Liputan6.com, Jakarta - Sebuah startup asal Jepang telah mengembangkan helm ramah lingkungan pertama dari limbah cangkang kerang di Desa Sarufutsu, Hokkaido. Bersama agensi TBWA Hakuhodo dan perusahaan kimia yang berbasis di Osaka, Koushi Chemical, pihaknya membuat helm ramah lingkungan bernama Hotamet.
Penjualan helm ini sudah dimulai pada 14 Desember 2022 di situs crowdfunding Makuake. Mereka mengembangkan cara mengolah sisa cangkang jadi bahan yang disebut karastic, yaitu gabungan dari kata kara, yang artinya cangkang, dan plastik. Sementara Hotamet berasal dari gabungan bahasa Jepang dan Inggris, yaitu Hotate (kerang) dan helmet.
Advertisement
Baca Juga
Melansir Designboom, Selasa, 3 Januari 2023, Hakuhodo memusatkan perhatian pada komponen utama cangkang kerang, yakni kalsium karbonat yang dapat digunakan kembali sebagai bahan baru. Desa Sarufutsu merupakan salah satu wilayah penghasil kerang terbanyak di Jepang.
Sekitar 40 ribu ton limbah kerang dihasilkan setiap tahun sebagai sisa pengolahan. Sebelumnya, desa tersebut mengekspor cangkang kerang ke negara lain untuk dibuat berbagai macam kerajinan, tapi pada 2021 kegiatan ekspor dihentikan.
Alih-alih membuang dan menyimpannya, cangkang tersebut diolah jadi helm yang lebih ringan dari helm pada umumnya. Itu pun diklaim ideal untuk operasi bencana dan penyelamatan.
Helm yang diklaim ideal untuk operasi bencana dan penyelamatan bisa digunakan saat gempa bumi, tsunami, dan bencana musim dingin akibat perubahan iklim. Selain itu, helm ini juga dapat digunakan untuk bersepeda dan saat berada di lokasi kerja.
Helm Fungsional
Kepala desainer Quantum, Shintaro Kadota, mengatakan, "Bentuk cangkang pada Hotamet dirancang tidak hanya menarik, tapi juga fungsional." Walau helm ini dinilai fungsional, tapi tidak bisa digunakan saat naik sepeda motor.
Helm ini dapat digunakan semua orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Ukurannya juga bisa disesuaikan dengan pita yang tersedia di helm.
Cara merawat helm ini dinilai cukup mudah, yaitu dengan mengencerkan deterjen dan menyeka perlahan bagian helm tanpa digosok. Kemudian, jika helm basah, Anda bisa membersihkannya dengan lembut menggunakan kain bersih.
Sebelum rilis pada akhir Maret 2023 mendatang, Hotamet memberikan harga khusus pada program pre-order yang sudah dibuka saat ini, yaitu mulai dari 3,8 ribu yen (sekitar Rp453 ribu). Setelah melewati masa pre-order, pembeli akan mendapatkan harga 4,8 ribu yen (sekitar Rp573 ribu).
Helm ini menggabungkan cangkang daur ulang dan plastik ramah lingkungan dengan berat hanya 400 gram. Dengan bantuan studio desain Quantum, Hotamet menghadirkan detail ribbed untuk meningkatkan daya tahan helm sebanyak 30 persen, mengingat bahwa helm ini fungsional.
Advertisement
Detail Desain
Selain untuk meningkatkan daya tahan helm, desain ribbed juga dibuat agar terlihat mirip cangkang kerang. Menambah kemiripan, desain melengkung menyesuaikan kepala dan bagian depan helm memiliki bentuk rata yang tampak seperti sisi belakang cangkang kerang.
Kemudian, terdapat tali pada masing-masing sisi dan pada bagian tengah terdapat alat pengencang yang berfungsi mengencangkan tali Hotamet. Pengencang tersebut memiliki bentuk bulat dengan warna abu-abu dan dihiasi gambar cangkang kerang.
Shintaro menyebutkan bahwa dari pengembangan material hingga desain, semua dipikirkan dengan matang guna menciptakan produk ramah lingkungan. Helm ini tersedia dalam beberapa warna, yaitu putih, biru terang, biru gelap, krem, dan merah muda.
Melansir situs Makuake, Asisten Manajer Bagian Penduduk Desa Sarufutsu, Takuro Shinya, menyebut bahwa selama bertahun-tahun, pihaknya telah mencari cara memanfaatkan cangkang kerang secara efektif, terlebih limbah cangkang menumpuk sejak eskpor dihentikan. Hingga akhirnya, mereka menemukan Hotamet sebagai inovasi yang cocok untuk memanfaatkan cangkang kerang.
Inovasi yang Tepat
Cangkang kerang tercatat sebagai penghasilan tembahan bagi penduduk sekitar desa Sarufutsu. Karena itu, pembuatan helm ini dinilai berguna langsung bagi masyarakat sekitar. Takuro menyebutkan, "Kami akan terus mencari inisiatif untuk mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan, tidak terbatas pada pemanfaatan (limbah cangkang) kerang (Desa) Sarufutsu saja."
Hiroshi Uyama, Profesor Universitas Osaka, menyebutkan bahwa memakai HOTAMET bisa dikatakan sebagai kegiatan menjaga laut dalam arti luas. "Kami berharap helm ini akan meningkatkan kesadaran lingkungan banyak orang," ujarnya.
Takuro menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan dan mewujudkan desain, serta spesifikasi dalam kondisi terbaik walau diubah sebagian selama proses pengembangan. Kendati pengiriman mungkin terlambat, pembelian barang dengan metode crowdfunding membuat pelanggan tidak dapat membatalkan pesanan karena keterlambatan pengiriman.
Sampah cangkang kerang, jika tidak diolah dengan baik, akan dikategorikan sebagai limbah laut. Kehadirannya akan menambah beban lingkungan, mengingat sampah plastik di laut masih terus jadi msalah serius yang butuh solusi cepat dan berdampak.
Advertisement