Liputan6.com, Jakarta - Air New Zealand sedang mengembangkan penerbangan dengan AI di masa depan. Lewat teknologi AI, berhasil terungkap makanan pesawat yang tidak disukai penumpang dan tempat tidur susun akan ditambahkan pada kelas ekonomi.
Kepala Bagian Pelanggan dan Penjualan maskapai, Leanne Geraghty, berbincang dengan news.com.au di CAPA Airline Leader Summit di Brisbane. Perbincangan itu membahas tentang rencana terbang akan berubah bagi pelanggan dalam waktu dekat.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari news.com.au, Sabtu, 17 September 2024, maskapai Selandia Baru sempat bergulat dengan gangguan pada operasinya, dan beberapa pesawat tidak beroperasi. Hal tersebut disebabkan adanya permasalahan mesin buatan Rolls-Royce dan Pratt & Whitney, namun maskapai itu tetap fokus pada inovasi.
Advertisement
Perubahan akan segera dibuat oleh maskapai penerbangan pada menu makanan, sehingga mempermudah pelancong dalam menentukan pilihan yang diinginkan. Selama uji coba yang dimulai tahun lalu, terdapat 30.000 foto nampan makanan diambil dari penerbangan Los Angeles dan Hong Kong untuk mendokumentasikan sampah makanan.
"Kemudian kami menggunakan AI untuk menganalisisnya sehingga benar-benar memberi tahu kami apa yang tidak tersentuh, berapa banyak barang tertentu yang benar-benar dikonsumsi, apa yang dikonsumsi sepenuhnya, dan kemudian kami menggunakan untuk menambah wawasan tentang apa yang dimakan atau tidak dimakan pelanggan," kata Leanne Geraghty, Kepala Bagian Pelanggan dan Penjualan di Air New Zealand.
Geraghty menyampaikan perubahan penerbangan akan segera dilakukan untuk membuang bahan-bahan yang tidak populer. Dia menekankan bahwa proses tersebut tidak hanya membantu menyediakan produk yang diinginkan pelanggan, tetapi juga membawa manfaat dari perspektif limbah.
Check-in dengan Cara Baru
Air New Zealand yakin bahwa teknologi saat ini sudah ketinggalan zaman. Check-in mandiri di bandara mungkin masih dianggap inovatif, namun bukanlah hal baru bagi para pelancong Australia dan Selandia Baru.
"Air New Zealand adalah yang pertama kali memperkenalkan kios check-in mandiri di masa lalu. Baru-baru ini kami mengerjakan apa yang kami sebut kios generasi berikutnya dan pengembangannya," kata Geraghty.
Awal bulan ini, dilakukan pengujian konsep penerbangan di Bandara Auckland untuk mengumpulkan umpan balik yang akan menjadi bahan pengembangan dan desain teknologi tersebut. Geraghty mengakui bahwa kios generasi berikutnya yang baru "jauh lebih cepat" dan lebih kecil.
"Ada sejumlah fungsi yang terjadi satu per satu di kios saat ini yang ingin kami jalankan secara paralel untuk menghemat waktu, seluruh usulan pemindaian berbeda, Anda harus memindai paspor, karena kami melakukannya dengan cara berbeda," katanya Geraghty.
Meskipun Geraghty menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk memberikan indikasi kapan kios baru akan diluncurkan karena melihat banyaknya penyempurnaan yang harus dilakukan, dia tetap yakin dan semangat terhadap perkembangan tersebut serta mendorong kami untuk terus mengikuti perkembangan ini.
Advertisement
Tempat Tidur Susun di Kelas Ekonomi
Tidak hanya check-in dengan cara baru, tempat tidur susun juga akan dikembangkan di kelas ekonomi. Skynest sebagai tempat tidur rak susun pesawat Air New Zealand, dapat dipesan oleh siapa pun dan untuk slot waktu selama empat jam.
Tempat tidur susun akan disediakan di pesawat Boeing 787 Dreamliner baru milik maskapai, dan tiba pada akhir 2025. Fasilitas tersebut menjadi pertama kali terlihat pada rute penerbangan dari Auckland ke New York.
"Kami secara khusus memilih rute tersebut karena itu adalah rute penerbangan terpanjang kami dan orang-orang mengatakan kepada kami bahwa mereka ingin tiba dengan baik dan beristirahat dengan cukup di tempat tujuan, jadi itu adalah yang sempurna untuk diluncurkan," kata Geraghty.
Skynest akan menjadi produk tambahan yang harus dibeli penumpang sebelum penerbangan mereka. Pembelian akan disediakan dalam penerbangan, tetapi akan menjadi tahap berikutnya. Ibu Geraghty menyampaikan bahwa mengenai harga belum ditentukan, kemungkinan akan berada di kisaran 500 USD (Rp7.500.000).
"Setelah empat jam, kru akan membangunkan Anda dengan lembut jika Anda belum bangun dan beristirahat selama 30 menit untuk mengatur ulang, menyegarkan semua seprai, dan orang berikutnya akan datang," jelasnya.
Wi-Fi pada Penerbangan Domestik
Air New Zealand telah menyediakan Wi-Fi pada layanan internasional jarak jauh selama sekitar tujuh tahun, tetapi tidak menyediakan Wi-Fi pada penerbangan domestik. Geraghty menyampaikan bahwa penggunaan satelit pada layanan jarak jauh “sangat menantang” pada layanan domestik.
Akses Wi-Fi di pesawat menjadi hal penting bagi penumpang sehingga perlu diterapkan. Sejumlah maskapai internasional telah memfasilitasi layanan WiFi pada pesawatnya.
Tetapi saat Anda menggunakan Wi-FI harus selalu waspada. Berdasarkan hasil survey dari Norton Cyber Security Insight Report 2016, 26 persen responden di Indonesia mengakui mereka terbiasa menggunakan Wi-Fi gratisan untuk mengakses email, mengirim dokumen, dan mengakses media sosial.
Pengguna sering tidak sadar bahwa Wi-Fi gratisan berpotensi jadi alat melakukan serangan siber. Security Advocate, Consumer Business Unit Symantec juga melihat bahwa konsumen sering kali terlalu berpuas diri ketika terhubung ke Wi-Fi publik, mereka begitu yakin tidak akan terjadi hal buruk yang datang.
Advertisement