Kisah Malahayati Diangkat ke Panggung Teater, TNI AL Gandeng Marcella Zalianty Jadi Aktris dan Produser

Pertunjukan Jalasena Laksamana Malahayati diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 8--9 September 2023, untuk menyambut HUT ke-78 TNI AL.

oleh Farel Gerald diperbarui 08 Sep 2023, 09:44 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2023, 09:40 WIB
Jalasena Laksamana Malahayati
Pertunjukkan teater bertajuk "Jalasena Laksamana Malahayati" yang akan dibuka pada 8 hingga 9 September 2023 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Ada replika kapal yang akan meningkatkan tensi cerita. (dok. Liputan6.com/Farel Gerald)

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda dari perayaan ulang tahun ke-78 TNI Angkatan Laut yang jatuh pada 10 September 2023. Matra laut itu akan merayakannya dengan menggelar pertunjukan seni teatrikal "Jalasena Laksamana Malahayati".

Sesuai judulnya, pertunjukan itu mengangkat kisah Malahayati, perempuan Aceh yang menjadi panglima armada laut perempuan pertama di dunia di abad 16. Kepemimpinan brilian dan keberaniannya dalam memimpin Laskar Inong Balee, sebuah kesatuan prajurit perempuan Kesultanan Aceh Darussalam dengan lebih dari 2.000 anggota, menginspirasi dalam membangun kekuatan maritim Indonesia, sebuah negara kepulauan terbesar di dunia.

Lewat pertunjukan itu, TNI AL ingin merekam kisah heroik Malahayati sebagai simbol semangat pantang menyerah yang akan terus dikenang dan diwariskan kepada generasi muda. Pertunjukan ini juga menjadi wujud penghargaan terhadap perjuangan gemilang seorang wanita yang lahir pada 1 Januari 1550 dan wafat pada 30 Juni 1615.

TNI AL, sebagai produser eksekutif pertunjukan, menggandeng sejumlah nama untuk mewujudkannya. Ada Marcella Zalianty, sebagai produser dan pemeran utama, Arswendi Bening akan memerankan sosok Sultan Aceh, sementara Cut Mini sebagai ibu Malahayati. Teuku Rifnu Wikana akan menggambarkan suami Malahayati, dan Aulia Sarah akan memerankan Cut Limpah.

Pertunjukan ini akan disutradarai oleh Iswandi Pratama, dengan bantuan Jay Soebijakto selaku penata artistik, dan Toro Arto sebagai pimpinan produksi. Pelantun lament oleh Nyak Ina Raseuki atau Ubiet, Indra Perkasa bertindak sebagai penata musik, sedangkan koreografi dipercayakan kepada Hartati.  

Banyak Menginspirasi TNI AL

Jalasena Laksamana Malahayati
Pertunjukan teater ini melibatkan 67 aktor, termasuk sembilan prajurit Kowal yang tampil bersama aktor-aktor dari grup teater kenamaan seperti Teater Koma dan Wayang Orang Bharata. (dok. Liputan6.com/Farel Gerald)

Pertunjukan teater Malahayati akan diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 8--9 September 2023. Hari pertama ditujukan khusus untuk tamu undangan, sementara pada 9 September dibuka untuk umum yang akan digelar dalam dua sesi.

Pertunjukan ini melibatkan 67 aktor, termasuk sembilan prajurit Kowal yang tampil bersama aktor-aktor dari grup teater kenamaan seperti Teater Koma dan Wayang Orang Bharata. Seluruh tim telah berlatih intensif mulai pertengahan Juli di Gelanggang Olahraga Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta.

Laksamana Malahayati menginspirasi TNI AL, salah satunya terwujud dalam pendirian Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pada 1963. Mulai 2013, Akademi Angkatan Laut mulai mendidik taruni dengan harapan melahirkan sosok-sosok Laksamana Malahayati di era kontemporer sekarang.

TNI AL juga memberikan penghormatan dengan menamai salah satu kapal perangnya dengan KRI Malahayati-362. Kapal tersebut kini berada di bawah naungan Komando Armada III di Sorong, Papua Barat. Selain kapal, nama "Malahayati" juga diberikan pada beberapa fasilitas dan infrastruktur di lingkungan TNI AL dan bahkan di Markas Besar TNI.

Pertunjukan teaterikal Laksamana Malahayati menawarkan berbagai kejutan. Salah satunya adalah adegan peperangan megah yang menampilkan prajurit Inong Balee melawan tentara asing, serta pemaparan replika kapal perang di atas panggung pertunjukan.

Ada Replika Kapal

Jalasena Laksamana Malahayati
Panggung yang memiliki lebar 12 meter dan panjang 18 meter akan menampilkan elemen desain berupa struktur bangunan khas Aceh. (dok. Liputan6.com/Farel Gerald)

Pertunjukan teaterikal Laksamana Malahayati menawarkan berbagai kejutan. Salah satunya adalah adegan peperangan megah yang menampilkan prajurit Inong Balee melawan tentara asing, serta pemaparan replika kapal perang di atas panggung pertunjukan.

Jay Soebijakto mengungkapkan bahwa replika kapal perang yang ditampilkan adalah hasil dari penelitian yang ia lakukan dalam periode tertentu. Replika tersebut dirancang dari rangka baja yang memiliki fitur knock-down, dengan dimensi tinggi 3,5 meter dan panjang 10 meter.

"Kapal ini sanggup menampung sampai 10 orang secara bersamaan di dalamnya. Sewaktu di panggung, nantinya kapal dapat didesain mampu membelah menjadi dua. Kapal menjadi arena pertempuran termasuk ada aksi melompat dari satu kapal ke kapal lainnya," ujar Jay dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 7 September 2023.

Selain itu, pria yang meraih gelar dari Jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini merasa dihadapkan dengan tantangan unik oleh desain terbaru dari Graha Bhakti Budaya di TIM. Menurutnya, panggung berdimensi lebar 12 meter dan panjang 18 meter memberikan nuansa berbeda.

Dengan didukung oleh immersive sound system dan sistem pencahayaan sebesar 130.000 watt yang dikombinasikan dengan multimedia set untuk memperkaya visual, Jay menambahkan elemen desain berupa struktur bangunan khas Aceh, serta Istana Kesultanan Aceh Darussalam yang dia rancang seakan-akan bangunan berukuran standar.

Digitalisasi Sejarah

Jalasena Laksamana Malahayati
Laksamana Pertama TNI Dr. Hariyo Poernomo menegaskan pentingnya mengadaptasi cara penyajian sejarah ke era digital saat ini, (dok. Liputan6.com/Farel Gerald)

Kepala Dinas Sejarah TNI AL Laksamana Pertama TNI Hariyo Poernomo, saat ditanya tentang teater Laksamana Malahayati, menegaskan pentingnya mengadaptasi cara penyajian sejarah ke era digital saat ini, apalagi untuk menyelaraskan dengan generasi-generasi muda sekarang ini.

"Kita melihat generasi sekarang ini sukanya apa, trennya apa. Kalau kita berikan dengan tren yang seperti dulu, mereka tidak bisa terima, karena memang eranya berbeda. Kita harus paham, dan ini yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut, kami mendigitalisasi sejarah-sejarah. Jadi, sejarah itu kami masukkan dalam bentuk digital," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Dia berharap dapat menghadirkan animasi atau film yang bercerita tentang sejarah. "Terus kemudian ke depannya, ke depannya harapan kita. Kita akan mencoba membuat animasi-animasi film yang mengarah kepada sejarah," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa ada rencana untuk menyematkan informasi sejarah dalam bentuk barcode. "Bahkan kita beberapa informasi-informasi sejarah kita sudah kita barcode. Kita sudah mendata seluruh sejarah Angkatan Laut yang ada, dan ke depannya ke masyarakat umum," ungkapnya.

Tiket pertunjukan teater ini dapat diakses melalui tautan https://bit.ly/TiketRegulerMalahayati atau akses ke www.keana.id.

infografis perfilman indonesia
Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya