Liputan6.com, Jakarta - Dua suporter wanita yang merayakan kemenangan Argentina di Piala Dunia 2022 dengan bertelanjang dada terancam dipenjara di Qatar. Sebagaimana diketahui, Argentina meraih kemenangan dramatis atas Prancis di partai final Piala Dunia di Doha, Minggu, 18 Desember 2022.
Messi dkk menang dalam tendangan penalti setelah seri 3-3. Dua wanita, yang disapa Milubarbiie dan Noe di Instagram, merayakan kesempatan itu dengan bertelanjang dada di tribun, seperti dilansir dari New York Post, Rabu (21/12/2022).
Advertisement
Baca Juga
Semula, ada kekhawatiran bahwa dua wanita tersebut berisiko dipenjara karena melanggar undang-undang yang keras terkait ketidaksopanan di Qatar. Namun, keduanya mengindikasikan di media sosial bahwa mereka berhasil keluar dari negara tersebut tanpa insiden.
Dalam Instagram Stories-nya, Noe mengunggah foto dirinya di pesawat dengan teks dalam bahasa Spanyol yang secara longgar diterjemahkan jadi lelucon tentang harapan pesawat lepas landas "sebelum mereka datang mencari saya."
Menurut TMZ, Milubarbiie mengatakan dalam sebuah video bahwa ia berhasil kembali ke Eropa, "tempat yang sangat ia rindukan saat menyemangati Argentina di turnamen sepak bola." Mereka tercatat bukan satu-satunya wanita yang melanggar peraturan Qatar dan menghindari hukuman negara itu.
Ivana Knoll, penggemar Kroasia berbikini, juga tidak menghadapi konsekuensi nyata dari rezim penegakan hukum negara itu. Adapun Milubarbiie dan Noe, mereka akan selamanya ingat menyaksikan pertandingan final Piala Dunia "terbesar sepanjang masa."
Kesan Lainnya
Tidak lagi terhindari bahwa memang ada banyak memori dari hampir sebulan gelaran Piala Dunia 2022. Berbeda dengan perempuan-perempuan yang memutuskan tampil berani itu, bagi YouTuber bernama David Vujanic, kenangan yang paling membekas justru ditemukannya di dalam toilet di Qatar.
Vujanic mengatakan, "bokongnya sangat bersyukur" setelah menemukan bidet di toilet negara tuan rumah Piala Dunia 2022. "Sudah menggunakan bidet toilet di Qatar selama sebulan. Saya benar-benar ngeri kami hanya menggunakan tisu toilet di Inggris/Eropa. Ini adalah hal terbaik yang pernah ada," kicau David di akun Twitter-nya, pekan lalu.
Melansir SBS, kreator konten asal Serbia kelahiran Kroasia ini mengunjungi Qatar untuk Piala Dunia ketika ia mulai menggunakan bidet secara teratur. Tweet viral awalnya jadi salah satu dari sekian banyak, karena ia berkicau 13 kali lebih banyak ke 137.700 pengikut Twitter-nya tentang "cebokan bokong."
"Saya pernah menggunakan bidet di Prancis, lumayan tapi terlalu besar, ini pancuran tekanan tinggi sederhana, lebih fungsional dan mudah beradaptasi. Akan berinvestasi saat kembali ke London," katanya dalam satu tweet.
Advertisement
Aman bagi Suporter Perempuan
Di sisi lain, Piala Dunia Qatar 2022 justru dinilai aman bagi para suporter perempuan. Selain utas di Twitter, topik ini juga dilaporkan Al Jazeera. Salah satunya adalah cerita Andrea M. Ia berangkat dari New York, Amerika Serikat (AS) untuk mendukung timnas AS berlaga di Piala Dunia 2022.
Ia meyakinkan teman dan keluarganya bahwa ia tidak akan melakukan apapun yang berisiko selama turnamen berlangsung. Apa yang Andrea baca tentang Qatar disebut "melukiskan gambaran yang mengkhawatirkan" tentang negara tuan rumah.
"Penggambaran media AS tentang Timur Tengah sangat berbeda dari apa yang saya alami di sini," kata perempuan berusia 29 tahun itu.
Sementara teman-temannya memutuskan tidak pergi ke Qatar, Andrea mengatakan, ia senang bisa datang langsung. "Hal-hal sederhana seperti berjalan-jalan di sekitar kota larut malam, itu adalah sesuatu yang tidak bisa saya lakukan di rumah (AS)," tuturnya.
Waktu kickoff pukul 22.00, waktu setempat, untuk sebagian besar pertandingan penyisihan grup dan pertandingan sistem gugur membuat para penggemar keluar dari stadion, menggunakan transportasi umum, dan merayakan kemenangan di zona penggemar hingga lewat tengah malam.
Kota Teraman di Dunia
Dalam hal ini, suporter perempuan, dalam kelompok atau sendiri, bisa bernyanyi, menari, dan bergerak tanpa mengkhawatirkan keselamatan mereka. Menurut Indeks Kejahatan Numbeo, Doha secara rutin mendapat peringkat sebagai kota teraman, atau teraman kedua di dunia.
Bagi Joy Nkuna, pengalaman tersebut sangat kontras dengan negara asalnya, Afrika Selatan, yang menempati peringkat sebagai salah satu negara paling berbahaya bagi pelancong wanita. "Kami memiliki tingkat kejahatan yang sangat tinggi di negara saya, terutama terhadap perempuan," katanya.
Menurut angka rilisan pemerintah negara itu, baru-baru ini, lebih dari 1.000 wanita dibunuh di Afrika Selatan dalam periode tiga bulan antara awal Juli dan akhir September 2022. Perempuan berusia 39 tahun itu mengatakan, ia tidak berani keluar sendirian saat matahari terbenam di negaranya.
"Sejak hari mulai gelap, wanita tidak bisa keluar sendirian atau mereka akan berada dalam bahaya," katanya. "Di sini, saya dan putri saya berjalan-jalan pukul 3 pagi dan tidak ada yang mengintimidasi kami, menggoda kami, atau melihat kami dengan cara yang akan membuat kami merasa tidak aman."
Advertisement