Rental Sepeda di Danau Kawaguchiko Dekat Pemandangan Gunung Fuji Jepang, Biayanya Mulai Rp50 Ribuan per Jam

Jangan hanya pergi mengambil foto latar belakang gunung yang berlokasi di Prefektur Yamanashi, Jepang tersebut. Anda bisa menikmati suasana sekitar Danau Kawaguchiko sambil santai dengan bersepeda.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 19 Jul 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 09:00 WIB
Rental sepeda di Danau Kawaguchiko Jepang, berapa harganya?
Rental sepeda di Danau Kawaguchiko Jepang, berapa harganya?. (Dok: TikTok @travelingneverending )

Liputan6.com, Jakarta - Danau Kawaguchiko adalah salah satu spot yang kerap didatangi wisatawan saat datang ke Jepang. Di dekat danau ini turis bisa melihat dengan jelas pemandangan Gunung Fuji yang terkenal.

Jangan hanya pergi mengambil foto latar belakang gunung yang berlokasi di Prefektur Yamanashi, Jepang tersebut. Anda bisa menikmati suasana sekitar Danau Kawaguchiko sambil santai dengan bersepeda.

Seorang pejalan mengungkap bagaimana cara menyewa sepeda di sekitar kawasan itu. "Rental sepeda elektrik di Kawaguchiko," tulis seorang traveler dengan akun TikTok @travelingneverending pada 5 Mei 2024.

Ia pun memberi tahu lokasinya. "Keluar Stasiun Kawaguchiko, ambil kanan jalan 100 m kiri jalan ada kafe kopi (coffeeshop) yang nyediain rental sepeda," sambungnya sambil menunjukkan video seperti apa tempatnya.

Ia menyebut untuk rental selama lima jam dikenai biaya sekitar Rp160 ribu. Dalam potret yang tertera tarifnya, terdapat beberapa jenis sepeda untuk disewa.

Ada sepeda reguler dengan harga 500 Yen per jam atau Rp51 ribuan. Sementara jenis mini electrically assisted bicycle dan electrically assisted cross bicycle yang memiliki keranjang di bagian depannya, harga sewanya mulai 600 Yen per jam atau Rp60 ribuan.

Untuk jenis electrically assisted cross bicycle harganya 700 Yen atau setara Rp70 ribuan per jam. Dan untuk menyewa sepeda anak, harganya 400 Yen atau Rp40 ribuan per jam.

Disebutkan pula bahwa tak hanya pilihan satu jam, penyewa bisa memilih rental sepeda 5 jam atau 24 jam. Saat menyewa sepeda, Anda hanya akan diminta paspor sebagai tanda pengenal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aturan Bersepeda di Jepang

Gaya Casual Chic Sissy Prescillia di Jepang, Disebut Punya Vibes Drew Barrymore Indonesia
Sissy Prescillia jelajahi pemandangan salah satu kota di Jepang dengan bersepeda [@sysiio]

Jepang merupakan salah satu negara yang masyarakatnya gemar menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari. Aturan bersepeda di Jepang pun terbilang ketat, menurut seorang konten kreator di Instagram.

"Aturan naik sepeda di Jepang memang nggak gampang dan ketat. Dendanya enggak main-main," sebut akun @aprilia.happy, dikutip Jumat, 28 April 2023. 

Aturan pertama bersepeda di Jepang adalah dilarang boncengan, kecuali dengan anak di bawah usia enam tahun. Jika melanggar, pesepeda akan ada denda sebesar 20 ribu yen atau Rp2 juta. 

Selain itu, ada aturan dilarang bersebelahan saat bersepeda. Bila melanggar, pesepeda akan dikenakan denda sekitar 20 ribu yen setara Rp2 juta maupun ancaman pidana dua bulan penjara.

"Kita itu enggak boleh main handphone sambil bersepeda. Dendanya 50 ribu yen atau sekitar Rp5 juta dengan hukuman kurungan penjara tiga bulan. Bayangin," sambung Aprilia. Bukan hanya itu, pesepeda yang melanggar lampu lalu lintas juga bisa dikenai denda 50 ribu yen atau sekitar Rp5 juta.


Warga Jepang Gemar Bersepeda

FOTO: Tokyo Darurat Virus Corona COVID-19
Seorang pria yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona COVID-19 mengendarai sepeda di Tokyo, Jepang, Jumat (6/8/2021). Tokyo berada dalam keadaan darurat virus corona COVID-19 sejak pertengahan Juli. (AP Photo/Kantaro Komiya)

Sama halnya mendengarkan musik menggunakan earphone. Aktivitas yang dinilai berbahaya ini juga akan dikenai hukuman denda yang sama. Mengutip laman Japanesestation, Jumat, 28 April 2023, masih banyak aturan bersepeda di Jepang yang sebaiknya tidak dilanggar, seperti tidak boleh bersepeda di jalur yang salah.

Pesepeda juga dilarang menaiki sepeda di jalur penyeberangan milik pejalan kaki dan harus turun, lalu berjalan menuntun sepeda. Selain kereta, sepeda juga jadi salah satu alat transportasi populer di Jepang. 

Negeri Sakura bahkan masuk daftar negara dengan komunitas sepeda terbesar di dunia bersama Belanda dan Denmark. Kota-kota di Jepang memang terbilang besar.

Tetapi, sebagian besar wilayah pemukimannya memberi kesan kota kecil di mana warganya hanya membutuhkan waktu 5 hingga 10 menit untuk menuju supermarket, TK, sekolah, lokasi praktik dokter, dan dokter gigi. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga Jepang dapat mencapainya dengan mengendarai sepeda saja, cepat dan hemat. Lantaran sepeda sangat banyak digunakan warganya, wajar ada aturan yang ketat.


Pejalan Kaki Diutamakan

Polisi Jepang menilang pesepeda yang menerobos palang kereta api di Jalan Raya Okudo, Katsushika, Jepang (Sumber: TikTok/@newsjapan_daily)
Polisi Jepang menilang pesepeda yang menerobos palang kereta api di Jalan Raya Okudo, Katsushika, Jepang (Sumber: TikTok/@newsjapan_daily)

Di Jepang, pejalan kaki mesti diutamakan. Pesepeda pun harus memperlambat laju sepeda dan membunyikan bel sepeda mereka dengan sopan saat meminta jalan. 

Disebutkan pada tahun 2012, sepeda memang sempat mengalahkan kepopuleran kereta setelah terjadi gempa yang menumbangkan sistem kereta di Jepang. Setelah pulih, keadaan kembali seperti semula, namun masih banyak orang yang mengendarai sepeda menuju stasiun dari rumah mereka. 

Mengutip kanal Otomotif Liputan6.com, 28 Oktober 2017, industri sepeda motor yang luar biasa besar di Indonesia justru berbanding terbalik di Jepang. Pengguna sepeda motor di negara ini sangat sedikit, cuma satu-dua orang saja yang menggunakannya untuk beraktivitas sehari-hari.

Sebagian besar warga Jepang lebih memilih transportasi umum, seperti kereta api, bus, bahkan taksi. Dijelaskan tour leader rombongan jurnalis Toyota Astra Motor (TAM), Ping Tjuan Suharna, masyarakat lebih menyukai naik transportasi umum lantaran lebih murah dan tepat waktu. Pun, tidak perlu bayar parkir yang mahal.

"Kalau mobil bisa Rp90 ribu, dan naik motor tidak praktis. Cari tempat parkir susah karena tak bisa sembarangan," sebut Ping.

 

Infografis 6 Desa Wisata yang Wajib Dikunjungi
Infografis 6 Desa Wisata yang Wajib Dikunjungi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya