Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada 2022 bisa mencapai 1,8 juta sampai 3,6 juta orang. Angka itu difokuskan untuk dicapai dengan mengusung konsep pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di tengah situasi pandemi Covid-19.
Target itu mungkin tidak terlalu muluk, bahkan diprediksi bisa mencapai angka 4 juta atau lebih, karena setidaknya ada dua event internasional akan diadakan di Indonesia. Ada Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali dan ajang balap motor kelas dunia MotoGP di Mandalika, NTB.
Namun menjelang akhir tahun, varian baru virus corona Covid-19, Omicron makin merajalela dan sudah masuk ke Indonesia. Dengan situasi seperti sekarang ini saat Omicron masih belum mereda, apa yang akan dilakukan pemerintah terutama Kemenparekraf?
Advertisement
Baca Juga
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno, pemerintah terus menyesuaikan dan berusaha sebaik mungkin menghadapi pandemi yang menghantam keras industri pariwisata. Situasi itu menciptakaan kondisi Volatility (bergejolak), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), dan Ambiguity (ambiguitas) atau VUCA.
Untuk itu, aturan perjalanan sangatlah dinamis dan bisa berubah tergantung dengan kondisi Covid-19 baik di Indonesia, ataupun di negara asal wisatawan. Saat ini, pemerintah masih memberlakukan peraturan ketat bagi Warga Negara Asing (WNA) atau wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia.
"Kemenparekraf tetap menargetkan kunjungan 1,8 sampai 3,6 juta wisman pada tahun 2022 ini dengan mempertimbangan situasi penanganan Covid-19 di negara-negara sumber wisman," ucap Sandiaga dalam acara Weekly Press Briefing, Senin, 17 Januari 2022.
"Kita ingin jumlah kunjungan wisman menjadi lebih berkualitas dan mendatangkan devisa negara yang optimal. Sehingga tahun depan ditargetkan nilai devisa pariwisata mencapai 470 juta dolar sampai 1,7 miliar dolar AS," sambungnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bebas Visa Kunjungan
Sandiaga meambahkan, angka ini lebih tinggi dari perkiraan capaian di tahun 2021 sebesar 360 juta hingga 30 juta dolar AS. Namun tetap lebih rendah dari capaian di tahun 2020 yang mencapai 3,31 miliar dolar AS.
Peningkatan kunjungan wisman juga diharapkan dari kegiatan MICE (Meeting, Icentive, Convention, dan Exhibition/Event) skala internasional atau dunia. Jumlahnya diyakini akan meningkat sehubungan dengan penyelenggaraan MotoGP Mandalika dan KTT G20.
Meski begitu, Sandi mengatakan, bukan berarti Kemenparekraf hanya menargetkan delegasi atau peserta yang terlibat dalam event-event internasional yang digelar pemerintah sebagai wisman yang berkunjung.
Ada beberapa negara yang menjadi sasaran, seperti untuk Bali adalah Australia, untuk Batam Bintan adalah Singapura dan Malaysia, dengan catatan bila sudah bisa diberikan bebas visa kunjungan (resiprokal) saat situasi Covid-19 mendukung.
Selain itu, pemerintah melalui Satgas Covid-19 telah mencabut larangan masuk bagi orang yang datang atau pernah berkunjung ke 14 negara yang tertuang tertuang dalam Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 02 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri pada Masa Pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan demi pemulihan ekonomi nasional.
Advertisement
India dan Malaysia
Tentunya, penghapusan daftar larangan itu diiringi dengan penetapan kriteria WNA yang masuk ke Indonesia masih tetap sama ketatnya sebagaimana yang telah diatur dalam surat edaran Satgas Covid-19 sebelumnya.
Usaha lainnya yang dilakukan Kemenparekraf untuk mendaatangkan wisman adalah melalui VTL (Vaccinated Travel Line) dan TCA (Travel Corridor Arrangement) dengan beberapa negara di Asia. Salah satunya dengan Malaysia.
Berkolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), mereka sempat pembahasan usulan VTL atau TCA dengan Malaysia. Usulan ini masih didiskusikan hingga saat ini. Mereka juga sedang melakukan pendekatan serupa dengan India.
"Pembicaraan dengan India, saat ini lebih terkait dengan charter flight pasar India. Posisi saat ini tengah disusun MOU antara India dan Indonesia melalui kordinasi dengan Kemenlu. MOU ini disusun karena pemerintah India baru mengizinkan commercial flight bila telah memiliki MOU," ungkap Sandiaga Uno.
Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata
Advertisement