Thailand Berambisi Susul Singapura Jadi Tuan Rumah Formula 1 pada 2027, Sodorkan Area Chatuchak Bangkok Jadi Sirkuit Balap

Pemerintah Thailand menegaskan ambisinya menjadi tuan rumah balapan Formula 1 di jantung kota Bangkok pada 2027. Mereka ingin menggelarnya di jalanan kota seperti yang dilakukan Singapura.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 23 Jan 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 09:00 WIB
Pasar Akhir Pekan Chatuchak
Para pelanggan berbelanja di Pasar Akhir Pekan Chatuchak di Bangkok, pada 9 Mei 2020. Pasar akhir pekan terbesar di Thailand ini kembali dibuka untuk hari pertama pada Sabtu (9/5) dengan sejumlah langkah ketat demi mengatasi pandemi COVID-19. (Xinhua/Zhang Keren)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ambisi Thailand untuk menjadi tuan rumah Formula 1 bukan hanya angan. Mereka sudah ambil ancang-ancang menyiapkan Jalan Vibhavadi Rangsit yang ramai di ibu kota Bangkok sebagai lokasi sirkuit berkecepatan tinggi untuk balap mobil bergengsi itu.

Gubernur Otoritas Olahraga Thailand, Kongsak Yodmanee pada minggu lalu menggelar diskusi untuk membahas rencana tersebut. Mereka mengeksplorasi rute potensial sekaligus membahas solusi terkait tantangan yang akan dihadapi dalam menyelenggarakan acara besar tersebut. 

Jalan Vibhavadi Rangsit pun dipilih menjawab kabar yang menyebutkan bahwa komite kerja telah menunjuk area Chatuchak yang dikenal karena pasar malamnya sebagai kandidat venue utama untuk Formula 1 (F1). Sirkuit sepanjang enam kilometer itu akan melewati tiga taman indah di distrik tersebut, menawarkan pengalaman untuk balapan.

Mengutip The Thaiger, Rabu, 22 Januari 2025, Thailand sebenarnya mengajukan lima lokasi sebagai bagian dari skema besar untuk meningkatkan pariwisata dan menempatkan negara itu di peta dunia sebagai destinasi global kelas atas. Selain area Chatuchak, ada  Bandara U-Tapao dan Eastern Aviation City di Rayong, Avenue Ratchadamnoen yang bersejarah, sekitar Stasiun Kereta Api Hua Lamphong yang terkenal di Bangkok, dan zona Mueang Thong Thani.

Namun, Chatuchak muncul sebagai yang terdepan, siap menjadi tuan rumah untuk ajang balapan F1. Tahap selanjutnya melibatkan pengajuan lokasi utama ini ke Fédération Internationale de l’Automobile, badan pengatur global olahraga ini, yang akan mengirimkan pejabat untuk mengevaluasi potensi situs tersebut.

 

Lebih Cepat dari Target Awal

Tempat Wisata di Bangkok
Ilustrasi Tempat Wisata di Bangkok (sumber: unsplash)... Selengkapnya

Jika semuanya berjalan sesuai rencana dan persetujuan diberikan, Thailand akan secara resmi mengajukan penawaran dengan keputusan penting diharapkan pada Januari 2025.

Visi pemerintah jelas: untuk menjadi tuan rumah balapan pada 2027, menarik diperkirakan 300.000 wisatawan dan meningkatkan pendapatan hingga 12 miliar baht. Hitung mundur untuk apa yang bisa menjadi hari balapan bersejarah di Bangkok telah dimulai secara resmi.

Dengan begitu, rencana tersebut lebih cepat dari target awal. Tahun lalu, mantan Perdana Menteri Srettha Thavisin yang dilengserkan mengumumkan rencana membangun sirkuit balap F1 di dekat Bandara U-Tapao di Provinsi Rayong dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Mantan perdana menteri Thailand ini berbagi visi ini setelah bertemu dengan eksekutif F1 di Milan.

Ia saat itu menekankan pentingnya acara olahraga internasional untuk meningkatkan pariwisata, menyatakan niat pemerintah agar Thailand menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia F1. Ia mengklaim delegasi tersebut menerima tanggapan yang baik dari Grup F1. "Saya yakin kami dan pihak penyelenggara sama-sama menginginkan hal ini terjadi. Saya yakin akan ada kabar baik dalam beberapa bulan," ucapnya.

 

Melirik Kesuksesan Singapura

Max Verstappen, F1 Singapura 2023
Pembalap Red Bull Honda, Max Verstappen untuk pertama kali tidak raih podium saat mengikuti F1 Singapura yang berlangsung di sirkuit Marina Bay pada 17 September 2023 (AFP)... Selengkapnya

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Perdana Menteri saat itu, Jakkaphon Tangsutthitham, Thailand dapat menciptakan lebih dari 1.000 lapangan kerja, dan nilai ekonomi lebih dari 4 miliar baht jika negara tersebut dapat memperoleh hak menjadi tuan rumah balapan F1, lapor Bangkok Post. Mereka melihat kesuksesan Singapura yang lebih dulu jadi tuan rumah F1 dan menghasilkan pendapatan dari pariwisata sebesar 2 miliar dolar AS atau hampir Rp24 triliun.

Pemerintahan Thavisin telah menetapkan target 80 juta kunjungan wisatawan pada 2027. Dengan menggelar grand prix di jalan-jalan Bangkok, diyakini akan menjadi katalis untuk mencapai jumlah tersebut, bersamaan dengan keringanan visa sementara bagi wisatawan dari India, China, Taiwan, dan Kazakhstan.

Kesuksesan Grand Prix Singapura sebelumnya sejak debutnya pada 2008 menjadi cetak biru untuk kemungkinan balapan di Bangkok. Digelar di tepi laut Marina Bay, sirkuit jalan raya ini menghasilkan tambahan pemasukan pariwisata sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp24 triliun, menurut pemerintah Singapura.

Diguncang Kasus Perdagangan Orang

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)... Selengkapnya

Di sisi lain, sektor pariwisata Thailand kembali diguncang masalah karena kasus perdagangan orang dengan korban merupakan wisatawan asing, termasuk China daratan dan Hong Kong. Mengutip The Thaiger, Kamis, 16 Januari 2025, Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee Ka-chui menyebut bahwa 28 warganya terjebak di luar negeri sejak pertengahan 2024. Baru 16 orang yang berhasil pulang dari jebakan rayuan manis pemberi kerja di kawasan Asia Tenggara. 

Untuk itu, pihaknya lewat Biro Keamanan telah mengirimkan satuan tugas ke Thailand. Delegasi yang dipimpin oleh Wakil Menteri Keamanan Michael Cheuk Hau-yip, mengadakan pertemuan maraton selama tiga jam pada Selasa, 14 Januari 2025, dengan Inspektur Jenderal Kepolisian Kerajaan Thailand Tatchai Pitaneelaboot dan pejabat pencegahan kejahatan lainnya.

Diskusi berfokus pada penyelidikan bersama dan strategi untuk membantu 12 korban yang tersisa yang diyakini masih ditahan. Satuan tugas juga mengunjungi biro polisi pariwisata setempat dan Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand untuk membahas langkah-langkah untuk melindungi wisatawan.

Thailand pun meresponsnya dengan membentuk Pusat Operasi Keselamatan Wisatawan (TCOC). Inisiatif ini mengoordinasikan kepolisian di seluruh negeri dan mengintegrasikan aplikasi seluler yang baru diluncurkan, Thailand Tourist Police, yang memungkinkan wisatawan untuk melaporkan keadaan darurat, mengirim detail lokasi, dan mengakses bantuan 24 jam dalam delapan bahasa.

 

Infografis PM Thailand Srettha Thavisin Dicopot Akibat Langgar Konstitusi. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis PM Thailand Srettha Thavisin Dicopot Akibat Langgar Konstitusi. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya