6 Fakta Menarik Gunung Tujuh di Jambi yang Memiliki 7 Puncak Utama

Gunung Tujuh memiliki tujuh puncak utama, sesuai dengan namanya dan hanya tiga di antaranya yang telah didaki yang mungkin merupakan sisa-sisa tepi kawah kuno.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 12 Jul 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 08:30 WIB
Gunung Kerinci dilihat dari perjalanan ke Gunung Tujuh di Sumatera
Gunung Kerinci dilihat dari perjalanan ke Gunung Tujuh di Sumatera. (Dok: Gunung Bagging https://www.gunungbagging.com/tujuh/)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Tujuh yang sebenarnya lebih dikenal sebagai Danau Gunung Tujuh, merupakan kawasang gunung yang memiliki sebuah danau besar dengan predikat danau tertinggi di Asia Tenggara. Jika dilihat dari Gunung Kerinci yang berada di dekatnya, danau yang besar dan dalam ini tampak seolah-olah tertahan agar tidak meluap ke lereng gunung.

Pendakian ke danau ini sendiri populer di kalangan turis asing, turis domestik, dan pelajar sekolah menengah setempat. Perjalanannya memakan waktu sekitar tiga jam dari ujung jalan setapak yang jaraknya kurang dari 10 km dari homestay di Kersik Tuo.

Masih banyak hal mengenai Gunung Tujuh selain lokasi dan jarak tempuhnya. Berikut enam fakta menarik Gunung Tujuh yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Punya 7 Puncak Utama

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Kamis (11/7/2024), Gunung Tujuh memiliki ketinggian 2.732 mdpl. Gunung Tujuh memiliki tujuh puncak utama, sesuai dengan namanya dan hanya tiga di antaranya yang telah didaki yang mungkin merupakan sisa-sisa tepi kawah kuno.

Puncak tertingginya dikenal secara lokal sebagai Gunung Hulu Jujuhan. Gunung Hulu Jujuhan bukanlah gunung vulkanik, di peta lokal tertentu gunung ini tercantum sebagai Gunung Hulupura. 

2. Titik Awal Pendakian

Dari jalan setapak yang menonjol dan agak luas di ketinggian 1.400 mdpl yang berjarak 2 km dari Pelompek, Anda akan melewati jalur pertanian berkelok-kelok ke atas lereng bukit. Beberapa tanda akan menunjukkan plang Taman Nasional Kerinci-Seblat.  

3. Hutannya Ditinggali Kera dan Siamang

Danau Gunung Tujuh Kerinci
Danau Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci, Jambi merupakan danau tertinggi kedua di Indonesia. (Dok. Istimewa/B Santoso)

Hutan di sini menjadi rumah bagi segala jenis satwa termasuk kera dan siamang (seperti siamang) dan mengarah melalui Pos 1 (1.738 mdpl) dan Pos 2 (1.897 mdpl). Setelah total waktu sekitar 3 jam Anda akan sampai di Pos 3 yang merupakan tepi kawah (2.112 mdpl).

Dari sana Anda dapat melihat sekilas danau di bawahnya. Jalurnya menurun agak curam ke kiri sekitar 120 meter, danau berada pada ketinggian 1.992 mdpl dan kedalaman tengahnya mencapai 200 meter.

4. Tempat Berkemah

Jalur ini membawa Anda keluar di sudut danau di samping beberapa batu besar yang cocok untuk tempat duduk dan sekitar tiga tempat berkemah. Seringkali terdapat satu atau dua sampan yang ditinggalkan oleh para nelayan di tepi danau.

Sejumlah kecil masyarakat sebenarnya hidup sangat sederhana di gubuk-gubuk yang tersebar di sekitar tepi danau. Tempat berkemah terbaik sebenarnya adalah sekitar lima menit berjalan kaki mengelilingi danau searah jarum jam. Tempat berkemahnya cukup besar untuk menampung hingga lima tenda dan berada di sebelah aliran sungai kecil di pegunungan yang merupakan sumber air tawar yang jauh lebih baik daripada danau.

4. Terkenal dengan Pasir Putih

Danau Gunung Tujuh di Sumatera
Danau Gunung Tujuh di Sumatra. (Dok: Gunung Bagging)

Anda perlu menumpang kano dari para nelayan ke tempat bernama Pasir Putih. Ini memakan waktu sekitar 90 menit dan Anda harus membayar tidak lebih dari 75.000 sekali jalan.

Setiap kano ruang istirahat berukuran kecil dan dapat memuat tidak lebih dari empat orang, termasuk tukang perahu itu sendiri dengan aman. Kenakan krim tabir surya yang banyak karena Anda mudah terbakar saat menyeberang. Pasir Putih tidak sebagus kedengarannya, hanya menawarkan bebatuan pucat dan kotor di bawah air.

5. Disarankan Pakai Pemandu Gunung

Pemandu sangat penting sejak saat ini karena sangat sedikit orang selain pemburu sesekali yang masuk ke hutan di sini sehingga jalur biasanya sangat ditumbuhi tanaman. Daerahnya juga sangat berlumpur, menjadi rumah bagi lintah dan banyak nyamuk. Namun Anda mungkin beruntung melihat beberapa satwa liar yang sangat langka seperti beruang madu dan tapir yang tinggal di sini, selain sejumlah besar spesies burung.

6. Puncak Tertingginya Curam

Pemandangan Danau Gunung Tujuh di Sumatra. (Dok: Gunung Bagging)
Pemandangan Danau Gunung Tujuh di Sumatra. (Dok: Gunung Bagging)

Anda akan melewati tanah berawa, jalan setapak yang samar mengarah ke atas keluar dari zona nyamuk dan lintah sebelum mencapai persimpangan kecil yang tidak ditandai (2.174 mdpl). Di sebelah kiri adalah puncak tertinggi kedua dalam kisaran (2.604 mdpl) yang dikenal dengan nama Gunung Tujuh, Gunung Tujuhan dan Gunung Terbakar.

Belok kanan ke sini dan ikuti jalan setapak menaiki punggung bukit sempit yang curam menuju Gunung Kecil. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk mencari tanaman kantong semar dan dari lereng yang lebih tinggi Anda dapat melihat sekilas danau di bawah.

Gunung Kecil tingginya sekitar 2.300 mdpl dan memiliki dua puncak dengan ketinggian yang sama. Jalur menuju puncak kedua agak sulit untuk dinegosiasikan, karena banyak yang harus memanjat kayu dan menghindari jurang terjal.

Dari puncak kedua Anda dapat melihat wajah gunung tertinggi di Pegunungan Tujuh yang curam dan mengesankan. Namun masih terletak sekitar 2 kilometer jauhnya dan melalui hutan lebat yang jarang ditembus.

Bahkan jika Anda memiliki waktu satu atau dua hari ekstra untuk mencobanya, kecuraman puncaknya terlihat agak menakutkan. Rupanya puncak tertinggi ini bahkan baru beberapa kali didaki karena kecuramannya, oleh seorang fotografer asal Inggris bernama Jeremy Holden dan kemudian oleh klub pendakian Indonesia.

Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya