Cara Membersihkan Menstrual Cup, Benarkah dengan Direbus?

Merebus menstrual cup dalam air panas adalah salah satu metode paling efisien. Meski begitu, Dr. Christopher Chong mengungkapkan bahwa produk menstruasi sebaiknya digunakan sekali saja.

oleh Farel Gerald diperbarui 23 Agu 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2023, 18:00 WIB
Menstrual cup
Selain tampon dan pembalut, sekarang ada menstrual cup yang lebih ramah lingkungan untuk Anda coba. (Sumber: Women's Health)

Liputan6.com, Jakarta - Bantal kain, celana dalam dengan fitur anti bau, dan cangkir menstruasi atau yang kita kenal sebagai menstrual cup, untuk menampung darah haid, adalah contoh produk menstruasi yang dapat digunakan kembali. Produk-produk ini dirancang untuk mengurangi limbah dan lebih ramah lingkungan.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran lingkungan, berbagai produk menstruasi ramah lingkungan seperti serbet kain yang dapat dicuci ulang dan celana renang menstruasi, semakin populer di pasaran. Belakangan ini, algoritma media sosial juga memperlihatkan video-video tentang bagaimana menstrual cup dibersihkan oleh beberapa wanita.

Metode yang efektif yang digadang-gadang adalah dengan merebus cup tersebut. Para ahli turun tangan dan menjelaskan mengenai praktik kebersihan optimal, tidak hanya untuk menstrual cup, namun juga produk menstruasi lain yang dapat digunakan kembali.

Salah satunya adalah yang dari perusahaan The Period Co, perusahaan di Singapura yang berambisi menjadi pusat informasi menstruasi terdepan di Asia. Melansir CNA pada 26 Juli 2023, Ann Gee, ko-pendiri The Period Co, memberikan pendapat mengenai isu membersihkan menstrual cup.

"Merebus menstrual cup dalam air panas adalah salah satu metode paling efisien," ungkap Gee. Dia menuturkan bahwa silikon medis tahan terhadap suhu tinggi, jadi aman meski direbus pada 100 derajat Celcius. Proses tersebut juga dapat mengeliminasi bakteri di dalam cangkir.

"Penting untuk memastikan cangkir tidak kontak langsung dengan dasar panci agar tidak terbakar," kata Gee.

Perawatan Menstrual Cup

Pembalut, Menstrual Cup, dan Tampon: Mana yang Lebih Baik?
Pembalut, Menstrual Cup, dan Tampon/copyright shutterstock/Romariolen

Situs jual beli online produk menstrual cup biasanya menawarkan petunjuk di halaman FAQ mereka mengenai perawatan menstrual cup. Sebelum pertama kali digunakan, disarankan untuk merebus cup di panci besar selama 20 menit.

"Untuk mencegah cup menyentuh dasar panci dan mengalami kerusakan saat perebusan, Anda bisa memasukkannya ke dalam pengocok kawat," demikian isi petunjuk tersebut. Selama digunakan, setelah cup terisi penuh, sebaiknya dicuci dengan pembersih khusus cup yang terbuat dari bahan alami dan dijual di toko yang sama.

Jika tidak memungkinkan mencucinya, bilas dengan air botolan atau gunakan tisu bersih. Namun, pastikan untuk mencucinya dengan baik setelahnya.

Setelah masa menstruasi berakhir, bersihkan cup dengan pembersih khusus dan air hangat. The Period Co juga menyarankan sterilisasi dengan alat sterilisasi botol bayi.

Penyimpanan cangkir yang telah dibersihkan di tempat terpapar sinar matahari dapat membantu mengurangi perubahan warna dan bau. Cangkir sebaiknya disimpan dalam kantong katun atau wadah tidak kedap udara lainnya.

Gee mengatakan bahwa metode perebusan khusus untuk menstrual cup dikarenakan biasanya cup tersebut terbuat dari silikon. "Air panas dapat menyebabkan noda menempel pada kain, namun menstrual cup yang terbuat dari silikon tidak menyerap darah. Itu hanya berfungsi mengoleksi dan menampung darah," ujarnya.

Perhatikan Penggunaan Produk Menstruasi

ilustrasi menstrual cup
Ilustrasi cara memakai menstrual cup/Copyright unsplash/Inciclo

Walaupun begitu, Dr. Christopher Chong, seorang urogynaecologist di Rumah Sakit Gleneagles, mengungkapkan pendapatnya bahwa produk menstruasi sebaiknya digunakan sekali saja.

Menurutnya, bagaimana tubuh merespons produk yang dimasukkan ke vagina sangat bervariasi antar individu. Ia menekankan pentingnya kebersihan dan perawatan yang benar saat menggunakan alat-alat vaginal.

Meskipun perebusan, tidak ada jaminan absolut bahwa suatu produk menstruasi sepenuhnya steril, hal ini menjadi kekhawatiran Dr. Chong.

Bakteri apa pun dapat memasuki tubuh saat alat seperti menstrual cup dimasukkan, menurutnya. Salah satu yang paling berbahaya adalah staphylococcus, yang bisa memicu kondisi berbahaya bernama sindrom syok toksik

Gejala dari kondisi ini meliputi demam mendadak, mual, nyeri otot, sakit kepala, dan ruam yang mirip dengan luka bakar matahari, berdasarkan informasi dari Mayo Clinic. Sindrom ini bukan hanya dikaitkan dengan penggunaan menstrual cup, namun juga dengan alat lain seperti tampon.

Meski memiliki pandangan tersebut, Dr. Chong memberikan beberapa nasihat untuk pengguna menstrual cup. Pertama, jangan biarkan cangkir berada di dalam tubuh terlalu lama. "Keluarkan ketika sudah penuh atau setiap tiga hingga empat jam," katanya.

Selanjutnya, pastikan daerah vagina bersih sebelum memasukkan cangkir dan pastikan untuk mengganti alat tersebut secara rutin.

Ganti Pembalut Sesering Mungkin

Pembalut dari Katun
Ilustrasi Pembalut Katun Credit: freepik.com

Sementara itu, mengutip kanal Health Liputan6.com, dr Anggara Mahardika SpOG mengatakan, kebiasaan mengganti pembalut lebih dari empat jam saat haid bisa berdampak bagi kesehatan reproduksi. Hal ini dapat menimbulkan kuman dan bakteri yang menyebabkan penyakit di area vagina, seperti:

  • Infeksi saluran kencing
  • Infeksi saluran reproduksi
  • Iritasi pada kulit
  • Bau tidak sedap
  • Bakteri

Berkaca dari hasil survei ini, Anggara pun menyadari bahwa Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) perlu disosialisasikan dan diterapkan sedini mungkin. Terutama di kalangan remaja putri usia sekolah.

Kurangnya informasi tentang bagaimana cara yang tepat dalam menjaga kebersihan saat haid dianggap sebagai biang kerok banyaknya perempuan yang tidak menerapkan MKM. Menurut penelitian yang dilakukan UNICEF, satu dari empat anak di Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi seputar menstruasi sebelum mereka datang bulan pertama kali.

Dijelaskan Anggara, mereka yang pertama kali menstruasi kerap merasa malu, ketakutan, dan menangis lantaran belum siap menghadapi kondisi ini. Hal tersebut diperparah dengan tidak validnya informasi yang mereka peroleh dari orang tua sebagai sumber utama informasi.

"Kebersihan saat menstruasi menjadi salah satu kunci kesehatan reproduksi perempuan danpada dasarnya dapat dilakukan dengan mudah," kata Anggara dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 23 Juli 2023.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya