Liputan6.com, Jakarta - Desa wisata tak hanya ada di daerah pedesaan atau kabupaten, tapi juga di daerah perkotaan seperti DKI Jakarta. Salah satunya adalah Desa Wisata Pecinan Glodok di kawasan Jakarta Barat. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut Desa Wisata Pecinan Glodok, memiliki storynomics tourism.
Hal itu karena desa wisata tersebut karena merupakan hasil akulturasi dari budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa.
"Kalau saya melihat Desa Wisata Pecinan Glodok ini punya potensi sebagai daya tarik wisata budaya dan sejarah. Kita bisa melihat berbagai pertunjukan tarian dari Betawi, wushu, dan lainnya. Desa ini memiliki storynomics yaitu cerita yang akan mampu menarik wisatawan," jelas Sandiaga Uno dalam Weekly Press Brefing di kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2022).
Advertisement
Baca Juga
Desa wisata yang terletak di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Glodok, Jakarta Barat ini, merupakan salah satu desa wisata yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Pada akhir pekan lalu, Sandiaga sempat mengunjungi “Toa Se Bio” yaitu salah satu Klenteng yang berada di Desa Wisata Pecinan Glodok untuk melihat ritual pengobatan Tang Sin, yaitu sebuah pengobatan tradisional spiritual yang berlangsung pada saat Cap Go Meh dan Hari Ulang Tahun Klenteng Toa Se Bio. Ia turut melakukan Fang sen atau pelepasan burung dengan jumlah 53 ekor.
"Saya berharap dengan kuatnya ragam budaya yang terdapat di desa ini bisa menarik kunjungan wisatawan, sehingga akan jadi menjadi peluang untuk kebangkitan ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja seluas-luasnya," ucap Menparekraf.
Pada kesempatan yang sama, Sandiaga Unomembuka acara Festival Pecinan Glodok yang menampilkan berbagai atraksi dan pertunjukan seperti Silat, Barongsai, Kungfu, Tarian Betawi, Teknik Pembuatan Jamu, dan lain-lain.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
7 Kategori Penilaian
"Di Petak 6 ini saya membuka Festival Pecinan Glodok, selamat menikmati pertunjukan yang luar biasa ini," kata Sandaga. Sebagaimana penilaian desa wisata yang lain, destinasi wisata di Desa Wisata Pecinan Glodok telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori, yaitu:
1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya)
2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya)
3. Homestay
4. Toilet umum
5. Digital dan kreatif
6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan
7. Kelembagaan Desa.
"Faktor-faktor itu yang membuat kawasan Pecinan Glodok bisa masuk dalam daftar desa wisata walaupun lokasinya berada di daerah perkotaan," ucap Sandiaga.
"Saya melihat ada akulturasi dari berbagai budaya. Ada budaya dari Tiongkok, Portugis, ada budaya Muslim, ada budaya juga dari Melayu, dan banyak sekali. Ada Wushu, ada pencak silat. Semua di sini bersatu padu dalam suatu keberagaman berbasiskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Ini adalah pariwisata berbasis komunitas," lanjut pria yang akrab disapa Sandi ini.
Advertisement
Punya Historis Menarik
Desa Wisata Pecinan Glodok memang memiliki historis menarik. Itu semua terbangun dari hasil kolaborasi seluruh etnis yang ada, seperti Tionghoa, Sunda, Betawi, Jawa dan lainnya.
Untuk menuju ke desa wisata ini, Anda dapat memilih moda transportasi perkotaan yang mudah didapatkan. Jika dari bandara, bisa menggunakan Damri Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Kemudian, di dalam kota Jakarta, pelancong dapat mengakses Trans Jakarta dan Commuter Line.
Banyak destinasi plesiran yang ikonik di sini. Begitu memasuki area desa wisata ini, wisatawan sudah disambut oleh bangunan-bangunan dengan desain arsitektur khas Tiongkok. Kemudian, masuk lebih jauh, wisatawan akan disuguhkan berbagai lokasi wisata menarik. Mulai dari wisata sejarah, kuliner, seni dan budaya, hingga berbelanja.
Lalu, ada Gang Gloria yang merupakan salah satu pusat jajanan. Pada masa jayanya, sejumlah restoran di Gang Gloria menjadi tempat jajanan favorit. Nama Kopi Tak Kie, barber shop Ko Tang, Gado-Gado Direktur, dan Soto Betawi Afung adalah bagian dari substreet ini.
Kedai Teh Legendaris
Ada pula Pantjoran Tea House. Itu merupakan kedai teh legendaris di kawasan Pecinan Glodok. Eksterior bangunan mengikuti bentuk bangunan aslinya, yaitu eks Apotek Tjung Hwa, bagian dari sejarah Kesehatan warga Batavia pada awal abad ke-20.
Sementara untuk produk kriya, di Desa Wisata Pecinan Glodok, wisatawan dapat membawa oleh-oleh seperti keramik dan porselen, Poci Teh Keramik, dan pernak-pernik lampion.
"Di kawasan Pecinan Glodok ini semuanya lengkap, ada wisata sejarah, kuliner sampai kriya, lokasinya juga mudah dicapai Kalau dari kantor Kemenparekraf ini saya pernah jajal jogging ke sana sekitar 25 menit, kalau naik kendaraan seperti taksi online ya tidak sampai 10 menit sudah sampai," ujar Sandi.
Desa Wisata Pecinan Glodok termasuk kedalam wisata urban yang terletak di perkotaan dengan beragam fasilitas penginapan, mulai dari hotel bintang lima hingga rumah kos serta pemanfaatan rumah warga yang dibuat sebagai motel. Itu semua sudah lengkap dengan fasilitas umum yang dibutuhkan para wisatawan.
Advertisement