Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini, para fashionista membuat rok maxi denim kembali keren sambil mempopulerkan sepatu "jelek" Maison Margiela Tabis, sepatu kets chunky Crocs, dan tampilan "tanpa celana" yang dipelopori Kendall Jenner dan Emma Corrin. Namun, tahun baru menandai perubahan dalam tren fesyen 2024.
Melansir NY Post, Kamis, 21 Desember 2023, sementara beberapa orang mungkin berharap bahwa denim low-rise sudah tidak ada lagi, tren kontroversial tersebut mungkin akan digantikan tren yang mungkin lebih buruk. Menurut Who What Wear, gaya ini bahkan digadang-gadang menggeser tren Y2K yang berjaya selama 2023.
Advertisement
Di antara banyak, berikut beberapa tren fesyen kontroversial yang diprediksi booming pada 2024.
Advertisement
1. Kaus Polo
Kaus polo dijadwalkan akan kembali populer di tahun baru. Potongan mode ini terutama terlihat di runway Ready To Wear Spring/Summber 2024 Miu Miu disertai blus Oxford yang kaku, jaket seragam sekolah, dan sweater vest.
Polo mungkin menandakan adopsi baru dari pakaian korporat yang dikenal sebagai "sirene kantor," di mana keliman dan garis leher sederhana memenuhi daya tarik dari Calvin Klein dan Ralph Lauren yang vintage.
2. Celana 3/4
Celana tiga perempat, baik legging, denim, atau stoking nilon, pernah disukai para selebritas di layar kaca, bahkan di karpet merah. Blake Lively memamerkan sepasang celana tiga perempat berwarna putih saat syuting The Sisterhood of the Traveling Pants. Sementara, ikon gaya fiksi Carrie Bradshaw mengenakan celana cropped di Sex and the City lebih dari satu kali.
Adopsi Terbaru
Celana tiga perempat disebut "mendapatkan momentum," seperti yang terlihat di landasan pacu 3.1 Phillip Lim, Sandy Liang, dan Carolina Herrera. Penjualan celana ini juga naik 22 persen, menurut data Afterpay yang diperoleh InStyle.
Namun celana tersebut baru-baru ini mengambil bentuk lain. Dalam adopsi terbaru, celana ini menggunakan celana kargo berkaki lebar yang bergaya skater, atau celana bergaya Hollywood kuno yang bentuknya pas, mirip dengan yang dikenakan ikon film Brigitte Bardot dan Audrey Hepburn.
3. Peplum
Jika hendak meninggalkan atasan peplum berusia satu dekade di belakang lemari atau terkunci di album foto, sekarang saatnya Anda berpikir ulang. Blus ini kembali hadir dengan siluet yang sama, yakni menonjolkan kontras antara lingkar pinggang kecil dan pinggul yang menonjol.
Namun kali ini, peplum divisualisasi dengan sentuhan modern. Contoh-contohnya, termasuk struktur kaku dari Alexander McQueen, tulle bertekstur dari Jacquemus, dan sentuhan dramatis pada busana tradisional rilisan Givechy.
Advertisement
4. Rok Jaring
Sama halnya dengan mengenakan pakaian dalam sebagai celana atau bra sebagai atasan, ada juga rok jaring. Adopsinya disebut masih mengikuti tren fesyen serba transparan selama bertahun-tahun.
Di Milan Fashion Week, koleksi Spring/Summer 2024 Prada menampilkan midi mesh halus yang dipadukan dengan blus berkerah. Sementara catwalk Miu Miu memadukan rok serupa dengan kardigan berkancing.
5. Aksen Rumbai
Mengingatkan pada era Tumblr yang terobsesi dengan Coachella sekitar 2013, publik diperkirakan akan melihat kebangkitan aksen rumbai. Rumah mode, seperti Ganni, Prada, dan Christian Dior antara lain meluncurkan tampilan modern dengan gaya flapper tahun 20-an untuk koleksi 2024 mereka.
Detail ini paling sering terlihat menghiasi jaket atau rok di bagian pergelangan kaki. Potongan busana Gucci menambahkan sentuhan dinamis itu pada rok midi marun dengan belahan cukup tinggi. Sementara itu, Giorgio Armani membuat mode barat Gen Z semakin menarik dengan blus berkerah yang menampilkan rangkaian rumbai biru langit nan berkilauan.
"Getarannya, gerakannya, semua berasal dari warna, dan cara berpakaian dibuat agar bergerak mengikuti tubuh," kata Armani pada Women’s Wear Daily.
Tren Fesyen di Kalangan Gen Z
Sementara itu, merujuk survei Instagram Trend Talk 2024, yang bekerja sama dengan Worth Global Style Network (WGSN) menunjukan bahwa para gen Z mementingkan penampilan lebih berkelanjutan dan bersifat individual. Generasi Z bergerak memilih pakaian yang lebih ramah lingkungan.
Pertimbangannya adalah tentang memilih lebih sedikit pakaian baru dan menggunakan kembali pakaian yang sudah ada, serta lebih memilih berbelanja secara lokal. Cara berpakaian sopan, barang-barang vintage, dan gaya berpakaian lebih "tidak terduga" dengan sentuhan personal diprediksi jadi tren fesyen 2024.
Sepertiga dari Gen Z yang disurvei mengatakan mereka ingin lebih kreatif dalam berpakaian. Survei ini mengumpulkan data dari para Gen Z di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Brasil, India, dan Korea Selatan untuk mengeksplorasi minat dan preferensi mereka di berbagai bidang.
Di survei ini, yang jadi sorotan adalah fokus pada fesyen ramah lingkungan, koneksi yang bermakna di jejaring sosial, dan kemauan untuk mengambil tanggung jawab terhadap diri sendiri dan mendidik orang lain mengenai isu-isu penting.
Advertisement