Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur Ditutup dengan Festival Lampion yang Terbuat dari Bahan Ramah Lingkungan

Lampion yang dilepaskan dalam perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Lampion akan terurai habis seluruh bahannya setelah melayang di udara.

oleh Henry diperbarui 24 Mei 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2024, 06:30 WIB
Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur Ditutup dengan Festival Lampion yang Terbuat dari Bahan Ramah Lingkungan
Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur Ditutup dengan Festival Lampion yang Terbuat dari Bahan Ramah Lingkungan.  foto: Instagram Story @borobudurpark

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Raya Waisak Nasional 2568 BE atau Waisak 2024 di Lapangan Marga Utama Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditutup dengan festival lampion. Acara itu dikoordinasii oleh Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI).

Sebelum melepas lampion, umat Buddha melakukan sesi meditasi terlebih dahulu dibimbing oleh biksu sangha, setelah itu para umat diperlihatkan tata cara melepaskan lampion.  Dikutip dari Antara, Kamis, 23 Mei 2024, lampion yang dilepaskan terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Lampion akan terurai habis seluruh bahannya setelah melayang di udara, sehingga tidak menimbulkan limbah apapun di lingkungan.

Hal ini terbukti dalam pelepasan lampion Waisak tahun 2023 lalu di mana tidak ada klaim asuransi atau aduan masyarakat. MBMI telah mengantisipasi berbagai hal dengan teliti seperti mempersiapkan asuransi, pemadam kebakaran, ambulans, dan lainnya.

Seperti diketahui, Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting yaitu kelahiran Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha; serta Buddha Gautama parinibbana (wafat). Adapun detik-detik Waisak jatuh pada hari Kamis, pukul 20.52 WIB. Kegiatan Waisak Nasional 2024 dipusatkan di Candi Borobudur.

Tema Waisak Nasional pada 2024 adalah "Untuk Hidup Bahagia Sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran Yang Diajarkan Oleh Sang Buddha", dengan sub-tema "Hindarilah Keserakahan Duniawi, Kebodohan, Kemarahan, dan Kebencian".

"Pelepasan lampion Waisak merupakan acara yang ditunggu-tunggu setiap tahun oleh masyarakat. Pelepasan lampion ini sudah menjadi ikon Waisak Nasional di Candi Borobudur," terang Koordinator Lampion Waisak Nasional 2568 BE/2024 Fatmawati yang juga Ketua Umum Wanita Buddha Mahanikaya Indonesia.

 

Momen Pelepasan Lampion

Ribuan Lampion Hiasi Malam Waisak di Candi Borobudur
Peserta menerbangkan lampion sebagai tanda puncak perayaan Tri Suci Waisak 2566 BE/2022 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tegah, Senin (16/05/2022) malam. Setelah sempat ditiadakan selama pandemi, pelepasan ribuan lampion di Pelataran Candi Borobudur pada Waisak tahun ini kembali diselenggarakan. (merdeka.com/Iqbal S.Nugroho)

Setiap tahun, masyarakat dari seluruh Indonesia dan mancanegara, baik umat Buddha yang melakukan ritual maupun turis hadir ke Candi Borobudur untuk ikut acara atau menyaksikan pelepasan lampion. Momen pelepasan merupakan simbol penerangan, kedamaian batin, ketenangan, kebahagiaan, dan tercapainya harapan, doa, cita-cita yang baik serta impian peserta yang ditulis khusus pada stiker yang dapat diterbangkan bersama lampionnya.

Fatmawati menyampaikan bahwa tahun ini terdapat dua sesi pelepasan lampion untuk mengakomodasi tingginya minat masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pelepasan lampion.

Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur tak hanya didatangii pengunjung dari negeri sendiri tapi juga serombongan biksu thudong dari negara tetangga seperti Thailand dan Singapura. Cuplikan video rombongan biksu thudong itu ramai beredar di media sosial, termasuk saat mereka sedang istirahat di serambi Masjid Baiturrohmah wilayah Bengkal, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Salajh satunya diunggah di akun Twitter atau X @Jateng_Twit, Rabu 22 Mei 2024.

Rombongan Biksu Thudong ke Borobudur

Libur Panjang Waisak 2024, Jumlah Penumpang Bandara YIA Diprediksi Naik 56 Persen
Wisatawan mulai memadati Candi Borobudur untuk memperingati hari Waisak 2024. (dok. InJourney)

Dalam cuitan itu, puluhan biksu atau bhante sedang berdoa didampingi sejumlah pengurus masjid. Puluhan bhante yang sedang melakukan thudong (perjalanan ritual sepanjang ribuan kilometer) menuju ke Candi Borobudur itu singgah di masjid tersebut pada Minggu pagi, 19 Mei 2024.

Dalam narasi unggahan dikabarkan, para biksu dalam doanya memohon agar umat Muslim yang telah membantu dan memperbolehkan mereka singgah di masjid dilimpahkan kebaikan. "Intinya, semoga setelah berbuat kebaikan melalui tindakan, ucapan, dan pikiran, maka pahala pahala baik akan diperoleh,” tulis narasi di unggahan tersebut.

Ketua Takmir Masjid Baiturrohman, Fatkhulrohman mengatakan pihaknya sudah mengetahui adanya ritual thudong untuk merayakan Waisak di Candi Borobudur. Pihak masjid juga mendapat surat izin beristirahat dari panitia thudong.

Usai kunjungan para biksu di mnasjid tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo bersama pihak terkait membuat pernyataan sikap pada Selasa, 21 Mei 2024. Kegiatan tersebut memang rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh biksu thudong, mulai dari perbatasan Kecamatan Kaloran sampai dengan perbatasan Kabupaten Magelang.

Kunjungan Biksu Thudong

Rombongan Biksu Thudong Istirahat di Masjid Temanggung Sebelum Rayakan Waisak 2024 di Candi Borobudur
Rombongan Biksu Thudong Istirahat di Masjid Temanggung Sebelum Rayakan Waisak 2024 di Candi Borobudur.  foto: Twitter @@Jateng_Twit

Dalam pernyataan sikap tersebut, Pj Bupati didampingi oleh pihak terkait, di antaranya panitia Thudong 2024, Asisten II Sekda, Kabag Kesra Setda, Plt. Camat Kranggan, Polres, Kepala Kemenag, FKUB, Kepala Desa Bengkal dan takmir Masjid Bengkal. Sebagai informasi, lokasi masjid ini berada di pinggir Jalan Raya Magelang - Temanggung, serta posisinya dekat dengan perbatasan wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

"Di perbatasan Kaloran sudah kita terima bersama forkopimda, dan di sana juga ada kegiatan seremonial, dan setelah itu, mereka berjalan kaki. Setiap lima kilometer, mereka berhenti untuk istirahat, karena kondisi setiap biksu bervariasi. Ada yang sudah tua dan ada juga yang masih muda," terang Hary, dilansir dari Antara, Selasa.

Titik istirahat rombongan bhiksu berada di Desa Bengkal. Sebelumnya, panitia dan kepala desa, serta takmir masjid sudah melakukan kesepakatan untuk tempat singgah rombongan dipusatkan di kawasan masjid. Meski begitu, rombongan biksu hanya singgah di serambi masjid, bukan di dalam masjid untuk beristirahat sejenak.

 

Infografis Kilas Balik Penyelamatan dan Pelestarian Candi Borobudur. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kilas Balik Penyelamatan dan Pelestarian Candi Borobudur. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya