Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa dan Prancis resmi meluncurkan "Global Ports Safety", proyek senilai 8,5 juta euro (sekitar Rp145 miliar) yang bertujuan memperkuat keamanan dan ketahanan pelabuhan di 12 lokasi di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menteri Eropa dan Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menyatakan bahwa proyek ini bertujuan menyediakan solusi berbasis pendanaan dan keahlian untuk meningkatkan keamanan dan keberlanjutan di 12 pelabuhan di 8 negara Indo-Pasifik, termasuk beberapa anggota ASEAN.
12 pelabuhan di delapan negara Asia Selatan dan Asia Tenggara menjadi bagian dari proyek ini, di antaranya:
Advertisement
- Indonesia: Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Perak (Surabaya)
- Malaysia: Port Klang (Kuala Lumpur) dan Tanjung Pelepas
- Thailand: Laem Chabang dan Map Ta Phut
- Vietnam: Ho Chi Minh City dan Hai Phong
- Filipina: Manila
- Sri Lanka: Colombo
- Bangladesh: Chittagong
- Kamboja: Sihanoukville
Barrot menekankan bahwa "Global Ports Safety" akan membantu pelabuhan dalam mengelola berbagai risiko keamanan, mulai dari kebakaran kapal hingga kecelakaan maritim. Selain itu, proyek ini juga akan meningkatkan kapasitas pelabuhan dalam aspek keberlanjutan dan ketahanan infrastruktur, yang semakin penting mengingat kawasan Indo-Pasifik menangani hampir sepertiga perdagangan dunia.
"Dengan proyek ini, pelabuhan-pelabuhan di kawasan dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam menangani masalah keamanan dan keberlanjutan. Ini sangat penting dalam menjaga rantai pasok strategis bagi Prancis dan Eropa," ujar Barrot dalam penandatanganan proyek di Kediaman Dubes Prancis, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Bagian dari Strategi Indo-Pasifik Prancis
Global Ports Safety menjadi bagian dari strategi Indo-Pasifik Prancis, yang pertama kali dikembangkan pada 2019 di bawah kepemimpinan Presiden Emmanuel Macron. Strategi ini berlandaskan empat pilar utama:
- Keamanan
- Kemakmuran
- Pertahanan multilateralisme
- Promosi kepentingan bersama
Proyek ini berfokus pada pilar pertama, yaitu keamanan, yang sejalan dengan inisiatif lain seperti kehadiran kapal induk Charles de Gaulle di kawasan dan dukungan terhadap Information Fusion Centre di Singapura yang berperan dalam pengawasan maritim.
Advertisement
