Liputan6.com, Jakarta - PARQ Ubud atau yang dikenal sebagai 'Kampung Rusia' di Jalan Sriwedari, Tegallalang, Ubud, Gianyar, Bali, ditutup oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar pada Senin, 20 Januari 2025. Penutupan itu dilakukan karena PARQ Ubud yang banyak dihuni turis asing dari Rusia itu dianggap melanggar beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar.
Penghentian kegiatan berusaha dan penutupan tempat usaha PARQ Ubud berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 285/E-09/HK/2025. Dalam Keputusan tersebut, juga diminta kepada pemilik dan/atau penanggung jawab usaha untuk menutup usahanya.
Advertisement
Dilansir dari laman resmi Pemkab Gianyar, Senin, 20 Januari 2025, untuk menegakkan perda atau Keputusan Bupati, Bupati Gianyar mengeluarkan Surat Perintah Bupati Gianyar Nomor 300/0189/POLDAM kepada I Made Watha selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Gianyar.
Advertisement
I Made Watha ditugaskan untuk melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap pelaksanaan Keputusan Bupati Gianyar tentang penghentian kegiatan berusaha dan penutupan tempat usaha PARQ Ubud Bali.
Pemberhentian kegiatan berusaha dan penutupan tempat usaha PARQ Ubud karena tidak sesuai dengan ketentuan pasal 19 ayat 3 pada Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar no 15 Tahun 2015 Tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar no 2 tahun 2022 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko.
Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Gianyar, I Ketut Pasek Lanang Sadia mengatakan, tindakan penutupan telah berdasarkan hukum yang ada khususnya peraturan daerah kabupaten Gianyar. "Penutupan dilakukan sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar, dan telah melalui beberapa tahapan," ujarnya.
Video penutupan PARQ Ubud oleh Satpol PP Gianyar tersebut ramai beredar di media sosial. Berdasarkan video yang beredar, salah satunya di akun X (diulunya Twitter) @anamazingbali pada Selasa (21/1/2025), penyegelan usaha akomodasi itu sempat diwarnai kericuhan.
Â
Adu Argumen di Penutupan Kampung Rusia di Ubud
Unggahan tersebut menuliskan, keputusan penutupan ini tidak lepas dari kontroversi yang sudah berlangsung sejak November 2024, ketika Pemkab Gianyar sempat menutup sementara tempat ini. Namun hingga awal 2025, pihak pengelola belum juga memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Proses penutupan ini sempat memanas. Beberapa pihak yang diduga pengelola PARQ Ubud mencoba menghalangi petugas dengan adu argumen. Namun, tim gabungan dari Pemkab Gianyar tetap melaksanakan tugas mereka dengan pengamanan ketat. Unggahan itu pun mendapat beragam komentar dari warganet.
"Manajemen PARQ kan masih ada. Semua yang terkait pembangunan dan operasional properti menjadi tanggung jawab mereka," komentar seorang warganet.
"Jika membaca berita, ada anomali dengan aturan daerah, di mana tempat itu berdiri di lahan sawah yang tidak diperbolehkan ada bangunan, di paragraf kedua , mereka tidak melakukan kelengkapan ijin. Nah pertanyaannya kalau awal sudah menyalahi aturan kenapa harus melengkapi ijin?"Â tulis warganet lain.
"Yes...masyarakat Bali khususnya dan warga Negara Indonesia HARUS berkuasa di negerinya sendiri,"Â sahut yang lain.
"Semoga beneran tutup. Bukan ganti nama lalu buka lagi," sebut pengguna yang lain.
"Yang beginian mungkin masih ada lagi - kalau gak liu ade puk Saatnya sikap tegas akan rules & regulations ditegakkan. Jangan takut sama kibasan uang dan arahan pusat yang sering egoistik nan ngawur," tutur warganet yang lain.
Â
Advertisement
Warga Lokal di PARQ Ubud
Pada pertengahan tahun lalu, sebagian warga lokal di Ubud Bali dituding mendiskriminasikan turis lokal dan lebih mengutamnakan para warga negara asing (WNA) juga jadi sorotan. Hal itu diduga terjadi di sebuah kawasaan wisata di Parq Ubud dan dibagikan akun Instagram @chrisgiacobbecomedy dan akun politisi serta desainer sepatu asal Bali, Ni Luh Djelantik, Minggu, 7 Juli 2024.
Unggahan itu menceritakan pengalaman seorang turis lokal saat berkunjung untuk makam siang di PARQ Ubud bersama seorang teman yang juga wisatawan nasional. Ketika hendak memarkirkan motor di tempat parkir khusus motor, mereka tiba-tiba dihampiri dua orang petugas parkir yang sepertinya merupakan warga setempat.
Dua petugas itu disebut menanyakan tujuan datang ke tempat itu dengan nada suara tinggi seperti sedang marah-marah. Kedua orang itu ternyata tidak diperbolehkan parkir di tempat yang disebut "khusus untuk turis asing." Mereka pun kebingungan dan menanyakan tempat parkir motor lain di kawasan tersebut, tapi tidak mendapat jawaban yang jelas.
Namun saat kedua orang itu mengatakan mau makan siang di restoran tersebut, sikap kedua petugas parkir berubah, dan memberi izin untuk parkir di sana. Meski begitu, kedua orang itu tetap sakit hati karena merasa diremehkan dan diperlakukan dengan kasar oleh petugas parkir.
Â
Tidak Ramah pada Turis Lokal
Namun saat kedua orang itu mengatakan mau makan siang di restoran tersebut, sikap kedua petugas parkir berubah, dan memberi izin untuk parkir di sana. Meski begitu, kedua orang itu tetap sakit hati karena merasa diremehkan dan diperlakukan dengan kasar oleh petugas parkir.
Mereka mendapati pengalaman serupa dari pengunjung lokal lain yang merasa didiskriminasi dan menuliskannya dalam ulasan restoran di kawasan PARQ Ubud di Google. "Kami sudah melihat banyak pengalaman serupa yang dialami turis lokal dalam review di Google, tapi sampai saat ini belum ada perubahan sikap dari mereka," tulis unggahan berbahasa Inggris tersebut.
Turis lokal lain bernama Bonita Panjaitan juga menuliskan pengalaman mendapat perlakuan kurang menyenangkan di tempat wisata tersebut di Google Review. Ia menuliskan tidak akan datang ke tempat itu lagi karena sangat tidak ramah pada turis maupun warga Bali.
Energinya negatif dan para turis Rusia di tempat itu juga arogan dan tidak bersahabat. Tempat ini hanya menerima orang-orang tertentu saja. Ini sangat mengecewakan bagi Ubud," tulisnya.Beberapa warganet lain juga menceritakan pengalaman serupa. Mereka harus mencari tempat parkir lain karena ada tempat parkir motor khusus turis asing.
Â
Advertisement