Liputan6.com, Jakarta - Museum Nasional Holocaust dibuka di Belanda pada Minggu, 10 Maret 2024. Acara peresmiannya dihadiri oleh Raja Belanda Willem-Alexander dan juga Presiden Israel Isaac Herzog.
Kehadiran Herzog di museum itu memancing kehadiran ribuan massa pro Palestina. Mengutip Euronews, Senin (11/3/2024), mereka berkumpul di Lapangan Waterloo di pusat Amsterdam, dekat museum dan sinagog sambil mengibarkan bendera Palestina.
Mereka menyerukan 'Tidak lagi sekarang' seraya menuntut Israel mengakhiri pendudukan di wilayah Palestina serta mendesak gencatan senjata di Gaza. Para pemimpin demo menekankan bahwa protes yang dilakukan adalah menolak kehadiran Herzog yang berulang kali membuat pernyataan kontroversial tentang warga Palestina, khususnya di Gaza, bukan menolak museum maupun mengenang sejarah holocaust.
Advertisement
Namun, Presiden Israel tetap bersikap seperti korban. Ia memuji inisiatif Belanda untuk mendirikan Museum Holocaust baru yang menurutnya merupakan bukti peningkatan antisemitisme di seluruh dunia.Â
"Pada momen penting ini, lembaga ini mengirimkan pernyataan yang jelas dan kuat," kata Herzog. "Ingat! Ingatlah kengerian yang ditimbulkan oleh kebencian, antisemitisme, dan rasisme, dan jangan pernah biarkan hal-hal tersebut berkembang lagi."
Di sisi lain, Raja Belanda menyebut bahwa museum itu 'memberikan wajah dan suara kepada Yahudi di Belanda yang menjadi korban penganiayaan'. Ia menyatakan hal itu 'menunjukkan kepada kita konsekuensi buruk yang dapat ditimbulkan oleh antisemitisme.'
"Itulah mengapa kita harus terus mewaspadai bagaimana segala sesuatunya dimulai dan bagaimana hal itu berubah dari buruk menjadi lebih buruk," kata Willem. Sebelumnya, raja dan presiden Israel mengunjungi Sinagog Portugis yang terkenal di Amsterdam.
Â
Berdiri di Kawasan Kebudayaan Yahudi di Amsterdam
Museum Holocaust di Amsterdam menceritakan kisah sekitar 102.000 orang Yahudi yang dideportasi dari Belanda dan dibunuh di kamp Nazi, serta sejarah penganiayaan struktural mereka di bawah pendudukan Jerman pada Perang Dunia II sebelum deportasi dimulai.
Museum itu menempati bekas bangunan Hervormde Kweekschool di Plantage Middenlaan Amsterdam. Mengutip iamsterdam.com, tempat itu disebut sebagai lokasi penyelamatan anak-anak Yahudi selama perang.Â
Museum Holocaust Nasional berada di satu kawasan dengan Museum Yahudi dan Museum Yahudi Junior, Sinagog Portugis, serta Hollandsche Schouwburg yang dinamakan Kawasan Kebudayaan Yahudi. Dalam area seluas satu kilometer persegi itu tersimpan koleksi yang menghidupkan sejarah dan warisan Yahudi mulai dari 1600 hingga saat ini.
Sementara itu, Herzog sebelumnya berseteru dengan Angelina Jolie setelah bintang Hollywood itu mengecam tindakan pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza. Dilansir dari New York Post, Rabu (8/11/2023), ia membantah keras tudingan bahwa Gaza adalah sebuah 'penjara terbuka'.
Advertisement
Klaim Kontroversial Presiden Israel
"Saya benar-benar menolak klaim (Angelina Jolie). Menurutku dia tak pernah berada di Gaza…untuk berkunjung dan melihat faktanya di lapangan," tuturnya, dalam wawancara dengan Piers Morgan.
Menurutnya, warga Gaza masih bisa bertahan di lokasi tersebut, meski sedang terjadi konflik. "Sekarang di Gaza terjadi perang, tapi tak ada krisis kemanusiaan yang membuat mereka tak bisa bertahan hidup," kata dia lagi.
Herzog bahkan mengkritisi tindakan Angelina Jolie yang dianggap merugikan Israel, membuat pihak mereka tak bisa 'mempertahankan diri mereka sendiri.' Ia juga secara spesifik ia juga menilai Gaza bak penjara bukan gara-gara Israel.
"Gaza adalah penjara bukan karena Israel. Israel sudah menarik diri dari Gaza. Gaza adalah basis Iran yang dipenuhi dengan teror," klaimnya.
Tanpa segan, ia bahkan memberikan gambaran versinya soal hasil akhir perang ini. "Mungkin hasil dari perang ini adalah bisa membuat warga Gaza yang layak mendapatkan hidup baik, bisa menikmati hal ini di bawal rezim yang berbeda, yang memungkinkan langkah ke depan, menuju perdamaian," kata dia. Isaac Herzog bahkan minta 'dibukakan jalan'untuk masuk Gaza.
Anak-Anak Palestina Dibayangi Bencana Kelaparan
Potret Yazan al-Kafarneh dengan tubuh tinggal tulang belulang marak beredar di dunia maya dalam beberapa hari terakhir. Fenomena itu menyoroti realitas kelaparan dan kekurangan gizi anak-anak Palestina, yang disebabkan blokade Israel atas Jalur Gaza.
Yazan al-Kafarneh sendiri sudah meninggal pada Senin, 4 Maret 2024, di usia 10 tahun setelah sempat mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Abu Yusuf al-Najjar di Rafah, Gaza Selatan.
"Saya kehilangan anak saya hari ini setelah 10 hari dirawat di rumah sakit karena kekurangan gizi," tutur ibunya kepada kantor berita Anadolu, seperti dilansir Sabtu, 9 Maret 2024, disertai air mata mengalir di pipinya.
"Kesehatan putra saya memburuk dengan cepat dan berat badannya turun hingga tinggal tulang."
Menurut keluarga, Yazan berada pada titik di mana dia butuh makanan dan nutrisi khusus agar tetap hidup setelah kehilangan banyak berat badan. Tentu, sang ibu tidak pernah membayangkan akan melihat anaknya mati kelaparan dalam dekapannya.
"Anak saya sekarang sudah di surga, tapi tidak pernah terbayangkan kami akan berada pada tahap ini," ujar perempuan itu, yang bersama keluarganya mengungsi dari Beit Hanoun di Gaza Utara. "Pesan saya kepada dunia adalah perhatikan anak-anak di Gaza dan lihatlah bagaimana kehidupan mereka berubah."
Â
Advertisement