Profil Sofiane Bennacer, Aktor Prancis yang Dicoret dari Nominasi Bergengsi Akibat Dugaan Pemerkosaan

Sofiane Bennacer yang sedang naik daun dilarang menghadiri ajang Cesar Awards akibat tuduhan kasus pemerkosaan yang diajukan tiga mantan pacarnya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 04 Jan 2023, 09:01 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2023, 09:01 WIB
Profil Sofiane Bennacer, Aktor Prancis yang Dicoret dari Nominasi Bergengsi Akibat Dugaan Pemerkosaan
Sofiane Bennacer. (dok. Instagram @sofianebennacerofficiel/https://www.instagram.com/p/Cl0pZJKgK9K/?hl=en/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Panitia Cesar Awards, ajang penghargaan Oscar versi Prancis, menyatakan siapa pun yang sedang diselidiki atas kasus kekerasan seksual akan dillarang menghadiri acara tersebut pada bulan depan. Salah satu yang terdampak adalah Sofiane Bennacer. 

Dikutip dari laman Variety, Rabu (4/1/2022), Bennacer awalnya masuk dalam daftar 32 aktor yang masuk dalam kandidat aktor pendatang baru terbaik atas perannya di film Les Amandiers di Cesar Awards. Namun, panitia memutuskan mencabut nama Bennacer dari proses penjurian pada Jumat, 30 Desember 2022. Sebagai bagian dari tinjauan yudisial, Bennacer dilarang berada di dalam dan sekitar Paris, serta Strasbourg dan Mulhouse.

Aktor berusia 25 tahun itu menghadapi empat laporan atas dugaan kasus kekerasan seksual. Tiga mantan pacarnya menuduhnya telah melakukan pemerkosaan dan salah satu dari ketiga korban mengaku mengalami tindak kekerasan. Polisi pun kini menyelidiki kasus tersebut.

Namun, Bennacer yang lahir di Marseille, Prancis, menolak semua tuduhan itu lewat media sosial. "Apakah asas praduga tak bersalah masih ada? Atau dapatkah tuduhan tanpa dasar menghancurkan hidup yang lain?" tulis aktor tersebut di akun Instagramnya.

"Aku mungkin akan diboikot dari industri film. Bagaimanapun, aku telah dipermalukan sampai ke lubuk jiwa," ia menyambung.

Surat kabar Liberation sebelumnya menerbitkan laporan penyelidikan mengejutkan pada awal pekan ini dengan menyebut orang-orang yang bekerja dalam produksi film tersebut sudah mengetahui kasus yang membelit Bennacer. Media itu juga menuding sutradara film itu, Valeria Bruni-Tedeschi, dan produser film tersebut telah melindunginya.

Bruni Tedeschi pun menanggapi tudingan tersebut dengan menyalahkan media Prancis karena dianggap gagal menghormati asas praduga tak bersalah. Sutradara yang juga adik mantan ibu negara Prancis Carla Bruni itu mengakui mengetahui rumor tersebut menjelang syuting, tetapi tetap memberikan peran tersebut kepada Bennacer.

Latar Belakang Pencabutan

Profil Sofiane Bennacer, Aktor Prancis yang Dicoret dari Nominasi Bergengsi Akibat Dugaan Pemerkosaan
Sofiane Bennacer. (dok. Instagram @sofianebennacerofficiel/https://www.instagram.com/p/CkjDo0urP63/?hl=en/Dinny Mutiah)

"Produserku menyatakan keprihatinan dan memperingatiku, tapi aku menunjukkan kepada mereka bahwa rumor ini tidak akan menghentikan saya dan saya tidak dapat membayangkan membuat film ini tanpa dia," kata Bruni Tedeschi dalam pernyataan yang dipublikasikan di beberapa outlet lokal.

Di sisi lain, keputusan panitia untuk mengeliminasi nama Bennacer itu berlatar protes yang terjadi pada ajang di 2020. Publik saat itu memprotes panitia usai Roman Polanski yang dihukum karena memerkosa seorang anak pada 1970an memenangkan penghargaan sutradara terbaik.

Kejadian itu memicu reorganisasi besar-besaran di dalam Akademi Cesar. Dikutip dari AFP, dalam sebuah pernyataan, Akademi mengatakan siapa pun yang menghadapi potensi hukuman penjara karena "kekerasan, terutama yang bersifat seksual atau seksis" akan dikeluarkan dari upacara yang akan digelar pada 24 Februari 2023.

"Telah diputuskan untuk tidak menyorot orang-orang yang mungkin telah ditanyai oleh pengadilan atas tindakan kekerasan," demikian bunyi pernyataan mereka, seraya menambahkan bahwa langkah tersebut diambil "untuk menghormati para korban", meskipun mereka hanya " diduga" korban.

Meski begitu, Cesar Academy mengatakan masih memperdebatkan apakah orang dengan tuduhan dan hukuman pelanggaran seksual harus dilarang sepenuhnya dari nominasi dan penghargaan di masa depan. Keputusan soal itu akan dibuat dalam beberapa minggu mendatang.

 

 

Dipuji Cannes

Profil Sofiane Bennacer, Aktor Prancis yang Dicoret dari Nominasi Bergengsi Akibat Dugaan Pemerkosaan
Sofiane Bennacer. (dok. Instagram @sofianebennacerofficiel/https://www.instagram.com/p/CkNl9mYLd-D/?hl=en/Dinny Mutiah)

Bennacer mendapat peran utama dalam film yang dikenal dengan nama Forever Young.Film tersebut menceritakan tentang perjalanan rombongan komedian muda yang baru saja diterima di Les Amandiers, yakni sekolah teater bergengsi yang dipimpin oleh Patrice Chereau. 

Film berlatar tahun 1980an itu juga dibintangi bersama Nadia Tereszkiewicz dan Louis Garrel. Film ini mendapat pujian kritis di Cannes dan kemudian diakuisisi oleh distributor di seluruh dunia. Film tersebut saat ini juga sedang tayang di Prancis.

Dikutip dari laman gala.fr, Bennacer yang berasal dari keluarga kelas pekerja itu pertama kali debut di teater saat tinggal di Marseille. Dia mengawali karier pada 2018 dengan bermain di Aix dan Avignon. Pria itu lalu bergabung dengan Théâtre National de Strasbourg (TNS46) pada 2019.

Selama dua tahun bergabung, dia bermain dalam empat proyek, termasuk  Polices! yang disutradarai Sonia Chiambretto dan the Love of Phèdre oleh Sarah Kane dan Louis Dieuzaide. Karier Bennacer berlanjut dengan membintangi film layar lebar berjudul This Music Does Not Play for Anyone yang disutradari oleh Samuel Benchetrit. Film itu diputarkan di Festival Cannes pada 2021.

Akting Bennacer menarik perhatian Valeria Bruni Tedeschi, yang juga merupakan bagian dari pemeran film itu. Aktor tersebut kemudian ikut bermasin dalam serial The Trainee, bersama Michèle Bernier. Tahun berikutnya, Valeria Bruni Tedeschi merekrutnya. Dia memainkan salah satu peran utama dalam film fitur kelimanya sebagai sutradara, Les Amandiers. Film ini sukses besar di Festival Film Cannes. 

Berperan Aktif

Kasus Eksploitasi Anak
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak. (Dok. Freepik)

Ancaman kekerasan seksual kini tak pandang bulu, bahkan bisa terjadi di ruang publik. Berdasarkan riset Ipsos 2022, kekerasan seksual merupakan isu nomor satu untuk perempuan di Indonesia. Delapan dari 10 wanita pernah mengalami pelecehan atau kekerasan seksual di hidup mereka. Tapi, 90 persen di antaranya tidak mengetahui cara menghadapinya, baik sebagai korban ataupun yang melihat kejadian itu.

L'Oreal Indonesia bekerja sama dengan DEMAND, sebuah LSM yang fokus dalam kegiatan advokasi dan pendampingan soal kekerasan seksual rutin mengedukasi publik dengan kampanye 5 D. Anindya Restuviani, Co-Director DEMAND, yang akrab disapa Vivi itu menerangkan 5 D adalah cara untuk menghentikan aksi pelecehan atau kekerasan seksual di ruang publik.

"5D itu adalah dialihkan, dilaporkan, didokumentasikan, ditegur, dan ditenangkan," katanya.

Ilmu itu perlu dipelajari karena banyak saksi mata memilih tidak melakukan apa-apa saat melihat kejadian itu karena berbagai alasan. Survei mereka menyebut angkanya hanya 25 persen saja. 

"Kadang untuk melakukannya menjadi beda sendiri untuk setop pelecehan tersebut, sulit banget. Butuh banyak keberanian untuk melakukan sesuatu, tapi efeknya bila teman-teman membantu, orang-orang di sekitar teman-teman merasa punya tanggung jawab yang sama," ucap dia.

Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya