Makanan yang Sebaiknya Dihindari Remaja Perempuan untuk Kurangi Risiko Kanker Payudara

Mengapa makanan ini dianggap lebih berisiko menyebabkan kanker payudara pada remaja perempuan?

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Okt 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi kanker payudara. (dok. pexels/Ave Calvar Martinez)

Liputan6.com, Jakarta - Pola makan tinggi gula, karbohidrat, dan makanan olahan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker secara umum. Namun, studi baru yang dimuat dalam jurnal Breast Cancer Research menunjukkan, kebiasaan makan seperti ini bisa sangat berbahaya bagi remaja perempuan.

Pasalnya, di masa itu, melansir NY Post, Jumat, 20 Oktober 2023, mereka sedang melewati masa pubertas dan payudara mereka sedang berkembang, sehingga berpotensi menyebabkan kanker payudara di masa depan.

"Meski pengobatan kanker payudara adalah salah satu protokol onkologi yang paling canggih dan sukses, pencegahan penyakit ini adalah tujuan berikutnya, sebuah hasil yang akan mengubah kesehatan perempuan," Dr. Steven Quay, MD, PhD, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, berkata.

Ia melanjutkan, "Perkembangan payudara selama masa pubertas menghasilkan rentang waktu beberapa tahun yang rentan. Gangguan lingkungan apapun, termasuk rontgen dada yang berlebihan atau produk beracun dari masakan cepat saji, dapat diperparah jika terjadi selama masa pubertas."

"Pemahaman tentang hubungan antara perkembangan payudara dan kanker payudara di masa depan harus digunakan untuk memberi masukan terakit pedoman gizi bagi remaja perempuan," ujar dia.

Para peneliti dari Medical University of South Carolina (MUSC) menemukan bahwa makanan cepat saji memiliki konsentrasi produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) yang tinggi. Itu merupakan senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko banyak penyakit jika terakumulasi dalam jumlah tinggi.

 

Langkah Penelitian

Ilustrasi kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara Foto oleh Anna Tarazevich dari Pexels

Dijelaskan bahwa AGEs terbentuk ketika gula berinteraksi dengan protein atau lemak dalam aliran darah. "Peningkatan kadar AGE dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, namun signifikansinya sering diabaikan karena kurangnya hubungan sebab-akibat secara langsung," tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut.

Mereka menguji hubungan sebab-akibat dengan memasak makanan hewan pengerat berbasis glukosa pada suhu 248 derajat fahrenheit selama 15 menit, yang menghasilkan produk dengan spektrum AGEs yang biasanya ditemukan pada makanan yang digoreng atau dipanggang, kemudian diberikan pada tikus.

Tikus-tikus tersebut, yang semuanya sedang melewati masa pubertas, dibagi jadi tiga kelompok: kelompok kontrol dengan pola makan teratur, kelompok pola makan rendah AGE, dan kelompok pola makan AGE tinggi. Kelompok AGE tinggi adalah satu-satunya kelompok yang menghasilkan sel payudara abnormal dan menunjukkan perubahan pada jaringan payudara.

Ini mirip dengan perubahan yang terlihat pada pasien kanker payudara di tahap awal. Perubahan pada manusia terlihat sebagai peningkatan kepadatan payudara, yang hanya bisa dilihat melalui mammogram.

 

Dibutuhkan Penelitian Lebih Lanjut

kanker payudara
Ilustrasi Kanker Payudara. | ilustrasi foto: pexels.com/@shvetsa

Meski masih belum jelas secara pasti mengapa jaringan payudara yang padat dikaitkan dengan kanker payudara, diyakini bahwa kepadatan tersebut menghasilkan lebih banyak sel yang dapat berubah jadi sel abnormal, sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.

Temuan ini tidak mengungkap hubungan sebab-akibat langsung antara makanan dengan AGE tinggi dan kanker payudara. Namun, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan meningkatkan kemungkinan peningkatan kepadatan payudara, yang meningkatkan risiko kanker payudara di masa depan.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman penuh tentang hubungan sebab-akibat dalam kasus ini. Oktober, sebagaimana diketahui, merupakan Bulan Kesadaran Kanker Payudara. Peringatannya dilakukan dengan menggunakan atribut merah jambu di berbagai gerakan yang diinsiasi secara lokal maupun global.

Peringatannya, melansir laman Breast Cancer, dimulai pada 1985 sebagai kampanye kesadaran selama seminggu oleh American Cancer Society yang bekerja sama dengan Imperial Chemical Industries. Ini akhirnya diperpanjang jadi acara selama sebulan. Pada 1992, pita merah muda mulai digunakan.

 

Hampir Tidak Diwakili Pita Merah Muda

Kanker Payudara
Ilustrasi Kanker Payudara | pexels.com/@anntarazevich

Penggunaan asli pita untuk tujuan tertentu dimulai pada 1979, ketika "Ikat Pita Kuning di Sekitar Pohon Ole Oak" menginspirasi Penney Laingen, yang suaminya adalah seorang tawanan perang, untuk menampilkan pita kuning sebagai simbol harapan.

Pita kesadaran kanker payudara hampir tidak berwarna merah muda; upaya akar rumput oleh Charlotte Haley dimulai dengan loop berwarna peach. Di saat yang sama, Alexandra Penney, pemimpin redaksi majalah Self, bermitra dengan Evelyn Lauder, wakil presiden korporat senior Estée Lauder dan seorang penyintas kanker payudara, untuk membagikan pita merah muda setelah edisi Bulan Kesadaran Kanker Payudara tahunan kedua majalah tersebut.

Karena jangkauan majalah dan merek Estee Lauder yang luar biasa, warna merah muda lebih unggul dari warna peach, dan sekarang digunakan organisasi kanker payudara di seluruh dunia. Beberapa gerakan yang acap kali ditemukan selama Bulan Kesadaran Kanker Payudara, antara lain:

  • Mendukung orang yang didiagnosis menderita kanker payudara, termasuk kanker payudara metastatik.

  • Mengedukasi masyarakat tentang faktor risiko kanker payudara.

  • Menekankan pentingnya pemeriksaan rutin, dimulai pada usia 40 tahun atau usia yang sesuai dengan risiko kanker payudara pribadi Anda.

  • Penggalangan dana untuk penelitian kanker payudara.

Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker (Liputan6.com/Yoshiro)
Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker (Liputan6.com/Yoshiro)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya