Liputan6.com, Jakarta - Michelin Guide berencana memulai pemeringkatan hotel dengan cara yang sama seperti restoran, menurut pengumuman pada Kamis, 5 Oktober 2023, dikutip dari Japan Today, Jumat, 6 Oktober 2023. Para editor mengatakan mereka ingin membuat "referensi tepercaya" yang membantu wisatawan mendapat beragam rekomendasi hotel secara online.
Direktur Gwendal Poullennec mengatakan, semula, Michelin Guide, yang diluncurkan pada 1900, diciptakan untuk "memberi pencerahan pada para pelancong di saat kurangnya informasi." "Sebaliknya, saat ini, mereka dihadapkan pada banyak informasi," katanya.
Ia menyambung, "Pengguna kami menghabiskan rata-rata 10 jam di depan layar untuk mempersiapkan perjalanan dan berkonsultasi dengan lebih dari 10 platform. Ini adalah sebuah rintangan." Poulllennec mengambil alih panduan ini pada 2018, tahun yang sama ketika mereka membeli Tablet Hotels, sebuah situs berbasis di AS yang menawarkan penginapan hotel butik di seluruh dunia.
Advertisement
Tim perusahaan telah bekerja sama membuat seleksi awal terhadap 5.300 hotel di 120 negara, dengan yang terbaik akan menerima penghargaan pada paruh pertama tahun 2024. Alih-alih memberi bintang seperti pada restoran ternama, hotel terbaik akan mendapat "kunci" berdasarkan beberapa kriteria.
Penilaiannya termasuk seputar arsitektur, individualitas, layanan, kenyamanan, dan harga. Seperti halnya restoran, hal ini akan diputuskan tim pengawas yang tidak disebutkan namanya.
Saat ini, Michelin Guide menghasilkan sebagian besar uangnya melalui rujukan dari situs webnya, dengan mengambil satu euro per reservasi. Hotel-hotel akan membayar komisi 10 hingga 15 persen pada Michelin untuk pemesanan melalui situsnya, kata Poullennec, seraya berjanji bahwa tim editorial dan penjualan akan beroperasi secara independen.
Sejarah Michelin Guide
Penilaian bergengsi ini dimulai kakak adik Michelin, Andre dan Edouard. Mengutip Insider, pengusaha Perancis ini memulai perusahaan ban 11 tahun sebelumnya, dan mereka memutuskan bahwa panduan penilaian untuk hotel dan restoran akan memaksa sejumlah pengemudi "menggunakan ban mereka dan membeli lebih banyak."
Ya, Michelin yang membuat, atau menjatuhkan tempat makan mewah di seluruh dunia, adalah Michelin yang sama yang memproduksi ban. "Dari sudut pandang citra, hal ini tentu saja membantu sebuah merek ban. Karena ban bukanlah produk yang paling seksi," kata Tony Fouladpour, direktur hubungan masyarakat korporat Michelin Amerika Utara.
"Citra Michelin adalah merek premium dan berkualitas tinggi. Ada yang mengatakan bahwa Michelin Guide adalah Alkitab dari semua panduan bersantap," katanya.
Ketika Michelin bersaudara memutuskan memulai panduan ini pada pergantian abad ke-20, hanya ada sekitar 2.200 mobil di Prancis, pemerintah belum membangun sistem jalan raya yang luas, dan bensin harus dibeli di apotek tertentu.
Advertisement
Mulai Berbayar
Michelin bertekad mengubah kendaraan dari hal baru yang membawa pengemudi ke piknik hari Minggu jadi moda transportasi yang layak untuk jarak jauh. Karenanya, mereka membagikan panduan yang mengkatalogkan hotel, mekanik, dan penjual bensin di seluruh Prancis.
Mereka bahkan memasang rambu jalan buatan sendiri untuk membantu wisatawan, menurut Michelin. Seiring berkembangnya perusahaan ban, begitu pula rekomendasi mereka. Perusahaan itu meluncurkan edisi khusus negara di seluruh Eropa yang jadi cukup populer sehingga "memaksa" mereka mengenakan biaya untuk buku kecil tersebut pada 1920.
Pada 1926, panduan ini diperluas ke industri yang menjadikannya terkenal, yakni kuliner. Lima tahun kemudian, sistem bintang tiga diperkenalkan. Michelin Guide sangat dihormati karena para penilainya, yang oleh Michelin disebut sebagai "inspektur."
Mereka tidak pernah disebutkan namanya dan dilarang berbicara dengan wartawan. Mereka semua memiliki latar belakang seni kuliner yang luas, dan banyak di antaranya adalah mantan koki, kata Fouladpour. Mereka semua harus lulus pelatihan resmi Michelin Guide di Prancis.
Kontroversi Inspektur Michelin Guide
Tidak seperti kebanyakan kritikus makanan, mereka tidak membuat catatan saat makan, dan sering kali mengunjungi restoran beberapa kali sebelum mencapai suatu kesimpulan. Kepopuleran Michelin, khususnya di Eropa, menimbulkan sejumlah kontroversi, terutama ketika mantan inspektur Perancis Pascal Rémy menerbitkan buku "L'Inspecteur se Met à Table" pada 2004.
Karya tulis itu menggambarkan pekerjaan tersebut sebagai "pekerjaan yang sepi, bergaji rendah, dan standarnya semakin longgar." Michelin telah menampik tuduhan tersebut, namun dengan jelas mengatakan bahwa tugas mengulas restoran secara anonim tidaklah semulia yang diperkirakan beberapa orang.
Mereka juga dituduh berpihak pada institusi Perancis. Namun Michael Ellis, direktur internasional dari panduan tersebut, mengatakan bahwa yang diperlukan hanyalah melihat pilihan bintang terbaru untuk menyimpulkan tuduhan tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Michelin Guide mewakili sebagian kecil dari sebuah perusahaan besar, kata Fouladpour, dan bukannya menghasilkan keuntungan, panduan ini lebih merupakan alat pembangunan merek dan cara membangun tradisi yang berakar pada para pendiri perusahaan.
Advertisement