Liputan6.com, Jakarta - Enam mantan petugas polisi Inggris telah dijatuhi hukuman penjara sementara karena mengirim pesan WhatsApp yang menyinggung dan rasis. Keenam terdakwa yang sudah pensiun antara 2001 hingga 2015 itu dijatuhi hukuman antara 6--14 minggu penjara oleh pengadilan pada Kamis, 7 Desember 2023.
Mengutip Guardian, Jumat (8/12/2023), menurut dakwaan, beberapa pesan yang dibagikan merujuk pada Meghan Markle. Duchess of Sussex itu berulang kali dikaitkan dengan skandal rasisme karena ia setengah berdarah kulit hitam dari pihak ibu.Â
Tapi, ada pula pesan menyinggung yang ditujukan untuk mendiang Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, serta Pangeran William dan Kate Middleton. Mereka juga menyudutkan Perdana Menteri Inggris berdarah India Rishi Sunak, serta mantan menteri dalam negeri Priti Patel dan mantan menteri kesehatan Sajid Javid.
Advertisement
Salah satu terdakwa adalah Michael Chadwell (62) dari Liss, Hampshire. Ia dinyatakan bersalah karena mengirimkan pesan rasis yang sangat menyinggung melalui komunikasi publik. Dia pun dijatuhi hukuman 10 minggu penjara di Pengadilan Westminster dan menjalani kerja sosial 100 jam kerja tanpa dibayar.
Robert Lewis, Peter Booth, Anthony Elsom, Alan Hall, dan Trevor Lewton juga mengaku bersalah atas beberapa tuduhan yang sama. Lewis (62) dijatuhi hukuman 14 minggu penjara dan 200 jam kerja tidak berbayar sementara Booth (66) dan Elsom (67) menerima hukuman penjara delapan minggu dan 140 jam kerja tidak berbayar. Berikutnya, Hall (65) menerima delapan minggu penjara dengan 40 jam kerja tidak dibayar; dan Lewton (65) dijatuhi hukuman enam minggu penjara dengan 65 jam kerja tidak dibayar.
Â
Kasus Pesan Rasis Mencuat Sejak 2022
Pesan-pesan tersebut menjadi perhatian Kepolisian Metropolitan melalui program Newsnight BBC pada Oktober 2022. Semua petugas yang dihukum pernah bertugas di kelompok perlindungan diplomatik, yang sekarang dikenal sebagai komando perlindungan parlemen dan diplomatik. Menurut AP, tidak seorang pun terpidana masih menjadi petugas polisi saat pesan-pesan yang melecehkan dan rasis itu beredar di WhatsApp Group sekitar 2020 hingga 2022.
Komandan James Harman, yang memimpin komando anti-korupsi dan pelecehan di Met, mengatakan, "Isi rasis dan diskriminatif dari pesan-pesan ini benar-benar mengerikan dan, mengingat para terdakwa pernah menjabat sebagai petugas polisi, kami menyadari bahwa kasus ini dapat semakin merusak kepercayaan masyarakat kepada kepolisian."
"Rekan-rekan di Met (sebutan Kepolisian Metropolitan) juga akan merasa jijik dan senang melihat hasilnya hari ini."
Harman menambahkan, "Pesan dalam kasus ini terjadi di WhatsApp – tetapi bisa juga dilakukan di platform lain, atau dikomunikasikan secara lisan. Ini bukan soal teknologi – melainkan pola pikir dan perilaku yang mendasarinya yang sangat penting untuk kita tangani."
Advertisement
Kembali Diterpa Isu Rasisme
Di sisi lain, keluarga Kerajaan Inggris kembali diterpa isu rasisme setelah buku karangan Omid Scobie, juru bicara Meghan Markle dan Pangeran Harry, diterbitkan. Dalam edisi terjemahan bahasa Belanda, buku Endgame itu memuat dua nama anggota Kerajaan Inggris yang diduga rasis.
Nama Raja Charles III dan Kate Middleton muncul dalam buku 'Endgame: Inside the Royal Family and the Monarchy’s Fight for Survial'. Baik Charles dan Putri Wales itu diduga 'menyatakan keprihatinan atas warna kulit Pangeran Archie sebelum kelahirannya'.
Belakangan, buku tersebut ditarik dari rak-rak toko di Negeri Kincir Angin. Dikutip dari CBS News, Kamis, 30 November 2023, Xander Uitgevers, penerbit buku Omid Scobie di Belanda, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CBS News bahwa versi baru buku tersebut akan kembali tersedia di toko pada Jumat, 8 Desember 2023.
"Xander Uitgevers untuk sementara meniadakan buku tersebut dari penjualan, karena kesalahan yang terjadi pada edisi (bahasa) Belanda," bunyi pernyataan itu.
Tidak jelas bagaimana kesalahan itu terjadi, namun penerbit mengatakan sedang menyelidikinya. "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menyelesaikan masalah ini, terutama karena ini sensitif," kata Xander Uitgevers kepada RTL Boulevard.
Â
Penulis Mengaku Tak Tahu
Dalam versi bahasa Inggris dari buku yang mengkritik para bangsawan, Scobie mengaku dia mengetahui identitas dua orang yang terlibat dalam percakapan dengan Meghan, namun tidak menyebutkan nama mereka karena alasan hukum, menurut BBC News. Namun untuk terjemahan bahasa Belanda, Scobie mengaku belum pernah menulis draf yang mencantumkan nama tersebut.
"Belum pernah ada versi yang saya produksi yang mencantumkan nama di dalamnya," kata Scobie saat wawancara dengan RTL Boulevard, menurut BBC News.
"Sayangnya saya tidak bisa berbahasa Belanda jadi saya belum melihat salinannya sendiri, jadi jika ada kesalahan terjemahan saya yakin penerbit bisa mengendalikannya," kata Scobie, jurnalis yang meliput keluarga kerajaan dan dikabarkan dekat dengan Harry dan Meghan.
Sebelumnya pada wawancara 2021 dengan Oprah untuk CBS, Meghan Markle mengatakan seorang anggota keluarga kerajaan mempertanyakan seperti apa warna kulit bayinya. Archie lahir pada 2019 dan pasangan tersebut dikaruniai seorang putri, Lilibet, pada 2021.
"Pada bulan-bulan ketika saya hamil, semuanya terjadi pada waktu yang hampir bersamaan, jadi kami bersama-sama membicarakan dia tidak akan diberi keamanan, dia tidak akan diberi gelar, dan juga kekhawatiran serta perbincangan tentang betapa gelapnya kulitnya saat dia lahir," katanya.
"Apa?" Oprah bertanya. "Siapa yang ngobrol denganmu? Apa?" Harry dan Meghan memilih merahasiakan identitas orang tersebut.
Advertisement