Liputan6.com, Jakarta - Bila di Indonesia hari Jumat kerap diasosiasikan dengan penggunaan batik, lain halnya dengan Malaysia. Parlemen negeri jiran sepakat untuk menjadikan setiap Kamis sebagai hari batik.
Mereka mulai menerapkannya pada Kamis, 28 Oktober 2021. Mayoritas anggota parlemen terlihat mengenakan busana batik yang berwarna-warni saat menghadiri rapat di Dewan Rakyat pada hari yang disebut mereka bersejarah itu. Biasanya, mereka hanya mengenakan setelan hitam selama bekerja di gedung rakyat itu.
Salah satu yang bangga mengenakan batik pada hari itu adalah Syed Saddiq, mantan Menpora Malaysia. Ia mengunggah penampilannya berkemeja batik lengan panjang di akun Instagram pribadinya.
Advertisement
Baca Juga
"1st time parlimen benarkan pakai batik. I love it. Sepatutnya dibenarkan setiap hari, bukan sahaja pada hari Khamis. Batik is sexy," tulis Saddiq, kemarin.
Keputusan parlemen Malaysia untuk menjadikan Kamis sebagai Hari Batik itu juga diapresiasi oleh Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Datuk Seri Nancy Shukri yang turut hadir mengenakan baju kurung batik berwarna ungu keperakan.
"Aku ingin mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada Parlemen yang terlihat cerdas dan elegan mengenakan batik Malaysia pada hari ini. Anda berhak mendapat tepuk tangan," ucapnya dalam rapat dengar pendapat di Dewan Rakyat, dikutip dari The Star, Jumat (29/10/2021).
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Latar Belakang
Keputusan menjadikan Kamis sebagai Hari Batik diambil Komite Dewan Rakyat pada 11 Oktober 2021. Mereka sepakat dengan usulan untuk menggunakan busana lengan panjang berbahan batik Malaysia saat menghadiri rapat di DPR pada Kamis.
Menteri di Departemen Perdana Menteri (Parlemen dan Hukum), Datuk Seri Dr Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengumumkan peluncuran gerakan itu sebagai dukungan atas warisan leluhur. Proposal itu merespons inisiatif yang diluncurkan Menteri Pariwisata Malaysia.
Meski begitu, ia menyatakan penggunaan batik setiap Kamis bukanlah keharusan. Namun, mayoritas anggota parlemen tidak keberatan, bahkan mereka menggelar sesi foto untuk menegaskan dukungan pada batik Malaysia, seperti ditunjukkan oleh Nurul Izzah Anwar, putri Anwar Ibrahim yang juga anggota parlemen Malaysia.
Advertisement
Dukung Perajin
Sementara, Nancy menyatakan langkah tersebut merupakan berita baik untuk industri batik lokal. Hal itu juga bagian dari upaya kementerian untuk menjunjung tinggi batik sebagai warisan nasional.
"Kami berharap 1.902 pedagang tekstil di bawah Kraftangan Malaysia bisa mendapat keuntungan dari inisiatif ini," ucapnya.
Ia menambahkan pemerintah saat ini menggelar program diskon 30 ringgit Malaysia untuk setiap pembelian produk kerajinan seharga 100 ringgit Malaysia. Rencananya program itu akan diperpanjang hingga akhir tahun ini.