Cerita Raline Shah dari Festival Film Cannes 2023, Kain Batik Ibu sampai Bertemu Lisa BLACKPINK (Bagian II)

Liputan6.com, Jakarta - Cerita Raline Shah dari Festival Film Cannes 2023 berlanjut. Ia berbagi bahwa momen pertemuan dengan Michelle Yeoh, aktris senior pemenang Oscar yang satu manajamen dengannya, disebut sebagai salah satu "momen berharga" di antara agenda Festival Film Cannes 2023.

Aktris 38 tahun ini mengaku tergugah pada pidato yang disampaikan Yeoh dalam sebuah gala dinner di agenda Cannes 2023. "Dia (Yeoh) bicara tentang struggle sebagai perempuan. Lalu, bagaimana memenuhi kebutuhan karier, sekaligus menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Itu selalu jadi struggle, karena memang energi kita terbatas," ujar Raline dalam sesi wawancara terbatas, beberapa waktu lalu.

Ia menyambung, "Dia juga cerita bagaimana sekarang dia akan membuka pintu untuk siapa pun, perempuan Asia yang berani maju di Hollywood, dia enggak akan tutup lagi, dia akan pegang pintu itu sampai ada beberapa dari kita yang akan sukses."

"Dia bilang, jangan ada sekat umur atau apa. Aku sudah 38 (tahun), banyak pressure untuk nikah. (Yeoh menyebut), 'Itu pilihan yang kamu buat untuk dirimu sendiri. Tapi, yang bisa kubilang adalah sebenarnya itu (umur) kan cuma persepsi saja.' Yang kamu mau itu apa, hidup cuma sekali. Kita bisa sukses dengan umur berapa pun," ucap Raline.

Di antara agenda berjalan di karpet merah dan menonton film di Festival Film Canned ke-76, Raline Shah juga bercerita pengalamannya bertemu Lisa BLACKPINK di acara ulang tahun supermodel Naomi Campbell.

Raline Shah berbagi, "Sebelum sampai di Cannes, manajemenku kasih itinerary beberapa acara sosial yang bisa dihadiri. Salah satunya adalah acara ulang tahun Naomi Campbell. Aku kaget lihat Lisa (BLACKPINK). Dia sangat muda dan sangat mungil (tubuhnya). Bisa berkesempatan melihat orang secara langsung itu menakjubkan buatku."

Secara general, di acara yang dihadirinya dalam rangkaian Festival Film Cannes 2023, Raline menyebut, "Aku enggak pernah berpikir mereka (entah aktor maupun sutradara) bisa dengan mudah ngobrol sama aku. Ada beberapa produser yang aku sumbang ide."

Dalam cerita unik lain, Raline juga berbagi bahwa ia makan pizza bersama aktor Spider-Man, Tobey Maguire. "Kami ketemu di acara hari sebelumnya. Aku bilang aku suka Spiderman, terus dia bilang, 'Buktiin dong.' Aku buka Instagram, dan ada foto dia sama Spider-Man II, pakai apps, terus dia ketawa," tuturnya.

"Hari berikutnya, kami ternyata diundang lagi di acara yang sama. Karena aku enggak minum (minuman beralkohol), aku melipir mau makan pizza, dia (Maguire) ada di sana, dan pesan pizza yang vegan, jadi lama dia nunggu di situ. Karena itu, jadi lama juga kami ngobrol tentang Indonesia."

Di momen berbeda, Raline Shah juga berbagi bagaimana ia bertemu dan mengobrol dengan aktor Leonardo DiCaprio. "Leo pernah ke Medan, dan aku kaget," tuturnya. "Kemudian, ada percakapan sama Alfonso Cuaron yang aku ingat."

"Dia bilang, Hollywood itu hanya bagian dari perjalanan, bukan tujuan perjalanan. The dream is the journey now. Kalau kita mulai melihat tujuannya, mungkin jadinya enggak menikmati proses. Dia bilang, You always win if you enjoy the journey."

Raline menyebut, identitas sebagai perempuan Indonesia tidak membuatnya merasa minder. Terlebih, dorongan pemikiran yang inklusif membuat "cerita-cerita" yang sebelumnya jarang dilirik, malah jadi menarik.

"Kembali lagi salah satu (contohnya) itu Michelle Yeoh. Sejak dia memenangkan Oscar, orang jadi sadar bahwa perasaan dan perjalanan yang universal itu ada di setiap grup etnis," tuturnya. "Aku rasa, perempuan Asia memang menarik, apalagi tidak banyak dari kita yang jadi bintang A-list di sana (Hollywood)."

Menjawab sindiran soal privillage, Raline Shah menyebut bahwa itu tidak "membuat semua orang suka sama kita." "(Privillage) malah datang dengan banyak orang bertanya, iri, sirik, dan dengki. Padahal, kita enggak bisa pilih lahir dari keluarga mana," sebutnya.

"Kita gunakan saja apa yang kita punya dengan kemampuan yang kita punya untuk mengembangkan potensi kita," imbuhnya. "(Privillage) bisa jadi halangan, batu loncatan, batu yang memukul diri kita sendiri, atau bisa jadi batu yang kita lempar ke orang, makanya harus digunakan dengan baik."

"Ada banyak orang punya privillage melakukan hal lebih parah. Dalam keluargaku, tidak ada satu pun (yang bekerja) di dunia seni. Aku enggak pernah di-support, malah dihujat karena keluargaku konservatif, sementara ada beberapa peran yang misalnya mengharuskan aku menikah dengan orang lain."

"Jadi, untuk lihat aku di sana saja belum tentu semua senang," Raline menambahkan. Sebagai penutup, ia berharap bahwa tahun depan, akan lebih banyak orang Indonesia di karpet merah Cannes.

"Aktor juga, tidak hanya aktris," tandasnya. "Cannes bukan tempat bukan orang yang punya privillage. Kalau mau pergi, kamu bisa asal merupakan aktor dan aktris yang punya akreditasi atau melalui kerja sama dengan brand."