Liputan6.com, Jakarta - Kate Middleton termasuk cukup aktif dalam kegiatan kemanusiaan, termasuk yang berhubungan dengan perempuan. Bersama sejumlah tokoh, baru-baru ini Kate ikut serta dalam kampanya anti kekerasan terhadap seksual.
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris juga turut serta dalam kampanye ini. Tokoh lainnya yang terlibat adalah Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Ratu Letizia dari Spanyol.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu rangkaian gerakan ini cukup unik dan sepertinya bisa memancing kontroversi. Kate dan beberapa tokoh lainnya ditampilkan sebagai sebagai korban KDRT dalam sebuah foto atau poster hasil editan.
Dikutip dari The Sun, 27 November 2021, rangkaian kampanye itu merupakan karya dari seniman dan aktivis aleXsandro Palombo. Ia kembali dengan serangkaian karya baru berjudul "Dia melaporkannya, tetapi dia tetap terbunuh".
Kampanye itu sebagai bentuk kecaman terhadap sistem yang tidak mendukung perempuan korban kekerasan gender. Di bawah gambar wajah bengkak para tokoh di foto tersebut tertulis pernyataan: “Dia melaporkannya - Tapi tidak ada yang percaya padanya - Tapi dia ditinggalkan sendirian - Tapi dia tidak dilindungi - Tapi dia tidak ditangkap.
Lalu di bagian bawahnya lagi ada tulisan :Tapi dia tetap dibunuh” berukuran besar dengan warna merah. Di bagian paling bawah poster tersebut dituliskan: “Kekerasan terhadap wanita adalah pelanggaran hak asasi manusia yang sebagian besar tidak dihukum. Hanya sedikit pelaku pelanggaran yang disidang dan lebih sedikit lagi yang diganjar hukuman.”
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Dilindungi Institusi
Melalui kampanye penyadaran seni jalanan ini, Palombo kembali mengangkat tema kekerasan terhadap perempuan. Ia juga menyoroti buruknya respons politik terhadap masalah kekerasan berbasis gender dan menyoroti ketidakefektifan sistem dukungan dan perlindungan terhadap korban.
"Mengapa seorang perempuan harus melaporkan kekerasan jika setelah laporan dia tidak dilindungi oleh institusi dan akhirnya dibunuh? Bagaimana mungkin perempuan korban pelecehan dan kekerasan masih memiliki kepercayaan pada institusi?" tulisnya dalam sebuah pernyataan pada media.
“Saya hanya melihat politik mengundang perempuan untuk melapor tetapi tanpa tanggung jawab memberikan perlindungan dan dukungan kepada para korban," lanjutnya.
Advertisement
Mendukung Para Korban
Ia menjelaskan bahwa negara yang tidak melindungi tetapi membiarkan perempuan sendirian di tangan penyiksanya menjadi kaki tangan yang diam. Ada banyak asosiasi sukarelawan yang, dengan dana yang sangat kecil, mencoba mendukung para korban.
Namun tanggung jawab ini seharusnya ditanggung oleh politik, institusi, dan negara. Melalui potret-potret yang mengejutkan ini dan juga keterangan yang menyertainya, Palombo berusaha mengingatkan, dengan kekuatan dan ketajaman, akan kebenaran telanjang dari kekerasan yang dialami perempuan di Eropa dan di dunia
Foto-foto tersebut banyak beredar di halte bus dan berbagai gedung di Milan, Italia dan Spanyol. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Kerajaan Inggris, termasuk Istana Kensington, tentang keterlibatan Kate dalam kampanye tersebut.
Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia
Advertisement