6 Fakta Menarik Batubara, Punya Pulau Salah Nama yang Jadi Ikon Pariwisata

Kabupaten Batubara memiliki berbagai macam destinasi wisata yang penuh dengan pesona alam, salah satunya adalah Pulau Salah Nama.

oleh Henry diperbarui 07 Jun 2022, 08:03 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2022, 08:03 WIB
Hari Kemerdekaan RI ke 72
Suasana upacara bendera HUT RI ke 72 di proyek pembangunan dermaga Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, (17/8). Tiga perusahan BUMN Pelindo I, PT PP dan Waskita Karya mengikuti upacara bendera di HUT RI. (Liputan6.com/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Batu Bara atau Batubara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan dan beribu kota di Kecamatan Lima Puluh. 

Kabupaten Batubara adalah salah satu dari 16 kabupaten dan kota baru yang dimekarkan pada dalam kurun 2006. DPR menyetujui Rancangan Undang-Undang pembentukannya pada 2 Januari 2007. Kabupaten Batubara diresmikan pada 15 Juni 2007, bersamaan dengan dilantiknya Pejabat Bupati Batu Bara, Sofyan Nasution.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Batubara 2021, penduduk kabupaten ini pada 2020 berjumlah 410.678 jiwa dengan kepadatan 454 jiwa/km persegi. Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Batubara. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Batu Bara yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Batubara

Sejarah terbentuknya Kabupaten Batubara diawali dengan keinginan masyarakat di wilayah eks Kewedanan Batubara untuk membentuk sebuah kabupaten Otonom baru. Upaya ini telah dimulai sejak 1957, namun mengalami kendala ketika terjadi dinamika politik nasional hingga akhir 1969.

Setelah itu, masyarakat Batubara kembali mengaspirasikan supaya lima kecamatan yang ada di Batubara, menjadi sebuah kabupaten baru. Meskipun tidak mendapat persetujuan dari Pemerintah Kabupaten Asahan, masyarakat Batubara yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Menuju Kabupaten Batu Bara (LSM-GEMKARA) menginventarisir Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan berasal dari putra asli daerah Batubara.

Atas kesepakatan bersama, OK Arya Zulkarnaen ditunjuk sebagai pemimpin organisasi sekaligus pelaksana perjuangan pemekaran. Adanya pendekatan persuasif kepada pemerintaah Provinsi Sumatra Utara dan pemerintah pusat, dengan prinsip “Surut Berpantang Batubara Harus Menjadi Kabupaten”, akhirnya pembentukan Kabupaten Batu Bara disetujui.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Pujakesuma dan Orang Minang

Tari Tor-Tor Jadi Pelajaran Wajib Sebuah Sekolah di Australia
Ilustrasi Suku Batak, Sumatera Utara

Penduduk Kabupaten Batubara didominasi oleh etnis Jawa, kemudian diikuti oleh orang-orang Melayu, dan Suku Batak. Orang Mandailing merupakan sub-etnis Batak yang paling banyak bermukim di sana.

Etnik Jawa atau yang dikenal dengan Pujakesuma (Putra Jawa Keturunan Sumatra) mencapai 43 persen dari keseluruhan penduduk Batubara. Mereka merupakan keturunan kuli-kuli perkebunan yang dibawa para pekebun Eropa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Orang Minangkabau juga banyak ditemui di kabupaten ini. Sejak abad ke-18, Batubara telah menjadi pangkalan bagi orang-orang kaya Minangkabau yang melakukan perdagangan lintas selat. Mereka membawa hasil bumi dari pedalaman Sumatra, untuk dijual kepada orang-orang Eropa di Penang dan Singapura. Seperti halnya Pelalawan, Siak, dan Jambi; Batubara merupakan koloni dagang orang-orang Minang di pesisir timur Sumatra.

3. Songket Melayu

UNESCO Tetapkan Songket Jadi Warisan Budaya Takbenda Malaysia, Netizen Indonesia Protes
Ilustrasi kain songket. (pexels/los muertos crew).

Songket Melayu merupakan kerajinan tenun yang masih dilestarikan dan diwariskan secara turun temurun. Terdapat lebih dari 300 pengrajin di Kabupaten Batubara. Memiliki corak yang beragam dan juga kualitas yang bagus, bahan dasarnya pun beragam yaitu, rayon, polyster, katun, dan sutra.

Songket dengan bahan dasar sutra paling banyak diminati karena kualitas kain yang lembut dan nyaman, namun, paling sulit untuk dikerjakan karena jalinan benangnya mudah putus. Harganya juga lebih mahal dibandingkan jenis bahan lain.

Dijual sebagai buah tangan khas Batubara, songket dikembangkan untuk menjaga warisan budaya dari leluhur. Cocok dijadikan oleh-oleh saat melakukan perjalanan di Kabupaten Batubara, Anda bisa membelinya dengan mengunjungi sentra perajin di daerah Masjid Lama, Lima Puluh, atau Tanjungtiram.

4. Pulau Salah Nama

Pulau Salah Nama di Kabupaten Batubara
Pulau Salah Nama di Kabupaten Batubara.  foto: Instagram @melalakodan

Pulau Salah Nama atau Salah Namo adalah sebuah pulau kecil di Selat Malaka, lepas pantai Sumatra, sekitar 40 km dari Tanjung Balai dan 10 km dari selatan Pulau Pandang. Pulau ini masuk dalam wilayah Indonesia, tepatnya di Kabupaten Batubara. Pulau Salah Nama memiliki panjang sekitar 500 meter dan lebar 250 meter.

Penamaan pulau ini menjadi Pulau Salah Nama tidak terlepas dari sejarahnya. Awalnya, pulau ini dinamai dengan nama organ intip perempuan dalam bahasa penduduk setempat karena bentuknya dianggap mirip.  Ketika orang dari luar daerah bertanya tentang pulau ini, penduduk sungkan untuk menyebut namanya, sehingga mengatakan nama pulau ini adalah Pulau Salah Namo atau Pulau Salah Nama.

Pulau ini memiliki keunikan tersendiri, yakni banyaknya bebatuan berwarna merah yang mengelilingi kawasan pulau. Hamparan pasir putih dan rindang pepohonan menjadi daya tarik yang luar biasa dari Pulau Salah Namo, begitu juga dengan alam bawah lautnya yang dihiasi terumbu karang.

Tidak heran, Kabupaten Batubara menjadikan pulau ini sebagai salah satu ikon pariwisata mereka serta melengkapinya dengan berbagai fasilitas. Mereka misalnya membangun penginapan di kawasan tersebut serta gencar mempromosikannya.

5. Wisata Batubara

Singapore Land Waterpark Batubara di Kabupaten Batubara
Singapore Land Waterpark Batubara di Kabupaten Batubara.  foto: Instagram @singaporelandwaterpark

Kabupaten Batubara memiliki berbagai macam destinasi wisata yang penuh dengan pesona alam dan juga keindahan yang tiada duanya. Salah satunya adalah Singapore Land Waterpark Batubara.

Tempat wisata air satu ini berlokasi di Jalan Lintas Sumatra No.KM 141, Perkebunan Sei Balai, Sei Balai, Kabupaten Batubara. Fasilitas yang ditawarkan dari tempat wisata ini sangat lengkap, dan Anda bisa merasakan beragam wahana air yang begitu besar dan tinggi.

Ada pula Pantai Bunga yang berlokasi di Jalan Pariwisata Tanjung Tiram, Batubara. Tempat wisata satu ini cukup digemari oleh masyarakat sekitar. Pantai ini memiliki pemandangan yang luas dan indah, serta hamparan pasir putih bersih yang membentang sepanjang pantai.Tak heran, pantai ini menjadi destinasi wisata favorit bagi masyarakat sekitar yang ingin merasakan keindahannya.

Lalu, ada Wisata Alam Datuk yang cocok untuk Anda yang gemar mengoleksi foto dengan latar belakang yang berbeda-beda namun sangat menarik perhatian. Anda akan menemukan berbagai ikon seperti, rumah hobbit, apache camp, house of Papua, dan jam dinding yang besar. Destinasi wisata lainnya adalah Istana Niat Lima Laras, Pantai Jono, Pantai Bogak, Danai Laut Tador, Dogi Park Waterboom Indrapura dan masih banyak lagi.

6. Kuliner khas Batubara

Bubur Pedas Khas Melayu untuk Buka Puasa di Medan
Bubur khas Melayu ini disediakan secara gratis kepada masyarakat untuk buka puasa. (Liputan6.com/Reza Efendi).

Makanan khas Batubara punya ciri dan karakteristik tersendiri, Salah satunya adalah Kue Dangai yang merupakan kue basah khas Batubara Anda bisa menjumpai kue ini hampir di semua wilayah di Batubara.

Pada awalnya, kue dangai terbuat dari tepung pulut. Namun saat ini, sudah banyak dibuat dari tepung terigu yang dicampur dengan gula dan kelapa pilihan.

Ada Bubur Pedas Melayu yang banyak ditemukan ketika sedang bulan Ramadhan. Meskipun namanya bubur pedas, nyatanya bubur ini tidak memiliki rasa pedas sama sekali, melainkan rasanya sangat gurih dan lezat.

Ada juga Gulai Asam yang berbahan dasar ikan, seperti patin, sembilang, atau kakap.Cita rasa dari kaldunya begitu menggugah selera, Anda akan merasakan rasa gurih, pedas, dan sedikit manis.Makanan khas lainnya ada Gulai Kepala Ikan, Kue Kerakas, Anyang Pakis, Bongko dan Cumi Isi Pulut.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya