Liputan6.com, Jakarta - Pengendali lalu lintas udara di Prancis berencana mogok kerja. Para pekerja memprotes restrukturisasi layanan mereka.
Mengutip dari laman Euronews, Rabu (24/4/2024), bandara-bandara di Prancis dan penerbangan internasional terancam menghadapi gangguan selama pemogokan tersebut. Staf memiliki waktu hingga Selasa untuk mengumumkan apakah mereka akan terlibat dalam pemogokan tersebut.
Baca Juga
Hal ini diperkirakan dapat mempengaruhi hingga 70 persen penerbangan di bandara-bandara besar. SNCTA, serikat pengawas lalu lintas udara terbesar di Prancis yang mewakili lebih dari 60 persen pengawas lalu lintas udara di negara itu berencana mogok kerja pada Kamis, 25 April 2024.
Advertisement
Pers nasional menjuluki tanggal 25 sebagai "journée noir" (hari hitam) untuk bandara Prancis. "Masyarakat akan menghadapi gangguan besar dan penundaan yang lama," kata juru bicara serikat pekerja SNCTA kepada AFP.
Serikat pekerja lainnya, UNSA-UTCAC, juga mengumumkan pemogokan pada hari Kamis. Surat kabar bisnis Prancis Les Echos melaporkan pemogokan tersebut diperkirakan akan berlangsung selama 24 jam.
Ia juga memperkirakan hingga 70 persen penerbangan masuk dan keluar bandara Prancis bisa dibatalkan. Para pekerja mempunyai waktu hingga Rabu ini untuk menyatakan keikutsertaan mereka dalam pemogokan.
Otoritas penerbangan sipil Perancis akan menggunakan jumlah akhir untuk menentukan berapa banyak penerbangan yang akan dilarang terbang. Penerbangan yang harus memasuki wilayah udara Prancis juga mungkin terpengaruh, meskipun tidak lepas landas atau mendarat di negara tersebut.Â
Â
Alasan Mogok Kerja
Lalu mengapa pengawas lalu lintas udara Prancis melakukan mogok kerja? Serikat pekerja keberatan dengan restrukturisasi layanan navigasi udara, sebuah perdebatan yang telah berlangsung selama 15 bulan terakhir.
Otoritas lalu lintas udara sedang merombak jadwal kerja untuk mengatasi perkiraan peningkatan lalu lintas penerbangan dengan lebih baik. Serikat pekerja menuntut kenaikan gaji dan jumlah karyawan.
SNTCA mengupayakan kenaikan gaji sebesar 5,04 persen per tahun pada 2025, 2026 dan 2027, serta penggandaan "tunjangan kualifikasi khusus" mereka. Pemogokan ini terjadi meskipun 'gencatan senjata Olimpiade' telah disepakati untuk menunda aksi industrial hingga akhir pertandingan.
Bisakah pemogokan berdampak pada Olimpiade Paris? Anggota serikat pekerja CGT-RATP juga mengumumkan pemberitahuan mogok selama tujuh bulan sejak 5 Februari hingga 9 September 2024, yang dapat berdampak pada jaringan bus dan metro Ile-de-France – termasuk selama Olimpiade musim panas ini.
Namun, Senat Prancis pada 9 April 2024 mengesahkan undang-undang yang mengizinkan negara tersebut melarang mogok transportasi selama periode tertentu setiap tahun untuk menghindari gangguan selama acara besar seperti Paris 2024.Â
Advertisement
Prancis Abadikan Ratu Elizabeth II Sebagai Nama Bandara
Perjanjian ini juga menyerukan peringatan lebih awal mengenai pemogokan dan peningkatan kewajiban pelayanan minimum. RUU tersebut mendapat tentangan dan harus disetujui oleh Majelis Nasional Prancis sebelum menjadi undang-undang. Para pekerja di perusahaan angkutan umum milik negara mengatakan mereka keluar karena gaji.
Sementara itu, mengutip tim Global Liputan6.com, Bandara Le Touquet di Prancis, kelak akan berganti nama menggunakan nama Ratu Elizabeth II. Langkah penghormatan kepada mantan penguasa Britania Raya itu diambil setelah mendapat izin dari Raja Charles III.
"Le Touquet, di utara Prancis, mendapat restu dari Raja Charles III pada Senin, 21 Agustus 2023," ungkap pejabat kota, seperti dilansir BBC, Rabu, 23 Agustus 2023.
Nantinya, bandara itu akan bernama Elizabeth II Le Touquet-Paris-Plage International Airport. Tanggal peresmian nama baru belum ditetapkan. Proposal penggunaan nama Ratu Elizabeth II sendiri sudah diajukan ke Kerajaan Inggris enam hari setelah kematian nenek dari Pangeran William dan Pangeran Harry tersebut pada 8 September 2022.
Sinergi Prancis dan Inggris
Otoritas Le Touquet menjelaskan penamaan tersebut juga merupakan penghormatan bagi mendiang paman Ratu Elizabeth II, Edward VIII. Pasalnya, Edward VIII kerap mengunjungi resor di komune itu untuk bersantai termasuk menunggang kuda, bahkan dia terkadang ditemani Ratu Elizabeth II sebelum keponakannya tersebut naik takhta.
"Dengan Raja Charles III menerima proposal wali kota Le Touquet maka itu semakin memperkuat strategi yang ingin menegaskan Le Touquet sebagai 'resor Prancis paling Inggris'," kata Balai Kota Le Touquet.
Bandara Le Touquet dirancang pada tahun 1930-an untuk menyambut warga Inggris di kota pesisir yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Calais. Presiden Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte juga memiliki rumah liburan di sana.
Le Touquet berharap nama baru bandaranya akan memperkuat hubungan antara mereka dan Inggris. Selanjutnya, Le Touquet akan menjadi tuan rumah tim rugby Inggris saat bermain di Piala Dunia Rugby yang diselenggarakan di Prancis.
Â
Advertisement