Mahasiswa ITB Muhammad Rasyid Ghifari Meninggal Usai Terluka Saat Uji Terbang Drone di Lanud Sulaiman Bandung

Mahasiswa ITB bernama Muhammad Rasyid Ghifari mengalami kecelakaan saat uji terbang pesawat nirawak alias drone bersama rekan-rekannya di Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 08 Jun 2023, 16:53 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2023, 16:53 WIB
Mahasiswa ITB Meninggal Dunia Usai Terluka Saat Uji Terbang Drone di Lanud Sulaiman
Mahasiswa ITB Muhammad Rasyid Ghifary meninggal dunia. (dok. Facebook ITB)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka disampaikan Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satu mahasiswa mereka, yakni Muhammad Rasyid Ghifary, meninggal dunia pada Selasa, 6 Juni 2023, setelah mengalami kecelakaan dalam proses uji coba robot terbang di Lanud Sulaiman, Kopo, Kabupaten Bandung.

"Rektor, Pimpinan, dan Segenap Keluarga Besar ITB turut berduka cita atas berpulangnya Muhammad Rasyid Ghifary, Mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB. Semoga Almarhum mendapat tempat mulia di sisi-Nya," demikian bunyi pengumuman yang diunggah di laman Facebook ITB.

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto, Fary, panggilan akrab almarhum, menguji terbang di Lanud Sulaiman bersama beberapa rekan setimnya di Aksantara. Itu merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa ITB yang bergerak di bidang robotika terbang atau yang biasa disebut dengan pesawat terbang nirawak alias drone.

"Latihan yang Fary bersama Aksantara di Lanud Sulaiman itu merupakan salah satu bagian dari persiapan Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI)," kata Naomi dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com, Kamis (8/6/2023).

Ia menyebut sekitar pukul 17.15--17.20 WIB, beberapa tim Aksantara, termasuk Fary, sedang mempersiapkan alat pelontar untuk melakukan uji terbang wahana. Alat lontar tersebut terdiri dari karet elastis besar yang disangkutkan pada sebuah pasak besi besar. Usai beberapa kali percobaan, mereka belum berhasil memasangnya, sehingga perlu dipindahkan tempat pasaknya.

"Namun, kondisi tanah tempat pasak dipindahkan rupanya berlumpur dan tak cukup kuat untuk menahannya, sehingga pasak itu terlontar dan mengenai Fary di bagian rahang bawah kanannya," sambung Naomi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

Ilustrasi drone AS
Ilustrasi drone AS (Massoud Hossaini/AP)

Naomi mengatakan bahwa Fary sempat dilarikan ke RSAU Lanud Sulaiman. Rekan-rekannya juga segera menghubungi keluarga dan dosen pembimbing mereka.

"Pendampingan dilakukan perwakilan dari ITB, yaitu dari FTMD dan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa ITB) pun turut mendampingi saat Fary berada di rumah sakit. Beberapa waktu kemudian, orangtua mahasiswa hadir pula mendampingi," kata dia.

Naomi menuturkan, berdasarkan pemeriksaan elektrodiagram (EKG), detak jantung Fary tidak lagi terdeteksi. Begitu pula tak ada respons dari pupil mata, sehingga dokter menyatakan almarhum meninggal pada pukul 17.44 karena adanya luka tumpul. Pihak rektorat pun menyampaikan duka cita kepada pihak orangtua Fary yang juga merupakan alumni ITB.

"ITB melalui Ditmawa dan FTMD memberikan perhatian, sesuai peraturan Rektor berupa dana santunan duka cita dan ucapan bela sungkawa dalam bentuk karangan bunga," kata Naomi.

Pihaknya melanjutkan bahwa proses investigasi sedang dilakukan oleh dosen pembimbing UKM Aksantara dan dosen dari FTMD. Hingga saat ini, belum ada kabar bahwa UKM Aksantara akan dibekukan.

"Namun, pimpinan ITB menghimbau agar semua mahasiswa yang berkegiatan di UKM untuk selalu bertindak hati-hati dalam berkegiatan," katanya.


Wisuda Almarhum Eril

Atalia dan Ridwan Kamil
Atalia mengaku, menemukan surat tersebut saat sedang membereskan berkas-berkas Eril baru-baru ini. "Tanpa sengaja saya menemukan sebuah surat yang masih tertutup rapat.. masih tersegel.." ujar Atalia dalam videonya. [Instagram/ataliapr]

Sekitar 10 bulan setelah meninggal dunia, anak sulung Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, diwisuda sebagai sarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) secara in absentia. Kabar wisuda Eril, sapaan akrabnya, disampaikan sang ayah melalui unggahan Instagram, Sabtu, 8 April 2023.

Pria yang akrab disapa Emil itu menulis, "Alhamdulillah, hari ini, Sabtu 8 April 2023, a Eril almarhum, akan diwisuda sebagai sarjana ITB secara in absentia. Saya akan mengambil ijazahnya mewakilinya."

"Sekian bulan setelah wafatnya," Ridwan Kamil menyambung. "ITB mengadakan sidang dua kali untuk menguji apakah tugas akhirnya yang memang secara substansi sudah selesai itu layak atau tidak untuk dinyatakan lulus."

Ia melanjutkan, "Perlu digarisbawahi, kami sekeluarga tidak meminta ini, karena sudah kami ikhlaskan semua hak maupun urusannya di dunia ini. Project-nya almarhum (Eril) kira-kira adalah menciptakan teknologi scanning penyakit kulit menggunakan kamera HP, yang kemudian dibaca machine learning. Kerja bersama timnya."

"Sidang pertama di fakultas, kemudian hasil sidang di fakultas diuji lagi oleh beberapa guru besar atau profesor, dan hasilnya Alhamdulillah dinyatakan memenuhi syarat standar ketat ITB," imbuhnya.


Wisuda Eril Didampingi Nabila Ishma

Penuhi Janji, Nabila Ishma Hadir Jadi Pendamping di Wisuda Mendiang Eril Anak Ridwan Kamil
Penuhi Janji, Nabila Ishma Hadir Jadi Pendamping di Wisuda Mendiang Eril Anak Ridwan Kamil. (instagram.com/nabilaishma)

Wisuda Eril tak hanya dihadiri oleh kedua orangtua dan sahabat, melainkan juga kekasihnya, Nabila Ishma. Gadis itu menyebut bahwa kehadirannya sebagai pendamping wisuda adalah janji yang pernah mereka buat saat Eril masih hidup.

"Haii lunas ya janji aku jadi pendamping wisuda kamuu!" tulis Nabila Ishma.

Melalui unggahannya, Nabila menuturkan, seelama menghadiri acara wisuda mendiang Eril itu, memori-memorinya tentang Eril di masa lalu seketika hadir. Salah satunya adalah ketika Eril merasa gelisah lantaran belum bisa lulus tepat waktu.

"Aku teringat, ada satu waktu dimana Eril sangat gelisah karena dia belum bisa lulus tepat waktu. Saat itu aku bilang "gausah khawatir setiap orang punya waktu dan kesempatannya masing-masing ko. Mungkin orang lain bisa lulus tepat waktu tapi ga semua orang punya kesempatan sebanyak yang kamu punya sekarang kann?" kenang Nabila Ishma.

"Memang saat itu dia juga disibukkan membangun jbz, mengambil berbagai program magang, dan mengikuti berbagai course dan sertifikasi keahlian," sambungnya.

infografis Tinggalkan ITB demi Rawat 9 Adik
infografis Tinggalkan ITB demi Rawat 9 Adik
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya