Liputan6.com, Jakarta - Kecap merupakan salah satu pelengkap makanan yang menjadi favorit orang Indonesia. Dengan cita rasanya yang manis, penggunaan kecap bisa memperkaya rasa makanan. Hidangan khas Indonesia dengan bahan kecap juga sangat beragam seperti nasi goreng, ayam bakar, mie goreng, dan lainnya.
Produksi kecap di Indonesia dengan cara tradisional sudah dilakukan sejak lama oleh berbagai merek. Saat ini, merek kecap legendaris tersebut mungkin sudah asing di telinga karena banyak merek baru yang bermunculan. Berikut adalah enam merek kecap lokal yang masih bertahan hingga saat ini, dikutip dari sejumlah sumber, Selasa, 14 November 2023.
Advertisement
Baca Juga
1. Kecap Cap Maja Menjangan dan Kecap Segitiga
Advertisement
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, kecap Majalengka telah melegenda karena cita rasa yang khas dan usianya telah puluhan tahun. Kecap ini terkenal karena tetap mempertahankan cara pembuatan yang tradisional.
Ada dua merek kecap yang melegenda di Majalengka. Merek tersebut yakni cap Maja Menjangan (MM) dan Segi Tiga. Keduanya buatan asli Majalengka dan diproduksi secara rumahan. Kecap cap Maja Menjangan (MM) merupakan kecap tertua di Majalengka yang sudah ada sejak 1940. Melalui tangan H. Saad, kecap Maja Menjangan (MM) hingga kini masih bertahan dan disukai lidah masyarakat
Sementara, kecap cap Segi Tiga mulai diproduksi pada 1958. Ketika itu, ada tiga orang pemrakarsa terciptanya kecap cap Segi Tiga, yakni H. Lukman, Endek, dan Aman. Dari tiga orang itulah kemudian tercetus merek Segi Tiga.
Dua merek kecap tersebut menawarkan tiga pilihan rasa, yakni kecap asin, manis sedang, dan kecap manis. Pada tiga rasa itu, cita rasa kedelai hitamnya benar-benar terasa. Selain rasa kedelai yang kental, dua merek kecap ini tahan lama, bisa bertahan sampai dua tahun. Padahal, dua merek kecap itu dibuat tanpa bahan pengawet.
2. Kecap Cap Sawi
Semuanya dimulai pada 1935, ketika Ibu Segerwati , seorang wanita berbakat, mulai menciptakan kecap dengan resep tradisional yang terjaga keaslian dan kualitasnya, tanpa sedikit pun menggunakan bahan kimia atau tambahan yang meragukan. Kala itu, Republik Indonesia masih berada di bawah penjajahan, dan perusahaan ini berdiri dengan peralatan produksi yang sangat sederhana.
Dalam perjalanan panjangnya, kabar tentang kelezatan Kecap SAWI mulai menyebar dari mulut ke mulut dan menjadi ikon di masyarakat Kediri. Dengan peningkatan kapasitas produksi dan permintaan pasar yang semakin meningkat, produk kecap ini mulai menjangkau daerah-daerah lain.
Seiring berlalunya waktu, tidak terasa perusahaan kecap SAWI telah berdiri lebih dari 80 tahun dan masih tetap kokoh di hati konsumen setianya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus tumbuh, Primarasa Food Industri pun meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Hal ini bukanlah sekadar impian belaka. Pada 2002, perusahaan ini melengkapi fasilitas produksinya dengan peralatan modern yang canggih, sambil menjaga ciri khas tradisionalnya yang unik, pengendalian kualitas yang lebih baik pun diterapkan.
Seiring perkembangan teknologi, Kecap SAWI tetap mempertahankan komitmennya untuk menyediakan produk yang sehat dan alami bagi para konsumen. Ini menjadikan Kecap SAWI sebagai pilihan utama bagi mereka yang mencari cita rasa otentik yang telah ada selama puluhan tahun.
Advertisement
3. Kecap Cap Matahari
Awalnya, The Han Tjiang menjual produknya dengan berkeliling menggunakan sepeda dan menawarkannya secara langsung dari rumah ke rumah. Setelah beberapa tahun, kerja keras The Han Tjiang membuahkan hasil dengan produknya mulai banyak diminati masyarakat Kota Cirebon, hingga akhirnya distribusi Kecap Cap Matahari mulai dilakukan menggunakan becak ke rumah-rumah penduduk.
Setelah The Han Tjiang meninggal, usaha ini diteruskan oleh putranya yang bernama The Kim Seng dan saat ini sudah dipegang oleh generasi ketiga, yaitu Mimin Puspitawati. Seiring waktu, penjualan Kecap Cap Matahari semakin meningkat sampai akhirnya proses distribusinya sudah dilakukan menggunakan mobil dan dapat ditemukan di beberapa rumah makan, toko oleh-oleh, juga supermarket-supermarket lokal di Kota Cirebon.
Kecap Cap Matahari terbuat dari kacang kedelai hitam, gula merah, garam dan air bersih. Proses pembuatannya dimulai dengan menyortir, mencuci dan merendam kedelai dalam air bersih selama semalam. Ini bertujuan agar kedelai menjadi lunak dan kulitnya mudah terkelupas.
Selanjutnya, kedelai ditiriskan di atas tampah lalu ditaburi Rhizopus oligosporus atau jamur tempe dan disimpan selama 3-5 hari. Kedelai yang sudah ditumbuhi jamur kemudian diberikan larutan garam dan didiamkan selama beberapa minggu.
4. Kecap Cap Tomat Lombok
Usaha kecap cap Tomat Lombok didirikan oleh Sri Rezeki alias Sie Sioe Lwan di Slawi, Tegal, pada 1940. Usaha ini diwariskan turun temurun hingga kini dipegang oleh generasi ketiga, alm. Bpk. Sumarnoto Hadisuwono.
Pada umur 38 tahun, Sie Sioe Lan menjadi janda karena suaminya meninggal, padahal saat itu, dia punya lima anak yang masih kecil yang memerlukan biaya yang cukup besar. Orangtuanya kemudian menyarankan agar Sie Sioe Lwan membuat kecap. Sioe Lwan mahir membuat kecap, sehingga ia mulai membuat usaha kecap di dapur sederhana dengan alat-alat sederhana. Selain itu, Sioe Lwan membuka toko sembako.
Saat itu, kecap dijual dengan cara dicurah, yakni pembeli membawa wadahnya sendiri. Kecap dari kaleng minyak dipindah ke wadah dengan menggunakan corong dari bambu. Nenek Sumarnoto memberi nama kecap buatannya Tomat Lombok. Para pelanggannya dari ibu rumah tangga sampai penjual sate.
Kecap Tomat Lombok pun mulai dikenal sehingga pelanggan Sioe Lwan melebar hingga daerah Brebes, Bumiayu, puluhan kilometer dari Slawi. Kecap dikemas di dalam tong kayu berukuran 22 kilogram dan diperkuat dengan jalinan bambu dan diangkut menggunakan truk. Kecap Tomat Lombok menjadi sangat laku. Mungkin karena sejak awal dan hingga kini kecap Tomat Lombok diproduksi dengan cara tradisional, aroma dan cita rasanya terus dapat dipertahankan.
Advertisement
5. Kecap SH
Kecap SH adalah salah satu kecap khas Kota Tangerang yang sudah melegenda. Kecap SH atau Kecap Siong Hin ini dikenal oleh masyarakat sebagai kecap Benteng karena kecap tersebut merupakan salah satu oleh – oleh khas tangerang, terutama bagi para wisatawan yang berkunjung ke Tangerang khususnya ke Benteng Heritage yang memiliki situs – situs cagar budaya di kawasan Pasar Lama Kota Tangerang.
Kecap SH sudah ada sejak 1920, yang didirikan oleh seorang keturunan Tionghoa bernama Lo Tjit Siong dan sekarang dikelola oleh generasi keempat yang bernama Latief Sukaryadi. Pabrik kecap SH berlokasi di Jalan Saham RT 05/06 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Kota Tangerang, dengan jaraknya 1 kilometer apabila ditempuh dari kawasan Pasar Lama.
Produksi kecap SH hanya banyak melayani secara pesanan atau tidak diproduksikan secara massal, namun dengan demikian produksi kecap SH selalu berjalan karena banyaknya pelanggan yang memesan produk kecap SH untuk dijual kembali. Kecap SH memiliki banyak kemasan yang sama pada produk kecap masa kini mulai dari kemasan botol plastik hingga botol kaca.
6. Kecap Benteng Teng Giok Seng
Dikutip dari laman Budaya Indonesia, salah satu kuliner yang terkenal dari Tangerang adalah Kecap Benteng. Ada beberapa Kecap Benteng yang telah berdiri sejak dulu, namun yang bertahan hingga era sekarang ini hanya dua, yaitu Kecap Siong Hin (SH), dan Teng Giok Seng.
Kecap Benteng Teng Giok Seng lebih dikenal dengan merk Kecap Cap Istana. Kecap Cap Istana didirikan pada tahun 1882 oleh Teng Hay Soey, seorang pedagang keturunan Tionghoa yang tinggal di sekitar Pasar Lama, Tangerang, lalu diteruskan oleh Teng Giok Seng.
Kecap ini merupakan kecap tertua yang beroperasi di Indonesia. Pabrik kecap Teng Giok Seng terletak di sekitar wilayah Pasar Lama, Kota Tangerang. Berbeda dengan kecap Siong Hin (SH) yang lebih sering dijadikan tambahan pada masakan jadi, Kecap Teng Giok Seng lebih sering digunakan koki restoran, terutama restoran chinese food karena lebih legit dan kental.
Pada masa kejayaannya, kecap Teng Giok Seng terdiri dari tiga tipe. Tipe A adalah kecap manis yang paling kental dan harganya paling mahal, tipe B adalah kecap manis sedang, dan tipe C adalah yang paling murah diantara ketiganya. Namun, sekarang di pasaran hanya tersedia tipe kecap manis yang sedang.
Seiring perkembangan zaman, kualitas dan rasa Kecap Teng Giok Seng tetap terjaga karena proses pembuatannya yang tidak berubah, yaitu masih menggunakan tenaga manusia tanpa menggiling menggunakan mesin.
Advertisement