Masinis Lupa Kata Sandi, Kereta di Jepang Terlambat sampai 23 Menit

Digitalisasi jadwal bagi masinis di Jepang ini berlaku mulai Juni 2022, dan telah menyebabkan beberapa keterlambatan kereta.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 31 Agu 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2022, 08:30 WIB
Sunyi Sepi Bandara di Jepang Tanpa Kunjungan Turis Asing
Seorang pria menaiki kereta Tokyo Monorail Haneda Airport Line di stasiun Terminal 3 bandara Haneda, Selasa (30/11/2021). Jepang melarang semua warga asing memasuki negaranya mulai Selasa (30/11) hingga sebulan ke depan untuk mengantisipasi penyebaran varian Covid-19 Omicron. (Philip FONG/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketepatan waktu kereta api di Jepang merupakan hal yang sakral. Ribuan penumpang sangat bergantung pada moda transportasi tersebut, sehingga perbedaan waktu kurang dari satu menit dapat menyebabkan gangguan dan memicu permintaan maaf perusahaan.

Mengingat itu, ketika kereta mengalami penundaan selama 23 menit, biasanya ada masalah cukup besar di sini. Penundaan lebih lama ini biasanya disebabkan situasi yang sangat tidak biasa, seperti burung yang terbang di dalam kereta.

Namun, mengutip Japan Today, Selasa (30/8/2022), keterlambatan kali ini terjadi hanya karena seorang masinis lupa kata sandi untuk membuka kunci tabletnya. Pada Juni lalu, JR East mendigitalkan jadwal dengan memberikan tablet pada pengemudi, menampilkan waktu kedatangan dan keberangkatan yang dapat diperbarui secara otomatis.

Insiden baru-baru ini terjadi ketika salah satu pengemudi meninggalkan Stasiun Koriyama pukul 18.18. Sekitar tiga menit dalam rutenya, ia melihat tabletnya untuk memeriksa jadwal. Namun, upayanya membuka kunci gawai tersebut tidak berhasil karena kata sandinya ditolak.

Alhasil, masinis harus berulang kali mengecek jadwal saat berhenti di stasiun, seperti Asakanagamori dan Yayagawa di sepanjang perjalanan menuju tujuan akhir. Total kumulatif pemeriksaan ini adalah 23 menit saat mencapai Mito dan sekitar 60 penumpang dikatakan terdampak penundaan tersebut. Menurut laporan, pengemudi diberikan beberapa tablet untuk tugas berbeda dan dalam kasus ini, masinis tersebut kehilangan jejak jadwal tablet.

Menonaktifkan Kunci

Ilustrasi
Ilustrasi stasiun kereta di Jepang. (dok. unsplash/Carina Sze)

Insiden ini menjadi yang kedua kalinya terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pada 8 Juli 2022, pukul 18.55, seorang pengemudi bersiap-siap berangkat dari Stasiun JR Ishinomaki di Prefektur Miyagi menuju Sendai.

Sesaat sebelum keberangkatan, pengemudi pergi untuk memeriksa jadwal di tabletnya, tapi tidak bisa karena ia lupa kata sandinya. Pengemudi ini memutuskan menunggu di stasiun sampai seseorang bisa memberinya salinan kertas jadwal. Namun, bahkan cara ini mengakibatkan penundaan 22 menit yang memengaruhi sekitar 120 orang.

Seorang perwakilan dari JR Fukushima mengatakan bahwa mereka akan memberi lebih banyak panduan pada pengemudi tentang mengingat kata sandi. Solusi yang lebih sederhana mungkin hanya menonaktifkan kunci, karena jadwal bukanlah informasi rahasia yang harus mereka khawatirkan jatuh ke tangan yang salah.

Bagaimanapun, mereka harus menghadapi masalah dengan satu atau cara lain, karena orang Jepang tidak menoleransi kereta yang terlambat. Di sisi lain, peristiwa unik terjadi saat manajemen perusahaan kereta meminta maaf karena kereta datang 20 detik lebih awal dari jadwal.

Kasus itu terjadi pada Selasa, 14 November 2017 ketika kereta di jalur Tsukuba Express di Tokyo datang tak tepat waktu. Menurut laporan, kereta tersebut seharusnya berangkat dari Stasiun Minami Nagerayama pada pukul 09.44. Namun pada hari itu, kereta itu sudah meninggalkan stasiun pada pukul 09.43 lewat 40 detik, 20 detik lebih awal dari jadwal.

Dikutip dari kanal Global Liputan6.com, disebutkan bahwa kereta tersebut datang di jalur Tsukuba Express setiap empat menit sekali. Pihak pengelola pun meragukan bahwa banyak orang akan menyadari perbedaan 20 detik itu.

Kereta Jepang 1945

FOTO: Tokyo Darurat Virus Corona COVID-19
Seorang wanita yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona COVID-19 keluar dari gerbang stasiun kereta api di Tokyo, Jepang, Jumat (6/8/2021). Tokyo dalam keadaan darurat virus corona COVID-19 sejak pertengahan Juli. (AP Photo/Kantaro Komiya)

Menilik bagaimana kereta di Jepang beroperasi, publik akan mengingat bagaimana saat negara itu kalah di Perang Dunia II. Bahkan setelah pidato penyerahan kaisar pada 1945, Jepang tidak berhenti mengoperasikan jaringan kereta apinya.

Diagram perencanaan layanan yang dipajang untuk pertama kalinya di Museum Kereta Api negara itu menunjukkan bahwa kereta Kereta Api Nasional Jepang tetap beroperasi pada hari itu. Terjadi penundaan dan penangguhan jadwal yang tampaknya disebabkan kekurangan bahan bakar dan awak.

"Saya berharap mereka yang melihat diagram akan menghargai peran dan tujuan kereta api yang terus beroperasi, bahkan ketika publik tidak yakin tentang apa yang akan terjadi di masa depan," kata Satoshi Okuhara, kepala kurator di museum dikutip dari Asahi.com.

Diagram menunjukkan status operasional kereta api di Jalur Tohoku antara Stasiun Ichinoseki di Prefektur Iwate dan Stasiun Shiriuchi (sekarang Hachinohe) di Prefektur Aomori untuk 14--16 Agustus 1945. Diagram itu ditemukan ketika karyawan East Japan Railway Co. (JR East) sedang mengatur materi di fasilitas perusahaan di Prefektur Iwate sekitar musim gugur pada 2019.

Penundaan Parah

Kereta Jepang
Ilustrasi (Sumber : engadget.com)

Lebih lanjut dikatakan bahwa kurator museum dan perwakilan JR East mengaku belum pernah melihat jadwal KA JNR 15 Agustus 1945. Namun, sumbu horizontal menunjukkan waktu, sementara sumbu vertikal menunjukkan stasiun, dengan pergerakan kereta api diwakili garis diagonal merah dan biru.

Bagan tertanggal 15 Agustus 1945 menunjukkan garis-garis diagonal yang bergelombang dan bergerigi di atasnya, menandai bahwa kereta api beroperasi dengan penundaan yang parah. Ada juga garis kuning yang mewakili suspensi kereta di sana-sini.

Satoshi Okuhara mengatakan bahwa JNR, yang diprivatisasi jadi JR East dan perusahaan lain pada 1987, kehabisan batu bara untuk menggerakkan keretanya. Juga, bahwa pengemudi yang terampil, serta insinyur lainnya telah meninggal di medan perang.

"Itu (JNR) hampir tidak bisa mengikuti operasinya," kata Okuhara. Ia menambahkan, penundaan apapun menyebabkan keterlambatan lebih jauh karena banyak trek adalah jalur tunggal saat itu. 

 

Infografis Kereta Tercepat
Infografis Kereta Tercepat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya