Liputan6.com, Jakarta - Raja Frederik X menyinggung "kegigihan" ia dan istrinya, Ratu Mary, sepanjang pernikahan mereka dalam sebuah buku kerajaan yang dirilis hanya tiga hari setelah masa pemerintahannya dimulai. Ungkapannya justru diduga jadi "cara lain menjawab rumor perselingkuhan" yang menyertai pernikahan mereka, menurut NY Post, dikutip Jumat (19/1/2024).
Raja berusia 55 tahun itu naik takhta pada 14 Januari 2024, setelah ibunya, Ratu Margrethe II, mengumumkan pengunduran diri secara mengejutkan dalam pidato malam Tahun Baru. Kabar mendadak ini sempat memunculkan spekulasi bahwa ratu berusia 83 tahun itu tengah berupaya "menyelamatkan pernikahan putranya" setelah rumor perselingkuhan beredar.
Dalam buku baru berjudul The King's Word, Frederik tampaknya merujuk pada tuduhan perselingkuhan tersebut, mengatakan ia senang bahwa dirinya dan Mary "berhasil tetap bersama". "Saya mencintai pernikahan, istri saya, anak-anak kami, dan seluruh landasan bahagia yang muncul dari orang-orang yang berhasil tetap bersama dan bertahan," tulisnya dalam buku yang diterjemahkan BBC.
Advertisement
Buku yang dirilis pada Rabu, 17 Januari 2024 ini digarap bersama penulis Jens Andersen, yang juga menulis biografi raja pada 2017. Frederik bertemu istrinya di Sydney, Australia, selama Olimpiade 2000. Setelah pacaran, pasangan itu menikah dalam upacara kerajaan mewah di Denmark empat tahun kemudian.
Pasangan Kerajaan Denmark ini, yang akan merayakan ulang tahun pernikahan ke-20 pada 14 Mei 2024, berbagi empat anak bersama: Pangeran Christian (18), Putri Isabella (16), dan si kembar berusia 12 tahun Pangeran Vincent dan Putri Josephine.
Dibayangi Rumor Perselingkuhan
Meski para ahli kerajaan percaya keputusan Margrethe turun takhta lebih awal adalah untuk memberi jalan bagi penguasa lebih muda, ada juga yang bertanya-tanya apakah pengumuman tersebut merupakan cara menjaga hubungan Frederik dengan Mary di tengah rumor perselingkuhan.
Frederik diduga berselingkuh dengan konsultan pemasaran kelahiran Australia sekaligus sosialita Genoveva Casanova setelah muncul foto mereka bersama selama perjalanan ke Madrid pada November 2023. Namun, warga asli Meksiko berusia 47 tahun itu membantah telah terjadi perselingkuhan.
"Mungkin saja Ratu mengambil tindakan ini karena ia takut pernikahan putranya akan bubar dan keluarga kerajaan kehilangan Mary. Hal ini akan menimbulkan masalah besar. Ratu selalu memandang Mary sebagai aset yang luar biasa," sebut pakar kerajaan dan penulis biografi Phil Dampier pada The Telegraph, dikutip dari People, 3 Januari 2024.
Di bagian lain dalam buku terbaru, sang raja mengaku bergulat dengan pemikiran harus jadi raja suatu hari nanti di masa kecilnya. Di satu bagian dalam memoarnya, Frederik mengakui bahwa ia "hanya ingin jadi seperti semua anak laki-laki seusia saya."
Advertisement
Sempat Dilaporkan Ogah Jadi Raja Denmark
"Saya mengingat ulang tahun saya ke-18 sebagai sesuatu yang mirip dengan akhir dunia," kenang Frederik. "Rasanya sekarang segala sesuatu yang menyenangkan dan mengasyikkan akan segera berakhir, dan untungnya, ternyata tidak begitu."
Pengungkapan ini tampaknya mengonfirmasi klaim sebelumnya yang dibuat penulis kerajaan Trine Villemann dalam biografinya yang tidak sah pada 2008 1015 Copenhagen K. Disebut di sana bahwa Frederik "tidak pernah ingin jadi Raja." Namun di buku baru, terdapat wawancara yang dilakukan selama 1,5 tahun terakhir, dan menampilkan wawasan raja mengenai kedudukan Denmark di dunia, serta cuplikan kehidupan pribadinya.
Di sisi lain, Raja Charles III diperkirakan menyerahkan takhta lebih awal pada Pangeran William, seperti yang dilakukan Ratu Margrethe II dari Denmark, yang merupakan sepupu ketiga mendiang Ratu Elizabeth II.
Artinya, putra Margrethe, Putra Mahkota Frederik, akan segera dinobatkan jadi Raja Denmark yang baru. Menurut Dampier, Raja Charles mungkin melakukan tindakan serupa selagi William dan istrinya, Kate Middleton, masih muda, lapor NY Post, dikutip 4 Januari 2024.
Monarki yang Relevan dengan Zaman
Dampir berkata pada Daily Mail, "Ini pasti membuat Anda bertanya-tanya apakah, dalam waktu lima atau 10 tahun, Raja Charles mungkin berpikir melakukan hal yang sama jika kesehatannya terganggu atau ia hanya berpikir ini saat yang tepat untuk mewariskan (takhta) pada William dan Kate saat mereka masih muda."
"Almarhum Ratu tidak akan pernah turun takhta karena apa yang terjadi pada 1936 ketika pamannya turun takhta dan ayahnya naik takhta. Tapi, waktu berubah," sambung dia.
Komentar Dampier juga diamini pakar dan komentator kerajaan Richard Fitzwilliams. Ia mengatakan bahwa keputusan Ratu Margrethe turun tahta lebih awal adalah demi memastikan bahwa monarki mengikuti perkembangan zaman, sesuatu yang sudah sering disinggung Charles dari waktu ke waktu.
Fitzwilliams mengatakan pada outlet tersebut bahwa Ratu Denmark mungkin telah "memperhitungkan monarki yang menua bukanlah ide yang baik, terutama jika ia telah memerintah selama sekitar satu dekade atau lebih."
Advertisement