Ulasan Para Atlet soal Ranjang Kardus Anti-seks di Olimpiade Paris 2024: Cukup Kokoh, Kok

Panitia Olimpiade Paris 2024 kembali menggunakan ranjang kardus untuk tempat tidur para atlet. Ranjang tersebut disebut juga anti-seks, tapi review sejumlah atlet rupanya tak sependapat. Bahkan, mereka mendapat kondom gratis.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 24 Jul 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 07:30 WIB
Ulasan Para Atlet soal Ranjang Kardus Anti-seks di Olimpiade Paris 2024: Cukup Kokoh, Kok
Atlet renang asal Inggris Tom Daley menunjukkan ketangguhan ranjang kardus Olimpiade Paris 2024 yang disebut-sebut anti-seks. (dok. Instagram @tomdaley/https://www.instagram.com/p/C9uFX-ittTV/Dinny Mutiah)

 

Liputan6.com, Jakarta - Dari sekian banyak hal di Olimpiade Paris 2024, keberadaan ranjang kardus menjadi salah satu yang menuai perhatian. Ranjang kardus itu pertama kali diperkenalkan di Olimpiade Tokyo 2021 dan mendapat ulasan buruk dari sejumlah atlet saat itu.

Atlet renang asal Inggris Tom Daley memamerkan ranjang kardus anti-seks di kamarnya saat tiba di Paris menjelang Olimpiade Paris 2024. Peraih medali emas Olimpiade itu pada Senin, 22 Juli 2024, sengaja mengunggah video soal tempat tidur itu agar penggemarnya bisa melihat lebih dekat.

"Ini kardus," katanya sambil memfilmkan bagian kepala tempat tidur dan tiang ranjang. "Seperti yang kalian lihat, itu seperti sebuah karton."

Daley kemudian menunjukkan kasur tipis dan penutup kasur di atas alas karton. "Kemudian, kami mendapatkan (bed cover) Paris '24 kami sendiri," imbuhnya.

Atlet berusia 30 tahun itu kemudian menunjukkan stabilitas tempat tidur dengan melompat-lompat di atasnya. Ia berkata, "Seperti yang kalian lihat, tempat tidur ini cukup kokoh."

Mengutip Page Six, Rabu (24/7/2024), pesenam asal Irlandia Rhys McClenaghan juga menguji teori 'anti-seks' saat merekam dirinya memantul, membalikkan badan, menghentakkan kaki, dan membanting tubuhnya ke tempat tidur. Semua bisa dilakukan dengan mulus sehingga layak dinyatakan lulus ujian.

"Itu palsu (anti-seks)! Berita palsu!," ucapnya di akhir video.

 

Selain Daley dan McClenaghan, pemain tenis Australia Daria Saville dan Ellen Perez juga menguji batas tempat tidur dengan melakukan beberapa pose latihan, seperti resistance band high knee, squat jump, step-up, dan bahkan worm. Nyatanya, tempat tidur tak goyah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bagi-bagi Kondom untuk Atlet Olimpiade Paris 2024

Ulasan Para Atlet soal Ranjang Kardus Anti-seks di Olimpiade Paris 2024: Cukup Kokoh, Kok
Kepala tempat tidur yang terbuat dari kardus. (dok. Instagram @tomdaley/https://www.instagram.com/p/C9uFX-ittTV/Dinny Mutiah)

Ulasan para atlet bertentangan dengan klaim pelari tim Amerika Serikat, Paul Chelimo, saat mengikuti ajang Olimpiade Tokyo 2021. Ia saat itu menyebut pemilihan tempat tidur karton 'bertujuan untuk menghindari keintiman di antara para atlet'.

Dia melanjutkan di X, "Tempat tidur akan mampu menahan beban satu orang untuk menghindari situasi di luar olahraga. Saya melihat tidak ada masalah bagi pelari jarak jauh, bahkan kami berempat pun bisa melakukannya😂."

Namun, ranjang kardus tersebut ternyata tidak terlalu menghalangi aktivitas seksual karena penyelenggara acara tahun ini menyediakan 300.000 kondom bagi para atlet yang tinggal di Perkampungan Olimpiade selama pertandingan musim panas. Kondom bertema Olimpiade bahkan disertakan dalam perlengkapan selamat datang, menurut video yang diunggah oleh pelaut Kanada Sarah Douglas.

Meskipun rumor mengenai tempat tidur kardus telah menjadi viral, pejabat Paris mengatakan kepada Reuters pada Mei 2024 bahwa pilihan material tersebut adalah untuk 'memastikan dampak lingkungan yang minimal dan kehidupan kedua untuk semua peralatan yang digunakan selama periode singkat Olimpiade'.


Ranjang Berukuran Lebih Kecil

Olimpiade - Ilustrasi Logo Olimpiade Paris 2024
Olimpiade - Ilustrasi Logo Olimpiade Paris 2024 (Bola.com/Adreanus Titus)

Sebelumnya, dikutip dari NY Post, Rabu, 15 Mei 2024, ranjang anti-seks telah tiba di Paris menjelang ajang olahraga empat tahunan itu dengan bahan dan ukurannya yang kecil. Dengan ukuran twin size, ranjang ini membuat atlet tidak bisa tidur bersama dengan orang lain. 

Ranjang tersebut dibuat oleh perusahaan Airweave, yang juga membuat produk sama untuk Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Menurut laporan Inside the Games, sustainability atau keberlanjutan jadi alasan pejabat Olimpiade untuk mengembalikan ranjang anti-seks tersebut ke tengah kompetisi. Kerangka ranjang terbuat dari bahan kardus yang dapat didaur ulang.

"Saya berharap upaya Paris 2024 untuk mengurangi dampaknya akan menunjukkan bahwa kita bisa melakukan berbagai hal secara berbeda," kata Georgina Grenon, Direktur Keunggulan Lingkungan Panitia Penyelenggara Olimpiade Paris 2024, dalam sebuah publikasi.

Namun, sepertinya tempat tidur karton tidak akan menghentikan para atlet Olympiade yang sedang bernafsu untuk beraktivitas seksual. Pihak panitia menjamin bahwa kualitas furnitur dari kardus telah diuji secara ketat untuk memastikan furnitur tersebut kuat, nyaman, dan sesuai untuk semua atlet yang akan menggunakannya, dan yang mencakup berbagai tipe tubuh.

 


Larangan Atlet Olimpiade Berhijab Tuai Kritik

FOTO: Istiqomah dengan Hijab, Prestasi dan Pesona Atlet Internasional ini Tetap Bersinar
Keberhasilan tersebut membuat Ibtihaj menjadi atlet wanita muslim-Amerika pertama yang mendapatkan medali di Olimpiade. Setelah kiprah apiknya tersebut, ia menjadi salah satu simbol terbaik melawan intoleransi yang dimiliki Amerika. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)

Di sisi lain, larangan mengenakan hijab bagi atlet Prancis di Olimpiade Paris 2024 dikritik mengungkap "kemunafikan diskriminatif" pemerintah negara itu. Juga, menunjukkan "kelemahan" Komite Olimpiade Internasional (IOC), kata Amnesty International, Selasa, 16 Juli 2024.

Dalam laporan baru berjudul "Kami tidak bisa bernapas lagi. Bahkan olahraga, kami tidak bisa melakukannya lagi," dikutip dari Middle East Eye, Kamis, 18 Juli 2024. Kelompok hak asasi manusia tersebut mengkaji dampak negatif larangan hijab terhadap perempuan dan anak perempuan Muslim di semua tingkat olahraga di Prancis. Laporan tersebut menemukan bahwa larangan hijab melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

Pada September 2023, Menteri Olahraga Perancis Amelie Oudea-Castera mengumumkan bahwa tidak ada anggota delegasi Perancis yang diizinkan berhijab selama Olimpiade. Acara multiolahraga internasional itu akan berlangsung di Paris pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.

"Perwakilan delegasi kami di tim Prancis tidak akan mengenakan hijab," kata Amelie. Ia menekankan, "keterikatan pemerintah pada rezim sekularisme yang diterapkan secara ketat di bidang olahraga." "Artinya, (kami) melarang segala bentuk proselitisme dan (menerapkan) netralitas mutlak dalam pelayanan publik," tambahnya.

Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya