Waspada Virus B, Otoritas Hong Kong Larang Warga dan Wisatawan Berkontak dengan Monyet Liar

Seorang warga Hong Kong dilaporkan dalam kondisi kritis setelah tak sengaja dicakar monyet liar pada Februari lalu. Kondisinya memburuk dengan cepat pada Maret 2024.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 06 Apr 2024, 10:01 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2024, 10:01 WIB
Ilustrasi monyet
Ilustrasi monyet (Dok. Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Hong Kong memerintahkan masyarakat untuk tidak berinteraksi dengan monyet, baik berkontak atau memberi makan mereka. Peringatan itu disampaikan setelah seorang warga yang diserang seekor monyet dinyatakan positif terjangkit virus B, atau kasus langka yang disebabkan virus herpes simiae.

China Daily melaporkan itu adalah kasus virus B yang menjangkiti manusia pertama yang tercatat oleh Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) Departemen Kesehatan Hong Kong. Menurut otoritas, transmisi antar-manusia sangat jarang terjadi.

Pasien diidentifikasi adalah laki-laki berusia 37 tahun yang berkontak dengan monyet liar dan terluka oleh mereka saat mengunjungi Taman Kam Shan Country pada akhir Februari 2024. Pasien kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Yan Chai pada 21 Maret dengan kondisi demam dan kesadaran menurun.

Ia kini dalam perawatan intensif karena kondisinya kritis. Spesimen cairan serebrospinal pria tersebut dinyatakan positif virus B oleh laboratorium CHP pada Rabu, 3 April 2024.

Virus B secara alami dibawa melalui air liur, urin, dan kotoran kera, sejenis monyet liar yang umum ditemukan di Hong Kong. Kasus-kasus seperti itu terutama disebabkan oleh gigitan atau cakaran monyet, kata CHP.

Mereka menambahkan bahwa virus tersebut dapat ditularkan dari manusia ke manusia meski penularan sangat jarang terjadi. Orang yang terinfeksi pada awalnya mungkin menunjukkan gejala mirip flu yang dapat berkembang menjadi infeksi pada sistem saraf pusat.

Jangan Bertindak Provokatif

Kawanan Monyet di Sangeh Mulai Kelaparan
Manajer Operasional Objek Wisata Sangeh Monkey Forest, Made Mohon memberi makan kera dengan kacang sumbangan di Sangeh, Bali, pada 1 September 2021. Sepinya turis di Bali selama pandemi membuat kawanan monyet di Sangeh Monkey Forest kelaparan dan mulai mendatangi pemukiman. (AP/Firdia Lisnawati)

"Saat bertemu monyet, masyarakat harus menghindari makan di depan monyet, dan menghindari kontak mata langsung dengan monyet agar tidak dianggap sebagai perilaku provokatif," kata juru bicara Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi (AFCD) dalam sebuah pernyataan, kemarin.

Ketika monyet mendekat, seseorang harus memperlambat langkahnya dan menahan diri untuk tidak mendekati atau menyentuh mereka, kata juru bicara tersebut. Jika seseorang bersentuhan dengan monyet atau kotorannya, ia harus segera mencuci tangannya hingga bersih dengan sabun dan air. "Jika terjadi gigitan atau cakaran monyet, pertolongan medis harus segera dicari."

AFCD menyatakan bahwa wilayah larangan memberi makan hewan liar telah diperluas hingga mencakup seluruh kota. Siapa pun yang memberi makan hewan liar di mana pun di Hong Kong tanpa izin khusus akan dituntut dan dikenakan denda maksimum sebesar 10.000 dolar Hong Kong jika terbukti bersalah.

Selain merupakan pelanggaran hukum, pemberian pakan ilegal juga akan mengubah kebiasaan hidup hewan liar, membuat mereka bergantung pada manusia untuk mendapatkan makanan dan, dengan demikian, meningkatkan tingkat gangguan atau bahkan risiko bagi masyarakat, tambah juru bicara tersebut.

 

Serangan Monyet Liar di Garut

Monyet - Vania
Ilustrasi Monyet/https://unsplash.com/Juan Rumimpunu

Selain terus mengebiri monyet untuk mengendalikan populasinya dalam jangka panjang, AFCD akan meningkatkan pendidikan dan publisitas, sehingga lebih banyak orang akan memahami kebiasaan hidup monyet dan tidak memberi makan hewan liar. Meskipun ini adalah kasus pertama yang tercatat di Hong Kong, CHP mengatakan kasus serupa juga dilaporkan di wilayah lain, seperti Tiongkok daratan, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang.

Dari dalam negeri, serangan monyet liar menewaskan Rusli (62), warga di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat. Dua rekan korban lainnya terluka akibat serangan primata tersebut. Mereka adalah Suripto (58), yang mengalami luka sobek di tangan saat berusaha menangkap monyet liar bersama Rusli, dan Ahdan (5) bocah yang pahanya terluka setelah digigit monyet liar tersebut.

Camat Cibatu, Sardiman Tanjung, mengatakan kejadian mengenaskan yang dialami Rusli dan Suripto terjadi pada Kamis pagi, 21 Maret 2024, sekitar pukul 06.30 WIB. "Para korban tersebut berusaha menangkap monyet liar dengan menggunakan seutas tali dan tongkat,” kata dia, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Kawanan Monyet Meresahkan Warga

Suripto (58 tahun), salah satu korban serangan monyet liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, mengalami luka di bagian tangan sebelah kanan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Suripto (58 tahun), salah satu korban serangan monyet liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, mengalami luka di bagian tangan sebelah kanan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Rusli yang memiliki riwayat penyakit jantung terjatuh hingga meninggal dunia di lokasi kejadian, setelah diserang monyet liar tersebut. "Suripto mengalami luka sobek di tangan karena serangan monyet itu," ujar dia.

Sementara, kejadian yang menimpa Ahdan (5) terjadi dua hari sebelum itu. Saat korban tengah bermain, dia diserang monyet liar secara tiba-tiba, hingga mengalami luka pada bagian paha. "Kami telah melakukan langkah-langkah setelah kejadian itu termasuk pengecekan lokasi kejadian," ujar Sardiman.

Sardiman menyatakan, berdasarkan keterangan warga sekitar, kawanan monyet tersebut diketahui turun dari gunung dalam sepekan terakhir dan cukup meresahkan masyarakat sekitar. Untuk menghindari korban selanjutnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cibatu, Garut, untuk mengusir kawanan monyet liar dari pemukiman warga.

Sementara, para korban yang selamat telah dievakuasi ke Puskesmas Cibatu untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Saat ini, kondisi wilayah kejadian dinyatakan aman dan kondusif.

Infografis Waspada Virus Nipah Sebabkan Kematian di India. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada Virus Nipah Sebabkan Kematian di India. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya