Liputan6.com, Jakarta - Rumah tangga Raffi Ahmad dan Nagita Slavina tidak pernah lepas dari sorotan. Kini, pernikahan pasangan suami istri itu disebut bisa menjadi contoh "Marriage is Not Scary," yang sepertinya dibuat untuk menepis anggapan "Marriage Is Scary."
Setidaknya itu menurut akun TikTok @pustakakisah24. Ia menyertakan potongan video yang dianggap bisa menguatkan opini tersebut. "POV: Marriage is (not) scary," tulis keterangan unggahan yang dibagikan Rabu, 20 November 2024.
Baca Juga
Video tersebut terdiri dari kolase beberapa momen harmonis Raffi dan Nagita selama menikah. Klip dibuka dengan adegan Raffi melakukan challenge untuk konten media sosial.
Advertisement
Berikutnya, ditampilkan momen ketika pria 37 tahun itu tidak ragu mencium sang istri di tengah keramaian. Ada juga video-video yang menunjukkan momen mesra keduanya di berbagai kesempatan.
Rekaman ditutup dengan momen Raffi mengecup kening sang istri jelang pertandingan tenis. Rangkuman momen tersebut dinilai bisa jadi contoh bahwa menikah tidak menyeramkan, seperti yang dinarasikan kebanyakan orang melalui ungkapan "pernikahan itu menakutkan."
"Pernikahan akan menyenangkan jika dengan orang yang tepat," tulis akun tersebut melengkapi videonya. Anggapan bahwa Raffi Ahmad dan Nagita Slavina bisa jadi contoh "Marriage is Not Scary," menuai banyak komentar warganet.
Mereka menuliskan berbagai anggapan terkait perjalanan pernikahan Raffi Ahmad. "Kuncinya cuma satu, nikahin orang yang mencintaimu," komentar seorang warganet. "Dia pernah scary, tapi Gigi (Nagita Slavina) sabar banget," sahut yang lain.
Pernah Scary Tapi Jadi Lebih Baik
"The real kesabaran dibalas perubahan (lebih baik)," kata warganet lain. "Setiap pernikahan itu ada "scary" nya, ga ada pernikahan yg mulus2 aja. Tp setiap org punya batas toleransi "scary" yg berbeda2," tulis seorang pengguna.
Sebenarnya tidak hanya Raffi dan Gigi, pemilik akun juga membagikan unggahan tiga pasangan selebritas lain yang disebut cocok jadi contoh istilah "Marriage is Not Scary." Mereka adalah Felicya Angelista-Caesar Hito, Dhini Aminarti-Dimas Seto, dan Hanggini-Luthfi Aulia.
Beberapa bulan lalu, istilah "Marriage Is Scary" sempat mengambil alih FYP TikTok. Tren yang terjemahan secara harfiahnya berarti "Pernikahan Itu Menakutkan" tersebut mengungkap alasan sejumlah pengguna perempuan enggan mengikat diri dalam janji sehidup semati dengan pasangan.
Unggahan biasanya dimulai dengan "Marriage Is Scary," disambung, "What If (bagaimana jika)," sebelum membeberkan alasan pribadi seseorang takut menikah. Ada yang khawatir pasangannya tidak bisa jadi pembela abadi di depan keluarga, sementara tidak sedikit pula yang takut punya suami dengan preferensi berbeda.
Advertisement
Berbagi Kesenangan Setelah Menikah
Preferensi di sini kebanyakan terkait keseharian, seperti menganggap skincare dan makeup tidak penting, sampai tanggung jawab mengurus anak yang tidak seimbang. "Denger dari sebelum-sebelumnya, cowok red flags keliatan setelah nikah karena sebelum nikah dia pinter nutup-nutupin," sebut seorang pengguna TikTok.
Sebagai tandingan, sebenarnya tidak sedikit pula warganet yang berbagi kesenangan setelah menikah. "Menikah itu emang menakutkan, tapi kalo dijalanin sama orang yang tepat, pasti tetep bisa dilewatin. Penting buat skrining di awal dan ga buru-buru nikah karena umur atau tuntutan dari luar," menurut seorang TikToker.
Nyatanya, pernyataan takut menikah tidak semata jadi narasi media sosial yang terlupa dalam beberapa waktu. Isu tersebut telah diulas banyak publikasi dunia, terutama di negara-negara dengan tingkat kelahiran bayi yang menurun, karena kian sedikit orang memutuskan menikah, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
Anak Muda Enggan Menikah
Tahun lalu, New York Times menerbitkan artikel yang mengulas alasan anak-anak muda di China enggan menikah. Melansir situs webnya, Rabu, 14 Agustus 2024, disebutkan bahwa tiga tahun terakhir merupakan "waktu yang brutal" bagi kalangan dewasa muda di Tiongkok.
Angka pengangguran melonjak di tengah gelombang PHK perusahaan. Pembatasan ketat akibat virus corona telah berakhir, tapi tidak dengan rasa ketidakpastian tentang masa depan yang ditimbulkan.
"Bagi banyak orang, kekacauan baru-baru ini jadi alasan lain untuk menunda keputusan penting dalam hidup (menikah), yang berkontribusi pada rekor terendah angka pernikahan dan mempersulit upaya pemerintah mencegah krisis demografi," tulis outlet tersebut.
Melihat meningkatnya PHK, seorang pekerja teknologi yang telah lama bersikap ambivalen tentang pernikahan, Grace Zhang bertanya-tanya apakah pekerjaannya cukup aman untuk menghidupi keluarga di masa depan. Ia punya pacar, tapi tidak berencana menikah, meski ayahnya sering menasihatinya bahwa sudah waktunya untuk ia berumah tangga.
"Ketidakstabilan seperti ini dalam hidup akan membuat orang semakin takut membuat perubahan besar dalam hidupnya," katanya.
Advertisement