Liputan6.com, Jakarta - Cara setiap orang bepergian terus berubah. Sebuah survei terhadap lebih dari 27 ribu orang di 33 negara dan wilayah telah mengungkapkan tren traveling selanjutnya di tahun 2024.
Perubahan ikut dipengaruhi beberapa destinasi yang menjadi terlalu populer bagi wisatawan dan kemajuan teknologi yang menginspirasi kita untuk mengubah cara setiap orang bepergian di tahun depan. Namun rencana dan perubahan apa yang paling signifikan pada kebiasaan perjalanan?
Baca Juga
Kasus Dugaan Penipuan Paket Wisata ke Korea Selatan oleh Influencer Malaysia, Kerugian Capai Rp1,64 Miliar
Viral Pungli Joki Pemandu Jalur Alternatif Puncak Bogor Rp850 Ribu, Apakah Permintaan Maaf Pelaku Cukup Loloskan dari Jerat Hukum?
Wajah Baru Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jelang Tahun Baru 2025, Lebih Hijau dan Bisa Drop Bagasi Mandiri
Mengutip laman Euro News, Kamis, 19 Oktober 2023, platform pemesanan online, Booking.com mensurvei lebih dari 27 ribu orang di 33 negara dan wilayah untuk mencari tahu dan mengumpulkan temuan mereka sebagai bagian dari laporan Prediksi Perjalanan pada 2024. Dari liburan dengan memanfaatkan Artificial Intelegent (AI) hingga perjalanan dengan orang asing, berikut adalah beberapa tren perjalanan terbesar yang dapat Anda lihat di 2024.
Advertisement
Lebih dari separuh wisatawan mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap cara mereka merencanakan liburan di tahun 2024. Generasi Millenial adalah kelompok yang paling mungkin memberikan respons ini, sementara generasi Baby Boomer adalah kelompok yang paling kecil melakukannya, menurut Booking.com.
Pada 2023, banyak rekor iklim yang dipecahkan dengan kebakaran hutan, banjir, dan gelombang panas yang melanda banyak tujuan liburan populer di Eropa. Pada Juli lalu, Sardinia dan Sisilia mencapai suhu panas lebih dari 46 derajat celcius.
Hasilnya, 56 persen orang setuju bahwa ketika suhu meningkat di dekat rumah, mereka berencana bepergian ke tempat lain untuk menenangkan diri. Namun segala sesuatu yang kita lakukan saat bepergian, mulai dari penerbangan yang kita ambil hingga makanan yang kita makan atau hotel tempat kita menginap, meningkatkan emisi karbon.Â
Â
Teknologi AI Akan Sangat Berpengaruh
Menurut Booking.com, uang menjadi hal yang menghalangi wisatawan untuk memesan liburan sadar iklim. Satu dari empat orang mengatakan mereka akan lebih tertarik pada perjalanan ramah lingkungan jika anggaran mereka tidak terbatas.
Hal ini termasuk mengunjungi destinasi wisata yang kurang populer, mengimbangi jejak karbon mereka dan memastikan uang yang mereka keluarkan mendukung perekonomian lokal. Selain itu Booking.com memperkirakan bahwa AI kemungkinan akan memainkan peran yang lebih besar dalam cara orang melakukan perjalanan pada 2024.
Hampir setengah dari responden yang disurvei mengatakan mereka tertarik menggunakan alat AI untuk merencanakan perjalanan di masa depan. Generasi muda mendorong perubahan ini dan generasi Milenial kemungkinan besar akan mempertimbangkan penggunaan metode alternatif ini dalam menyusun rencana perjalanan mereka.
Adapun generasi tua adalah generasi yang paling ragu-ragu, di mana 39 persen generasi Baby Boomer mengatakan bahwa mereka tidak akan mempercayai teknologi AI untuk merencanakan perjalanan mereka berdasarkan permintaan mereka.Â
Advertisement
Layanan Pemesanan Perjalanan Manfaatkan AI
Banyak situs pemesanan perjalanan dan mesin pencari sudah menggunakan teknologi AI untuk mengubah pengalaman pelanggan mereka. Alat perencanaan yang didukung ChatGPT milik Booking.com bertujuan untuk meniru cara Anda merencanakan perjalanan dengan pasangan atau teman Anda.
Expedia juga telah mengintegrasikan chatbot AI ke dalam aplikasi selulernya dan Skyscanner baru saja memperkenalkan alat baru yang menggunakan AI untuk membantu menginspirasi pilihan tujuan terbang Anda. Alat-alat ini juga dapat berperan ketika kita mencapai tujuan.
Sebanyak 62 persen generasi milenial mengatakan bahwa mereka akan menghargai wawasan, tips, atau petunjuk dari pendamping AI saat berlibur. Karena wisatawan semakin terbuka untuk menggunakan teknologi ini, Tripadvisor baru saja meluncurkan generator rencana perjalanan bertenaga AI yang akan memberi Anda rencana sehari-hari berdasarkan tujuan, tanggal, dan minat.Â
Perjalanan solo masih terus meningkat, namun bukan berarti melakukannya sendirian. Dengan siapa kita memilih untuk pergi ke luar negeri juga berubah karena semakin banyak dari kita yang berangkat sendiri.Â
Gen Z Memilih Solo Traveling
Dua dari lima orang mengatakan mereka bepergian sendirian dalam enam bulan terakhir dan hampir tiga dari lima orang pernah berlibur sendirian dalam setahun terakhir, menurut Booking.com. Gen Z memimpin dalam hal perjalanan mandiri atau solo traveling.
Satu dari empat anak muda mengatakan prioritas utama perjalanan mereka pada 2024 adalah memperdalam hubungan dengan diri mereka sendiri. Penemuan diri adalah tujuan dimana sekitar dua pertiga orang mengatakan bahwa mereka adalah versi terbaik dari diri mereka sendiri ketika mereka jauh.
Tapi ini bukan berarti terisolasi di pantai terpencil atau berjalan-jalan sendirian di kota asing. Gen Z juga merupakan kelompok usia yang paling mungkin menganggap pengalaman bepergian bersama orang asing menarik.
Sekitar satu dari 10 orang di generasi ini memilih untuk melakukan perjalanan sendirian dalam tur terorganisir untuk bertemu orang-orang yang memiliki minat yang sama. Sementara lebih dari 10 persen juga terbuka untuk bertemu orang baru sambil melakukan perjalanan solo.
Advertisement