ASI secara langsung atau direct breastfeeding (DBF).Berkali-kali mencoba DBF tapi ia tak kunjung menemukan hasil. Saat itu bayinya masih menolak menyusu sampai-sampai berat badan bayi turun. Di momen itu Stefani merasa harus berbuat sesuatu. Ia menemukan opsi lain yakni lewat pumping.

"Saya tahu ASI yang terbaik, lalu saya tahu soal pumping (memompa ASI). Ternyata pumping ini ada tekniknya, banyak printilannya," cerita Stefani.

Lalu, ia mencoba pumping dengan selang. Sehingga dalam beberapa jam sekali mesti memompa ASI di suatu titik. Kondisi itu merasa terpenjara hingga membuat mengalami baby blues.

Kemudian, ternyata ada pompa ASI hands free atau nirgenggam. Kehadiran pompa ini ternyata mengubah cara pandang Stef. Ia bisa memompa ASI tapi tidak merasa terpenjara.

"Saya bisa memompa ASI sambil beraktivitas. Dan ini memengaruhi keadaan mental jadi membaik," tuturnya.Namun, pada saat itu ulasan tentang pompa ASI hands free masih terbatas.

Dari situ, muncul niatnya untuk melakukan review pompa ASI nirgenggam dengan tujuan membantu ibu-ibu lain menemukan yang cocok untuk masing-masing.

 

Perjalanan Tak Mudah Review Pompa ASI

Ketika putranya sudah mulai masuk MPASI dan dirinya juga sudah jarang mengalami clogged duct atau ASI tersumbat Stefani mmebulatkan tekad melakukan review pompa ASI nirgenggam.

"Kan kalau sudah konsumsi MPASI, kebutuhan ASI anak 6-8 bulan sudah turun ya, sekitar 70 persen. Nah di situ saya merasa ada ruang lega untuk mengeksplorasi mencoba pompa ASI," kata Stefani menjawab pertanyaan Health Liputan6.com.

Beragam hal ia temui saat mencoba puluhan pompa ASI. Salah satunya mengalami ASI berdarah dimana membuat ASI yang keluar berwarna merah muda. Lalu, ia juga mengaami penurunan produksi ASI.

"Dulu sehari bisa satu liter ASI, lalu menjadi 750 ml," katanya.

Namun, tekad untuk membantu ibu-ibu lain serta kondisi yang lebih kuat mental serta kebutuhan ASI anak yang sudah berkurang membuatnya tetap bersyukur dengan apa yang ia dapatkan.

"Jadi, benar-benar secara menantang untuk finansial dan mental. Namun, mental yang lebih kuat dan sudah berkomitmen, itu buat bersyukur," tutupnya.

 

38 Pompa ASI Nirgenggam Diharapkan Bisa Bantu Busui Lainnya

Stefani mengatakan bahwa saat ini sudah ada lebih dari 38 pompa ASI nirgenggam. Namun, ia rasa sudah cukup untuk mereview 38 pompa ASI. Harapannya para ibu menyusui sudah bisa membayangkan mana yang cocok untuk kebutuhan masing-masing.

"Mereview 38 pompa ASI dalam waktu dua bulan itu enggak mudah, jadi saya rasa 38 cukup ya. Dan seharusnya bisa memberi gambaran mama lainnya ya yang mau memompa ASI," kata Stefani.

Puluhan pompa ASI yang ia sudah coba pun bakal ia berikan kepada yang ibu lain yang membutuhkan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya