Liputan6.com, Jakarta - Seorang lelaki di China menggugat anak tirinya yang telah dibesarkannya. Hal itu dilakukan setelah beberapa bulan resmi bercerai dari ibu anak tirinya tersebut.
Gugatan yang diajukan lelaki bermarga Tang itu agar uang yang telah ia keluarkan untuk membesarkan anak mantan istrinya itu bisa kembali. Menurut outlet media China, Shanhai, pria itu menuntut agar mantan anak tirinya Liu sebesar 35.200 yuan atau 5.285 dolar AS atau senilai Rp76 juta, dilansir dari Business Insider, Senin, 6 Juni 2022.
Advertisement
Baca Juga
Uang tersebut sebagai kompensasi untuk "biaya hidup" yang dikeluarkan selama mantan anak tirinya untuk kuliah. Mantan anak tirinya itu dibiayai Tang untuk membayar sewa kamar dan makan selama empat tahun.
Tang menikahi ibu Liu pada 2009, ketika bocah itu berusia 10 tahun. Tang membantu membesarkan anak itu hingga September 2021, ketika istrinya mengajukan gugatan cerai, menurut outlet.
Tang kemudian mengambil tindakan hukum terhadap mantan anak tirinya sekitar tiga bulan setelah berpisah dari mantan istrinya. Kasus tersebut memicu perdebatan luas di media sosial, dengan tagar "ayah tiri meminta anak tiri untuk biaya hidup 30.000 yuan setelah perceraian" mendapatkan lebih dari 150 juta tampilan di platform mirip Twitter, Weibo.
Banyak orang terkejut dengan keputusan Tang untuk menuntut Liu. "Bahkan setelah membesarkan anak itu selama 10 tahun, sepertinya dia tidak pernah memperlakukannya seperti anak laki-laki. Itu sangat menyedihkan," komentar salah satu pengguna Weibo.
Bulan lalu, pengadilan lokal di kota Chongqing menolak permintaan Tang, yang memutuskan bahwa biaya tersebut dikeluarkan dengan sukarela, menurut South China Morning Post.
"Tang memilih untuk mendukung Liu, meskipun mengetahui bahwa dia tidak memiliki tanggung jawab hukum untuk membayar biaya kuliahnya karena Liu telah mencapai usia 18 tahun. Di China, anak-anak secara hukum sudah dewasa setelah berusia 18 tahun, dan orangtua tidak lagi diharapkan untuk menanggung biaya hidup mereka," kata hakim ketua pengadilan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gugat Anak
Sebelumnya, peristiwa orangtua gugat anaknya juga sempat terjadi di India, tapi dengan alasan yang berebda. Orangtua tersebut menggugat anaknya karena mereka belum dikaruniai cucu.
Peristiwa tersebut terjadi di negara bagian Uttarakhand, India utara. Sanjeev dan Sadhana Prasad mengatakan mereka menghabiskan tabungan mereka untuk membesarkan putra mereka, membayar pelatihan pilotnya, serta pernikahan mewah.
Mereka menuntut kompensasi senilai hampir 650.000 dolar AS atau Rp9,5 miliar jika tidak ada cucu yang lahir dalam waktu satu tahun. Putra mereka dan istrinya tampaknya tidak berkomentar, dilansir dari BBC, Sabtu (14/5/2022).
Gugatan yang sangat tidak biasa diajukan dengan alasan "pelecehan mental". Prasad mengatakan dia telah menghabiskan semua tabungannya untuk putranya, mengirimnya ke AS pada 2006 untuk pelatihan pilot dengan biaya 65.000 dolar AS atau Rp953 juta.
Dia kembali ke India pada 2007, tetapi kehilangan pekerjaannya dan keluarganya harus mendukungnya secara finansial selama lebih dari dua tahun, Times of India melaporkan. Shrey Sagar, 35, akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai pilot.
Advertisement
Gugat Empat Anak
Sebelumnya, seorang perempuan renta berusia 94 tahun asal China, Zhang Zefang melayangkan gugatan ke pengadilan. Sebagai pihak tergugat adalah anak-anaknya sendiri, seperti diberitakan kanal Global Liputan6.com pada 2013 lalu.
Gugatan akhirnya dimenangkan. Pengadilan memerintahkan tiga dari empat anak Zhang Zefang wajib merawat ibunya yang sudah sepuh itu di rumah mereka, masing-masing selama empat bulan dalam setahun.
Satu anak lainnya harus memberi tunjangan sebesar 10 dolar AS atau Rp 109 ribu. Masing-masing dari empat anak juga harus iuran menanggung biaya kesehatan sang ibu.
Gugatan tersebut diajukan setelah perubahan hukum di China mulai efektif Juli lalu. Dalam UU Hak Lansia bahkan diatur bahwa anak-anak harus memberi dukungan emosi dan finansial orangtuanya. Itu juga berarti, orang bisa diseret ke pengadilan jika tak mengunjungi orangtuanya.
Nenek Zefang mengaku, sebenarnya ia tak ingin menggugat anak-anaknya sendiri, tiga putra dan seorang putri: Zhou Mingde (71), Zhou Yinxi (68), Zhou Gangming (56), dan Zhou Yunhua (54). Namun, ia tak punya pilihan. Kini, ia tinggal bersama putra bungsunya dan menantunya, Kuang Shiying.
Tidur di Kandang Babi
Zefang sama sekali tak menyangka anak-anaknya tega tak merawatnya. "Dulu aku sama sekali tak hitung-hitungan, apakah mereka bakal merawatku saat tua atau tidak," kata dia. "Aku hanya fokus merawat mereka," kata dia seperti dikutip Daily Mail, Selasa (15/10/2013).
Zhang Zefang yang berasal dari Fusheng, Distrik Changshou bukan satu-satunya. Dia adalah 1 dari 1.000 orangtua yang menggugat anaknya sendiri dalam kurun waktu 15 tahun.
Menurut statistik pemerintah China, lebih dari 178 juta orang di China berusia 60 tahun atau lebih pada 2010. Pada 2030 diperkirakan, angka itu akan berlipat ganda.
Sementara, di media China banyak beredar cerita-cerita orangtua yang merana diabaikan anak sendiri. Banyak yang terkejut dengan kisah seorang nenek 91 tahun yang dipukul dan diusir paksa dari rumahnya sendiri di Provinsi Jiangsu, hanya gara-gara ia minta semangkuk bubur beras pada menantunya. Dua hari kemudian, forum internet dipenuhi dengan cerita mengerikan serupa di provinsi yang sama, tentang ibu berusia 100 tahun yang dipaksa tidur di kandang babi.
Advertisement