Liputan6.com, Jakarta - Atlet para atletik Indonesia, Saptoyogo Purnomo, sukses meraih medali perak di Paralimpiade Paris 2024. Saptoyogo mencatatkan waktu 11,26 detik pada partai final nomor 100 meter putra klasifikasi T37, Sabtu, 31 Agustus 2024 pukul 01.00 dini hari WIB. Presiden Jokowi pun menyelamati pencapaian Saptoyogo Purnomo ini lewat akun Instagramnya, @jokowi pada Minggu (1/9/2024).
Kemenangan itu tentunya membanggakan sekaligus mengejutkan. Itu karena Saptoyogo sejatinya hanya dibebani target medali perunggu pada Paralimpiade 2024 atau sama yang dia dapatkan pada Paralimpiade Tokyo 2020 lalu. Perolehan itu sekaligus menjadi raihan medali pertama untuk Indonesia di ajang Paralimpiade 2024.
Baca Juga
Yang tak kalah mengharukan, keterbatasan fisik tak menjadi penghalang bagi Saptoyogo untuk meraih prestasi. Pria yang biasa disapa Sapto ini termasuk salah satu atlet difabel yang mengidap cerebral palsy, sebuah gangguan pada gerakan, otot, atau postur tubuh.
Advertisement
Melansir Antara, 12 Agustus 20222, kondisi tersebut membuat atlet asal Banyumas, Jawa Tengah itu punya kelemahan di tangan dan kaki sebelah kanan yang membuat gerakan tangan kanannya terlihat kaku dan tak seluwes orang pada umumnya.
Namun, pria 26 tahun itu juga tak pernah memilih dilahirkan dan tumbuh di tengah kondisi keterbatasan yang sempat membuatnya diolok-olok atau dibully teman sebayanya semasa kecil. Ia bahkan hampir tenggelam dengan cibiran kawan sebayanya, Sapto kemudian bangkit untuk membuktikan bahwa dirinya tidak pantas diremehkan, apalagi diolok-olok. , Ia memutuskan untuk berlatih olahraga dan memilih terjun di cabang olahraga atletik.
Pertama kali Sapto berlatih sprint (lari jarak pendek) pada usia 16 tahun, ketika masih duduk di kelas 1 sekolah menengah kejuruan (SMK) yang ditekuninya dan kemudian membawanya ke jenjang pelatnas. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, ia justru mampu membuktikan kemampuannya yang menonjol, yakni di bidang olahraga yang membuatnya merengkuh prestasi gemilang.
=
Deretan Prestasi Mengesankan Saptoyogo
Prestasi demi prestasi itu pula yang kemudian membuat para pengoloknya semasa kecil tersadar bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang meraih prestasi. Bergelut di cabang para-atletik, pria kelahiran 17 September 1998 itu terus melejit dengan sederet prestasi di berbagai kejuaraan, baik nasional maupun internasional.
Pada ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 di Bandung, Sapto langsung meraup lima medali emas untuk lima nomor yang diikutinya. Kelima nomor tersebut, yakni lari 100 meter, lari 200 meter, lari estafet 4x100 meter, lari estafet 4x400 meter, dan lompat jauh.
Di kompetisi atletik ASEAN Para Games 2017 yang berlangsung di Malaysia, Sapto pun berhasil menggondol dua medali emas dari nomor lari 100 meter dan 200 meter, serta perak dari lompat jauh. Setahun berselang, Sapto kembali memborong sekaligus dua medali emas pada Asian Para Games 2018 di Jakarta, yakni pada nomor lari 100 meter T37 putra dan lari 200 meter T37 putra.
Bukan itu saja, Sapto juga telah membuktikan prestasinya di ajang Asian Youth Para Games 2017 Dubai dengan merebut dua medali perak dan satu emas pada World Para Atletik di China 2018. Deretan prestasi itu termasuk mengagumkan, karena belum tentu orang-orang dengan kondisi fisiknya jauh lebih sempurna bisa seperti Sapto yang telah mengharumkan nama bangsa.
Dengan keterbatasannya, Sapto dan juga para atlet Indonesia lainnya di Paralimpiade 2024 tetap bersemangat berjuang untuk mengharumkan nama bangsa. Keterbatasan tak boleh membatasi diri, membatasi berbagai ruang gerak apalagi memupus optimisme untuk meraih prestasi.
Advertisement
Sapto Sempat Down Sebelum Final Paralimpiade 2024
Saat dipastikan meraih medali perak di Paralimpiade 2024, Saptoyogo tak bisa menutupi rasa bahagianya usai mendapatkan medali perak di Paralimpiade Paris 2024. Padahal, sang atlet sejatinya sempat down sebelum melakoni partai final di Stade de France.
"Sempat down karena ada lawan-lawan yang baru dan saya tidak tahu catatan waktu terbaik mereka, tetapi saya menguatkan tekad untuk harus melakukan yang terbaik agar bisa meraih medali ini," kata Saptoyogo usai pertandingan.
Hujan yang mengguyur Stade de France juga sempat membuatnya khawatir. Pasalnya untuk, klasifikasi T37, turunnya hujan akan membuat udara menjadi dingin, sheingga mempengaruhi kinerja otot tangan maupun kaki.
"Saya tidak menyangka bisa pecah rekor pribadi karena situasinya hujan. Saat hujan bisa tidak maksimal karena bisa mempengaruhi otot di kaki atau tangan. Jadi saya hanya optimis untuk meraih medali," sambung Sapto.
Dikutip dari kanal Bola Liputan6.com, Minggu (1/9/2024), raihan medali perak ini menjadi kado tambahan bagi istri Saptoyogo yang sedang hamil empat bulan. Sang atlet pun langsung menghubungi istrinya yang menyaksikan jalannya partai final melalui live streaming.
Kado Saptoyogo untuk Istri
"Untuk istri, terima kasih telah mendukung saya dan selalu memotivasi saya. Semoga ini bukan momen terakhir untuk mendapatkan medali. Ini harus berkelanjutan untuk mendapatkan medali," kata Saptoyogo.
Sementara itu, pelatih para atletik Indonesia, Purwo Adi Sanyoto, mengapresiasi keberhasilan Saptoyogo Purnomo meraih medali perak di Paralimpiade 2024 Paris. Pasalnya raihan tersebut sudah melampaui target yang ditetapkan pada anak asuhnya dalam ajang edisi ini.
"Di para atletik, kita menargetkan medali perunggu, tetapi Alhamdulillah hari ini lewat Saptoyogo bisa meraih medali perak dan memecahkan rekor Asia atas nama Saptoyogo sendiri di Asian Para Games Hangzhou," ucap Purwo Adi Sanyoto. Purwo Adi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan program latihan yang diberikan Kemenpora, ketua umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Senny Marbun serta Chef de Mission (CdM), Reda Manthovani.
Adapun Saptoyogo Purnomo sendiri masih akan turun pada nomor pertandingan 200 meter putra klasifiksi T37. Namun, persaingan berebut medali bakal jauh lebih ketat dengan hadirnya atlet-atlet yang punya spesialisasi nomor pertandingan 200 meter.
Advertisement